Chapter 02

1732 Words
"Nesya?" Nesya langsung menoleh ke asal suara. "Kenapa Ka?" tanya Nesya sambil berjalan mendekati Rika teman nya. Arkan terus memperhatikan Nesya tanpa di sadari senyum mengembang di bibir nya. Arkan segera bangkit dari duduk nya saat melihat Nesya mulai berjalan keluar dari kelas nya. "Kenapa sih tu anak?" tanya Darma ketika Arkan berlari keluar kelas. Teman-teman Arkan yang lain nya hanya diam saja seraya menggelengkan kepala. "Eh tunggu!" ucap Arkan, Nesya menghentikan langkah nya dan berbalik menghadap Arkan. "Emm.. Kakak manggil saya?" tanya Nesya, Arkan menjawab pertanyaan Nesya dengan menganggukan kepala. "Lo yang tadi pagi diangkot kan?" "Iya, kenapa emang?" "Gak, gak papa. Lo kelas berapa?" "Kelas sebelas IPA dua kak" "Oh, sama dong kayak gue. Gue juga IPA dua. Beda nya gue udah kelas 12" ucap Arkan berusaha untuk bersikap ramah kepada Nesya. "Nama lo..." Kkriiinggg... 's**l!!!' maki Arkan saat bel masuk sudah berbunyi. "Maaf kak saya mau ke kelas dulu, permisi" kata Nesya sambil tersenyum kecil. Arkan mengangguk dan kembali masuk kedalam kelas nya. Arkan memperhatikan guru yang sedang mengoceh dengan tatapan bosan. Akhirnya ia mengeluarkan ponsel dari saku celana nya. Pak Jerry menatap tajam kearah Arkan karena sudah lancang bermain ponsel ketika jam belajar. "Arkan!" tegur pak Jerry seraya memukul meja dengan rol. Arkan langsung menatap pak Jerry tanpa menyimpan ponsel nya. "Iya pak?" tanya Arkan santai. "Ini lagi jam belajar! Jangan main hp terus. Kalau mau main hp di luar sana!" "Bapak jangan bikin saya jadi dilema gitu dong" semua penghuni kelas IPA 2 langsung melongo mendengar ucapan Arkan. "Keluar kamu!" ucap pak Jerry sambil melotot. Arkan segera bangkit dari duduk nya dan dengan santai berjalan keluar kelas. "Makasih pak" kata Arkan sambil tersenyum ketika melewati pak Jerry. Pandangan pak Jerry beralih menatap Arsen dan teman-teman Arkan yang lainnya. Ekspresi mereka terlihat seperti anak yang telah ditinggal pergi oleh ibu mereka. "Kalian mau ikut dia juga?" tanya pak Jerry. Arsen, Darma, dan Risky menggelengkan kepala secara bersamaan. "Baik, kita lanjutkan" Arkan berjalan di koridor kelas sebelas, cowok itu mendongakan kepala nya untuk melihat di kelas mana saat ini ia sedang berdiri. "IPA 2" gumam Arkan. Dari jendela, Arkan mencari-cari sosok yang sangat menarik perhatian sejak tadi pagi. Arkan tersenyum kecil saat sudah melihat target nya. Di sana Nesya sedang sangat serius memperhatikan guru yang sedang berbicara di depan. ***** "Hai?" Nesya menoleh ke asal suara dan terkejut melihat siapa yang sudah memanggil nya barusan. "Emm.. Hai kak" balas Nesya seraya tersenyum kikuk. "Pulang sama siapa?" tanya Arkan. "Sama..." tiba-tiba saja Nesya kehilangan keseimbangan saat tubuh nya di tabrak dari belakang, dengan cepat Arkan menangkap tubuh mungil itu. Kedua mata mereka saling tatap, entah mengapa jantung Nesya berdetak sangat kencang. "Ehem.." Arkan dan Nesya sama-sama menoleh dengan posisi Arkan masih memeluk Nesya. Saat melihat siapa yang datang, Nesya segera berdiri dan sedikit menjauh dari Arkan. "Kak Alex" "Bisa kita pulang sekarang?" tanya Alex. Nesya mengangguk kecil tanpa berani menatap wajah datar cowok berbadan atletis itu. Nesya berjalan terlebih dahulu sedangkan Alex masih berdiri menatap Arkan. "Jangan cari kesempatan dalam kesempitan bro" ucap Alex menepuk pundak Arkan dengan sedikit meremas. "s****n!" maki Arkan sembari menatap Alex yang sudah berjalan menjauhi nya. Mobil sport milik Arkan sudah terpakir di garasi rumah nya, dengan wajah yang lelah Arkan berjalan memasuki rumah bak istanah yang sangat mewah. Mata Arkan menangkap sosok pria paruh baya dengan seragam khas nya sedang berdiri di dekat jendela besar sambil menelfon seseorang. "I'm home" ucap Arkan. Ferdy, ayah Arkan langsung berbalik menghadap putra nya dan tersenyum. "Are you home? How's it going champ?" tanya Ferdy. "I'm fine" jawab Arkan sambil tersenyum kecil. "Gak ada masalah? Sekolah? Mobil? Guru? Temen-temen kamu? Cewek-cewek?" "Untuk saat ini masih baik-baik aja Pi, Papi gak usah khawatir" ujar Arkan seraya menaruh tas nya di sofa. "Papi minta sama kamu untuk selalu bersikap baik Ar. Kayak gini kamu mau jadi pilot? Kamu udah kelas duabelas dan gak lama lagi kamu bakal tamat SMA. Ubah sifat dan perilaku buruk kamu" "Iya Arkan bakal berubah, tapi gak tau kapan. Udah ya Papi tenang aja, Arkan pasti bisa jadi pilot. Ngikuti jejak Papi" kata Arkan seraya tersenyum dan berjalan menuju kamar nya. Malam hari nya selesai makan malam Arkan langsung keluar rumah untuk bertemu dengan teman-teman nya, ini sudah menjadi ritual dan tradisi bagi Arkan jika besok tidak sekolah. Alias hari libur. Arkan masuk kedalam cafe tempat dimana dirinya dan teman-teman nya akan berkumpul. Karena ini malam minggu, cafe tersebut cukup ramai yang didominasi dengan sekumpulan cewek-cewek yang sedang Hang-Out. Arkan melemparkan sebentuk senyuman kepada sekumpulan cewek-cewek yang sedang memperhatikan nya. Sontak saja membuat cewek-cewek itu berteriak histeris karena sudah mendapatkan senyuman dari orang ganteng. 'Segitu mempesona nya ya gue? Cuma senyum aja udah bikin penghuni cafe histeris' batin Arkan dengan senyum yang tidak pernah ia hilangkan. "Lama lu!" ucap Darma saat Arkan sudah duduk bersama mereka. "Biasa, susah dapet izin dari nyokap bokap gue" "Bokap lo udah pulang? Eh oleh-oleh buat gue mana? Bokap lo kan baru pulang dari USA" kata Arsen. Arkan tidak langsung menjawab pertanyaan Arsen, melainkan meminum minuman yang sudah di pesankan oleh Arsen. "Minta aja sono sama bokap gue. Eh, lo semua kok merokok?" tanya Arkan baru menyadari kalau teman-teman nya sudah merokok. "Lah, kenape? Pengunjung di sini juga gak terganggu tuh. Bilang aja lu iri karena gak bisa merokok" ledek Evan. Arkan menatap Evan dengan tajam. "Serah!" Dari jarak yang tidak terlalu jauh, seorang cewek sedang memperhatikan cowok-cowok yang sedang asyik mengobrol. 'Kenapa dia gak ikutan merokok? Bad boy kan harus nya merokok' batin Nesya sembari terus memperhatikan Arkan. "Nes?" panggil Alex. "Eh, i-iya kak. Kenapa?" tanya Nesya. Alex menaikan sebelah alisnya karena bingung dengan sikap Nesya. "Kamu lagi liatin siapa?" tanya Alex sambil mengikuti arah pandangan Nesya. Alex menghembuskan nafas saat sudah mengetahui objek pandangan Nesya. "Kita pulang sekarang!" ucap Alex. "Tapi kak, aku mau ke toilet dulu. Udah kebelet" kata Nesya seraya menunjukan wajah memelas nya. "Ya udah, jangan lama-lama ya" Nesya langsung mengangguk dan bergegas ke toilet karena sudah tidak tahan lagi. "Gue ke toilet dulu ya" ucap Arkan. "Perlu gue temenin gak?" tawar Arsen. "Najis Sen!" desis Arkan sehingga membuat tawa mereka pecah dan langsung menjadi pusat perhatian, bukan nya merasa terganggu. Justru para cewek-cewek yang melihat itu tidak dapat menyembunyikan rasa kagum terhadap ketampanan mereka. Terutama kepada Arkan! Ketika sudah keluar dari toilet, Nesya sempat berkaca di cermin yang ada di luar toilet tersebut. Dari cermin, Nesya dapat melihat kalau Arkan akan masuk ke toilet yang jarak nya tidak jauh dari toilet wanita. Arkan menghentikan langkah nya saat melihat cewek yang sepertinya ia kenal. "Nesya?" panggil Arkan. 'Dari mana dia tau nama gue?' tanya Nesya di dalam hati nya. "Iya kak?" "Jangan panggil gue kakak di luar sekolah, gak enak di denger. Lo kesini sama siapa?" "Sama kak Alex, kalo ka.. Eh maksud gue, lo sama siapa?" tanya Nesya pura-pura tidak tahu. "Sama temen-temen gue" "Oh, ya udah kalo gitu gue duluan ya. Kak Alex udah nungguin soal nya" Di dalam hati Arkan mengeluh saat Nesya menyebut nama Alex. "Iya, hati-hati" Nesya mengangguk lalu mulai berjalan. "Nes?" panggil Arkan. Nesya berbalik dengan mengerutkan dahi nya. "Nama gue Arkan" lanjut Arkan, Nesya tertawa kecil. "Gue udah tau" kata Nesya sambil tersenyum dan kembali berjalan. "Iyalah dia tau, gue kan cowok paling hits di sekolah. Siapa yang gak tau Arkan Radmilo Adelard" ucap Arkan dengan angkuh nya. ***** "Papi sama Mami aja dong, Arkan capek. Apalagi ini hari minggu, Arkan mau santai-santai di rumah" kata Arkan sambil terus main ps. "Papi mau ngenalin kamu ke temen Papi, sekalian kenalan sama anak nya. Anak temen Papi cantik loh Ar" 'Kalo cewek itu Nesya baru gue mau ikut!' batin Arkan. "Namanya siapa?" tanya Arkan. "Udah kamu ikut aja dulu, pasti kamu gak bakal nyesel deh sayang" ucap Gita. Dengan wajah yang ditekuk, Arkan berjalan dibelakang Ferdy dan Gita yang akan masuk ke dalam sebuah restoran mewah. "Hai, apa kabar Git?" tanya seorang wanita sambil memeluk nya. "Baik dong, kamu gimana?" "Baik juga. Silahkan duduk" Gita dan Ferdy duduk sementara Arkan masih berdiri seraya memperhatikan restoran tersebut. Gita menghela nafas melihat sikap menjengkelkan putra nya. "Arkan? Duduk!" ucap Gita dengan penuh penekanan. Mau tak mau akhirnya cowok itu duduk di samping ibu nya. "Ini anak kalian, ganteng banget sih" "Iya dong, sama kayak Papi nya" kata Ferdy sehingga membuat kedua pasang orangtua tersebut tertawa. Arkan hanya diam saja sembari sesekali menatap orangtua nya. "Anak om sama tante mana?" tanya Arkan sehingga membuat mereka menghentikan aksi tertawa nya. Gita mencubit pinggang Arkan karena menurut nya sikap Arkan barusan tidak sopan. "An.. Eh" Arkan langsung menutup mulut nya rapat-rapat saat menyadari bahwa ia akan mengeluarkan kata keramat nya untuk orangtua nya. "Sakit Mi" ucap Arkan sembari mengelus pinggang nya. "Ma, Pa. Maaf Nesya te.." mereka semua langsung menoleh ke asal suara, termasuk Arkan. 'Mimpi apa gue kemaren!' 'Astaga, apa-apaan ini!' "Sini sayang duduk" ucap Kanya. Nesya mengangguk kecil dan duduk di hadapan Arkan. "Ternyata dunia ini sempit ya" bisik Arkan. Nesya hanya diam saja. "Kalian udah saling kenal?" tanya Ferdy. "Udah Pi, Arkan sama Nesya satu sekolah" jawab Arkan seraya melirik Nesya. "Oh ya. Berarti kalian udah deket dong?" "Kita baru kenal Ma" kata Nesya. "Iya, tapi intinya kalian udah saling kenal. Gimana nih?" tanya Gita kepada Agung suami nya, Ferdy, dan Gita. "Ya udah, kalau mereka udah saling kenal kan jadi gampang semua nya" dengan tatapan cengo nya Arkan dan Nesya terus memperhatikan orangtua mereka. "Apaan sih?" tanya Arkan penasaran dengan maksud dari orangtua nya. Agung berdehem beberapa kali lalu menatap Arkan dan Nesya secara bergantian. "Kalian akan kami jodohkan!" Nesya membelalakan mata nya, sedangkan Arkan tersenyum lebar. "NO!" "YES!" Arkan dan Nesya mengeluarkan ucapan berbeda sehingga membuat kedua orangtua mereka tersenyum geli. "Tuh kan, kalian itu emang cocok" ujar Gita yang langsung mendapatkan anggukan dari yang lainnya. "Tapi Ma, Pa? Nesya masih.." Arkan langsung memotong ucapan Nesya menyenggol kaki gadis itu. "Arkan setujuh, kapan perjodohan itu dilaksanakan?" tanya Arkan. Nesya beranjak dari kursi nya dan menarik tangan Arkan untuk menjauh dari orangtua mereka masing-masing. "Kenapa? Lo hobi banget ya ngomong sama gue di deket toilet gini?" tanya Arkan, Nesya hanya diam saja. "Ternyata lo orang nya ngeselin!" desis Nesya. "Gak tuh!" "Iya! Lo ngeselin! Pokok nya tolak perjodohan ini! Gue gak mau! Asal lo tau, gue udah punya cowok!" "Alex? Dia cowok lo?" tanya Arkan. "Iya!" "Putusin dia!" ucap Arkan dengan wajah serius nya. A/N: jangan lupa vote dan comment nya:)
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD