Mas kawinnya botol s**u

943 Words
"Ayap itu bakalan nikah sama gue. Mas kawinnya botol s**u berkualitas. Dia itu pangeran botol s**u gue." SRI DAN YULI mendekati Ondeng dengan terburu-buru. Sedangkan Ondeng berusaha menjauhi mereka karena dia pikir pembahasan akan selalu sama saja. Dia bosan mendengar Ayap yang selalu menjadi trending topic di mulut-mulut mereka seolah tak ada hal menarik lain lagi yang bisa dibicarakan. "Ndeng, tungguin kita, dong!" Seru Sri yang berlari-lari kecil di belakang Ondeng. "Emangnya lo nggak mau ikut kita ke kantin apa?" "Nggak. Gue nggak lapar." Teriak Ondeng berbohong. Setidaknya dia akan lebih nyaman makan seorang diri ketimbang harus mendengarkan ocehan mereka yang melulu tentang si pangeran botol s**u itu. Cowok yang selalu wangi minyak kayu putih khas bayi tak masuk dalam kriteria cowok idamannya. Dengan cepat Sri dan Yuli berlari menghampiri Ondeng dan menangkap kedua lengan kurusnya. Saat mereka rasa Ondeng sudah tak berdaya untuk melangkah lagi, Yuli menyemprot. "Lo kenapa, sih, Ndeng? Kita ini sahabat lo dari SD. Masa' lo ngambek tanpa sebab begitu. Kasih tahu, dong, salah kita apaan!" Ondeng menghempaskan kedua tangannya sehingga rengkuhan mereka terlepas seketika. Dia tahu mereka tak mungkin menyakiti lengannya dengan rengkuhan kuat. Wajahnya cemberut dan melirik wajah sahabatnya itu satu per satu. "Kalian nggak nyadar salah kalian apa?" Pekik Ondeng kesal. Sri dan Yuli menggeleng manja, lalu bersama-sama menyahut, "Nggak." "Semenjak kalian kenal sama Ayap, cowok yang kalian juluki pangeran botol s**u dan pangeran kayu putih itu, gue udah ngerasa kalau persahabatan kita mulai renggang," ungkap Ondeng berapi-api. "Gue heran sama kalian, ya. Cowok di dunia ini itu banyak. Kenapa kalian musti suka sama cowok model begitu, sih? Mana ada cowok yang tiap hari bawaannya dot bayi, botol s**u sama minyak kayu putih. Sadar woy, sadar!" Sri merespon. "Ndeng, hampir semua cewek di sekolah kita ini suka sama Ayap. Justru keanehannya itu yang membawa aura tersendiri bagi kaum hawa. Lagian dia itu, kan, cakep dan keren banget. Lo ini cewek atau bukan, sih?" Sri mengungkapkan semua itu dengan tatapan yang seolah menerawang jauh dan pikiran hanya tertuju pada wajah ganteng Ayap. Yuli punya pendapat. Tingkah lakunya mirip seperti Sri. Bahkan dia sampai memakai isyarat tangan untuk mengekspresikan kekagumannya terhadap Ayap. "Gue mau, deh, ngelakuin apa aja asalkan bisa jadi kekasihnya Ayap. Bersihin botol susunya tiap hari selama setahun juga gue mau. Ayap itu, Ya Allah, makhluk Tuhan paling keren yang pernah gue lihat, paling cool, paling okelah pokoknya. Kalau gue sampe bisa nikah sama Ayap, gue berencana mau beliin dia minyak kayu putih satu dus, biar gue bisa nyium-nyiumin aroma tubuhnya yang khas itu terus." Ondeng malah memasang tampang jijik, tapi Sri kemudian menyela ketika Ondeng hendak menanggapi. "Eh, Yul, Ayap itu bakalan nikah sama gue. Mas kawinnya botol s**u berkualitas. Dia itu pangeran botol s**u gue. Enak aja lo mau ngerebut dia." Ondeng malah terdiam. Yuli membalas. "Pede banget lo bakal jadi istrinya Ayap. Masak bubur bayi aja lo nggak bisa. Mana ada bubur bayi dikasih micin sama minyak ikan. Hellow, mana mungkin Ayap mau sama lo. Ngaca!" Sri menunjuk-nunjuk wajah Yuli. "a***y lo! Daripada lo, ganti popok bayi aja nggak bisa. Masa' p****t bayi Tantenya dibalut pakai kain lap. Bayi itu dipopokin, g****k, bukan dilapin. Lo itu yang ngaca. Mana mau Ayap sama cewek yang nggak becus ngurus anak kayak lo." "Udah, udah, stop!" Ondeng menyela dengan teriakan keras. "Bener-bener, ya, di otak kalian itu cuma ada Ayap, Ayap dan Ayap doang. Sekarang gini aja, gue kasih pilihan. Lo masih mau sahabatan sama gue atau mau pilih si pangeran popok bayi itu?" Sri dan Yuli mendadak tertegun. Apakah persahabatan yang sudah terjalin sejak lama ini akan rusak hanya karena kehadiran pangeran bayi itu? Namun Yuli berusaha meluruskan. "Ndeng, ini beda perkara." Ondeng langsung menyambar. "Beda perkara apanya?" "Persahabatan dan cinta itu beda, Ndeng, nggak boleh dicampur-adukkan. Semua cewek butuh cinta, tapi bukan berarti harus memilih mengabaikan persahabatan. Cinta, ya, cinta. Sahabat, ya, sahabat. Ibarat dimensi, nih, dua hal itu berada di dimensi yang beda." Yuli berusaha menjelaskan dengan sebijak mungkin. Sri sependapat. "Iya, Ndeng, itu benar. Walaupun kita selalu ngebahas tentang Ayap, kita tetap nggak lupa sama lo, kok." Ondeng tak yakin. "Jujur aja gue ngerasa risi kalian ngebahas Ayap mulu. Seharusnya itu kalian belain gue waktu Ayap nyumpel mulut gue pake dot bayi kemarin sore. Kalian malah terkagum-kagum sama dia. Heran gue. Apa itu yang namanya persahabatan?" Waktu Sri dan Yuli akan mengklarifikasi lagi, tiba-tiba satu sekolah heboh. Mereka kocar-kacir berlari ke arah belakang sekolah. Gemuruh suara mereka membuat tiga serangkai ini melongo dan terkejut. Mereka memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Kepada seorang siswi yang hendak melintasi mereka, Ondeng mencegatnya lalu bertanya, "Eh ada apa, sih? Kok tiba-tiba heboh bener! Dan lo mau kemana?" "Mau ke belakang ruang komputer, Kak," sahut siswi itu. Bahasa tubuhnya menggambarkan kalau dia ingin cepat-cepat mengunjungi tempat tersebut. "Ke belakang ruang komputer?" Ondeng heran. "Ngapain? Ada maling?" "Nggak, Kak, bukan. Barusan teman gue ngasih tahu kalau Kak Ayap, cowok paling keren di sekolah ini, berantem di sana. Pastiin sendiri aja, Kak, bener atau nggaknya. Gue mau ke sana duluan. Pengen lihat gimana aksi cowok idaman gue." Siswi itu pun berlari meninggalkan mereka. Sri langsung berkata. "Tuh, Ndeng, Adik kelas aja suka sama Ayap. Cuma lo, Ndeng, yang nggak suka sama dia di sekolah ini." Yuli bergegas, tak peduli dengan wajah Ondeng yang tampak kesal. "Udah, ah. Ayo kita ke sana! Gue nggak sabar pengen lihat kayak gimana, sih, kalo cowok pangeran botol s**u gue kelahi." Sri menambahkan. "Pasti kayak gitu cara dia ngelindungin gue nanti kalau gue resmi jadi kekasihnya." Mereka pun pergi. Ondeng juga mereka paksa untuk ikut. Namun dalam hati Ondeng bergumam, halah paling-paling kelahinya ala anak bayi. Ngomong-ngomong, kelahi ala anak bayi itu gimana, ya?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD