Bab 33

1555 Words

Kuambil kertas putih bertuliskan tangan yang Mas Iqbal tinggalkan. Segera k****a dengan hati menerka-nerka. Kenapa harus pakai surat-suratan segala? Adakah hal yang begitu rahasia yang dan penting sampai-sampai dia harus menulis surat ini dan tak membangunkanku? Perlahan k****a. [Maaf gak bangunin kamu, Va. Mas anter Kenzo dulu ke bandara. Awalnya mau dianter Papa, tapi dia sakit perut. Mas segera pulang kok.] Kenzo ke bandara? Oh berarti memang koper-koper yang semalam itu memang miliknya? Mau ke mana dia sampai-sampai sepagi ini harus sudah pergi. Ya sudahlah, mau dikata apa lagi? Mas Iqbalnya juga sudah pergi. Aku bergegas turun dan merapikan tempat tidur. Senyum terkulum ketika melihat bantal di mana kami tadi malam berada dalam jarak yang begitu dekat. Aku menggelengkan kepal

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD