Cahaya siang menembus jendela besar di ruangan kerja Juan Leihitu, tertahan oleh tirai tebal yang hanya membiarkan semburat samar jatuh ke lantai marmer dingin. Bayangan-bayangan bergerak lambat di dinding, mengukuhkan atmosfer yang menekan. Lampu kristal menggantung rendah di langit-langit, memancarkan kilauan yang nyaris tenggelam dalam bayangan. Di tengah ruangan yang sunyi, Juan berdiri tegak, tubuhnya kaku seperti pilar batu yang menantang badai. Matanya menyala dengan kemarahan yang tak tertahan. "Berani sekali kalian masuk ke ruanganku tanpa izin!" bentaknya. Suaranya menyambar udara, bergema seperti palu yang menghantam baja. Sebastian melangkah maju dengan ketenangan yang mengancam. Tidak ada keterburu-buruan, hanya kendali penuh atas setiap detik yang berlalu. Tanpa perlu drama

