Riuh restoran ternama di jam makan siang memang sudah tidak aneh lagi. Beberapa obrolan dan suara bersahutan seakan tidak terdengar aneh dan sudah sewajarnya. Namun riuh ricuh dan suasana hangat yang disediakan pengelola restoran tampaknya tidak berhasil membantu mencairkan suasana hati Arafi yang kian tegang. Kurang dari sepuluh menit lagi, 'calon istrinya' akan datang seperti yang sudah mereka janjikan sebelumnya. Kemarin ditengah dirinya yang sudah siap terjun ke alam mimpi, sebuah dering ponsel yang berasal dari panggilan nomor asing menarik kembali dirinya untuk terjaga. Saat Arafi mengangkatnya, suara lembut namun terdengar tegas menyapa telinganya. Sebuah nama yang belakangan ia dengar dari Profesor Abrar tertangkap telinga. "Saya Nareswari, wanita yang akan jadi calon istri k

