bc

Bahagiaku bersamamu

book_age18+
11
FOLLOW
1K
READ
like
intro-logo
Blurb

ada apa dia kemari??

itulah yang ku pertanyakan saat pertama kali membuka pintu.

"Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Bu pak" ucapnya, setelah ku persilahkan masuk.

"silahkan duduk dahulu pak, bu, nak" ucap bapakku.

setelah ku lihat bapakku sudah duduk di ruang tamu aku segera bergegas ke dapur dan membawakan minum untuk tamu.

"oh iya ada keperluan apa kemari malam-malam ya "

tanya bapakku,

aku mulai menaruh nampan berisi minuman dan beberapa camilan di meja, lalu segera duduk disebelah ibuku.

"niat saya kemari bersama kedua orang tua saya, saya berniat untuk ingin mengenal lebih jauh syazea untuk menjadi pendamping hidup saya pak " ucapnya ditambah senyuman singkat dan tundukan hormat kepada kedua orang tuaku.

Deg, lemas rasanya aku makin salah tingkah setelah ibuku menyenggol ku dengan tangannya ditambah senyuman.

kedatangnya saja membuatku tak habis pikir, dan ditambah lagi dia secara langsung mengajakku untuk ta'aruf, apakah dia benar-benar seserius ini?

padahal aku hanya pernah bertemu dengannya 2 kali itupun saat penilangan dan penebusan motor.

niat ku ingin liburan menghilangkan penat belajar di kota, setelah sampai di desa aku kembali di ajukan berbagai pertanyaan.

***

bagaimana kelanjutan ceritanya??

JANGAN LUPA DUKUNGANNYA YA TEMAN-TEMANKU❤️.

VOTE DAN KOMEN MEMBUAT AKU SEMANGAT MENULIS.

TERIMAKASIH BANYAK BUAT KAMU YG BACA CERITAKU SEMOGA SUKA DAN BAHAGIA SELALU❤️

chap-preview
Free preview
hari melelahkan
"saat sudah ditakdirkan apapun akan terjadi" Udara sejuk dipagi hari membangunkan tidur nyenyakku, suara azan subuh masih terngiang - ngiang di telinga, tanda bahwa sang khaliq memanggilku segera mengahadapnya. Ku lihat jam masih menunjukkan pukul 04.10 wib tanda bahwa hari baru sudah dimulai. Aku terduduk dan mulai membaca doa bangun tidur “alhamdulillahillazi ahyana ba’dana amatana wailaihinnusyur aamiin”. Ku gerakkan tubuh ini untuk segera bergegas mandi dan wudhu di toilet umum rumah kos. Lorong kos mulai ku lewati, lampu di tempat kos ku tampak temaram, membuat suasana tampak sepi seperti malam hari. Kamar mandi masih sepi, biasanya kalau di sore hari perlu mengantri dahulu untuk bisa mandi dan buang air, karna disini hanya tersedia 2 buah kamar mandi. Ya, begitulah kamar kos yang bisa ku sewa demi mengirit pengeluaran. Basuhan demi basuhan air wudhu mengenai wajahku, membawa sensasi dingin yang mengagetkan. Segera kuselesaikan wudhu lalu kembali ke kamarku. Lantunan bacaan surah al-fatihah terdengar samar keluar dari mulut ku. *** Aku memilih gamis berwarna coklat berbahan ceruty dengan pashmina yang berwarna senada untuk kekampus dan sebuah ransel hitam berukuran sedang yang selalu kupakai. Aku mulai menyiapkan bekal seadanya begitu selesai berpakaian yaitu oseng tempe sisa kemarin dan tumis kangkung yang baru saja ku buat. Beginilah aku terbiasa membawa bekal kekampus agar tidak mengeluarkan biaya makan. Aku mulai berjalan ketempat parkir dimana motorku berada. Tempat parkir berada di belakang kamar kos agar motor tidak mudah di curi. Aku pernah mendengar bahwa dahulu tempat parkir berada didepan dan sering terjadi pencurian. “Astagfirullah” ucapku sesampainya dihadapan motor, “kenapa Sya?” Tanya Nida tiba-tiba dibelakangku yang juga sedang mengambil motor. “Aku lupa mengambil flasdisk ku Da” jawabku , “Aku permisi kembali ke kamar ya, hati-hati dijalan Nid” lanjutku, “ Iya Sya, duluannya. Assalamu’alaikum” ucap Nida kepadaku, “ Wa’alaikum salam” jawabku. Segera ku bergegas sambil sedikit berlari, padahal jarak kamarku dan tempat parkir hanya berjarak 40 meter tapi tetap saja ingin buru-buru sampai. Setelah kutemukan dimana flasdisk ku berada, aku segera kembali ketempat parkir. Hari ini aku ingin sekali cepat sampai ke tempat penerbit buku karna aku ingin menyerahkan flasdisk ini sesegera mungkin. Dalam hatiaku berdo’a semoga hasil tulisanku diterima kembali. Kesibukanku sehari hari adalah menulis dan berjualan online dan Alhamdulillah uang itu lebih dari cukup untuk menghidupi aku disini tepatnya di depok. Keluargaku semuanya tinggal di jawa, disini bisa dibilang aku merantau untuk kuliah semester 5 di salah satu universitas fav di Indonesia yaitu UI. Aku mengambil jurusan psikologi padahal aku sangat minat dengan bisnis, tapi entah mengapa aku malah memilih jurusan psikologi. Aku diterima di univ ini karna beasiswa. jadi aku tidak perlu membayar seperti orang lain yang mengambil jalur mandiri. Disini aku ingin segera bisa lulus ditahun ke 3 maka dari itu aku harus meningkatkan kualitas nilai akademikku. *** Sinar matahari mulai terasa hangat, kulihat jam tanganku menunjukkan pukul 07.00 pagi. Jalanan ramai pengendara motor dan mobil yang ingin segera sampai ketujuannya. Saut satuan bunyi klakson selalu terdengar setiap kali aku berangkat kuliah. Kulihat ada pemeriksaan mingguan atau bisa disebut juga penilangan sedang terjadi membuat jalanan tambah ramai. Ada banyak pengendara motor yang memutrar balik agar tidak terkena tilang. Suara istigfar terdengar dimana-mana karna lupa membawa sesuatu. “ Ayo mba mana SIM,STNK, dan KTP nya?” tanya seorang polisi tiba-tiba membuat lamunanku buyar. “Iya pak sebentar” Ucapku dan segera membuka ransel untuk menemukan dimana dompetku berada. Jantungku mulai berdegup kencang . “astagfirullah” ucapku samar. Kenapa lagi-lagi aku lupa membawa dompet. Tapi biasanya ini terjadi tidak saat ada penilangan. Dengan pasrah aku memberitahu kepada polisi itu, “Maaf pak saya lupa membawanya, semua ada di dompet saya yang tertinggal di kos-an” ucapku sambil memandangi sepatu pak polisi, lebih tepatnya menunduk bersalah. “yasudah KTP ada?” Tanya pak polisi sekali lagi ku jawab tidak ada karna semua itu satu set berada di dalam dompet. Ya , aku suka lupa membawa dompet karna memang aku jarang sekali membawa dompet dengan niat agar tidak tergiur untuk membelanjakan uangku untuk hal-hal yang kurang bermanfaat atau untuk nafsu belaka. “yasudah berarti mbaknya turun, motornya saya angkut nanti ambil di polsek” “Yah pak saya naik apa?” ucapku sambil melihat sekilas wajahnya dan kembali menunduk. “Ya saya tidak tahu, saya hanya menjalankan tugas. Mba bisa naik angkot kan?” “Bagaimana ya pak masalahnya tidak ada angkot yang melewati kampus saya” ucapku pasrah, aku tidak membawa uang sepersenpun dan hanya membawa bekal serta perlengkapan kuliah. Ntah bagaimana nasibku nanti saat ingin pulang jika tidak ada motor kesayanganku yang akan lunas sebulan lagi itu. “Memangnya mbak kuliah dimana?” Tanya nya kembali, “Di UI situ pak” jawabku sambil menunjuk arah tujuan. “Apa tidak ada teman atau saudara yang bisa dihubungi?” Tanya pak polisi itu kembali “ Tidak ada pak saya disini merantau dan teman kos saya beda universitas pak” Polisi itu mulai berfikir lama sambil melihatku dan bicara kepada polisi yang lebih tua darinya. Aku sedang sibuk dengan pikiranku sendiri, berfikir bagaimana aku pulang, blm lagi aku harus mampir ketempat penerbit buku dan memikirkan biaya tilang yang cukup untuk membayar uang bulanan kos-anku. Menyesal sepertinya sudah telat seharusnya aku lebih teliti dalam hal ini, karna bukan hanya uang puluhan yang aku keluarkan. Tetapi, ratusan ribu. Mencari uang yang aku alami adalah sangat susah, untuk sampai dititik ini saja aku membutuhkan waktu lebih dari 2 thn dahulu. pada saat awal-awal aku berbisnis, hanya satu dua pembeli saja yg ku hasilkan. Dan Alhamdulillah saat ini sudah banyak dan dapat memenuhi keseharianku di kota. Tapi tetap saja karna aku pernah merasakan susahnya mencari uang aku sangat hati-hati dalam membelanjakan uangku. Aku melirik kembali dimana pak polisi itu sedang berbicara. Aku menghampirinya. Aku memutruskan untuk jalan kaki saja karna jaraknya tinggal 2 km lagi kupikir aku bisa sampai dalam waktu 30 menit jika berjalan cepat. Dahulu saat aku SMA di jawa sekolahku juga jauh dari rumah jadi cukup mudah bagiku. Dan saat pulang nanti biarlah aku pikirkan nanti saja. “ Permisi pak saya mau minta surat tilangnya pak buat nanti ambil motor ke polsek” ucapku sambil melihat kedua pak polisi dihadapanku. “Lalu, nanti mbak bagaimana kuliahnya?” Tanya pak polisi yang tadi menilangku, “Mudah pak jalan kaki saja, yang penting tahu jalan mah mudah pak” Ucapku, "Ini ya mba surat tilangnya" ucapnya "Baik pak, terimakasih pak maaf ya pak saya melanggar aturan " ucapku sopan dan langsung segera berjalan menjauhi tempat penilangan itu. Udara pagi mulai berganti panas, sang mentari mulai bergerak, kulihat jam sudah menunjukkan pukul 07.40 WIB. Tak terasa ternyata aku telah menghabiskan waktu hampir se jam hanya untuk penilangan. Langkahku makin ku percepat karna pukul 9.00 WIB mata pelajaran sudah dimulai. Ini sudah pukul 08.00 sisa waktuku hanya sejam lagi, kuputuskan untuk membatalkan ke penerbitan buku karna yang terpenting adalah aku harus sudah di kampus sebelum pukul 09.00. Aku merasa ada motor polisi yg menghampiriku dari belakang karna takut terserempet aku segera minggir ke kiri jalan khusus pejalan kaki. " Permisi mba, ayo saya antar saja agar tidak telat sampainya, " Aku menoleh ke arah sumber suara itu, ternyata pak polisi yang tadi menilangku. Aku berfikir sejenak menimbang-nimbang tawaran pak pol, kupikir mungkin tak apa lah lagian hanya sekali ini saja dan karna memang tidak ada pilihan lain. "Ayo mba gausah difikirkan cepat naik saya ada urusan juga soalnya," ucapnya Aku segera naik dengan hati-hati. Karna gamisku panjang akhirnya aku memutuskan untuk duduk menyamping. Karna aku tak terbiasa dibonceng laki-laki aku sedikit kurang nyaman dan binggung harus berpegangan apa. Setelah ku pikir sudah duduk nyaman aku akhirnya berpegangan jok motor seperti kebanyakan orang-orang yang naik ojek online berpegangan jok motor. "Sudah pak," ucapku kepadanya, dan motor segera melaju. Diperjalanan aku terus berfikir sangat memalukan sebenarnya menaiki motor polisi ke kampus dan ya, benar saja banyak anak anak kampusku yang memerhatikanku eitss bukan lebih tepatnya pak polisi yang mengantarku. Ku taksir mungkin umur pak polisi ini 27 tahun atau 28 tahun. Ntah lah aku juga malas memikirkan umur yang tidak ada manfaatnya. Aku segera turun dari motor perlahan karna takut terinjak gamisku ini "Sudah pak disini saja, terimakasih banyak pak sebelumnya" ucapku sambil menunduk sopan "Eh iya mba sama-sama," ucapnya sambil tersenyum samar. "Saya permisi dahulu ya," ucapku yang dijawab dengan anggukan. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

DIA UNTUK KAMU

read
39.9K
bc

Way Back Into Love || Indonesia

read
13.1K
bc

Cici BenCi Uncle (Benar-benar Cinta)

read
204.5K
bc

Aksara untuk Elea (21+)

read
843.3K
bc

LAUT DALAM 21+

read
299.7K
bc

UN Perfect Wedding [Indonesia]

read
80.1K
bc

DOKTER VS LAWYER

read
1.1M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook