Part 2: Si tampan dingin

1188 Words
Hot Vampire Author by Natalie Ernison Setelah kejadian tak terduga, antara Queen bersama Neils. Queen menjadi semakin penasaran akan sosok dingin si pria yang telah berhasil membuat jantungnya berdebar kencang. ~~~ "Tuan Hazel, aku akan mencari beberapa barang. Tunggulah aku di mobil." Ucap Queen, pada Hazel yang menemaninya pergi berbelanja. "Baiklah, Nona Queen. Jika ada sesuatu, segera hubungi aku." "Oke, aku akan pergi sebentar." Queen melangkah masuk menuju tempat perbelanjaan, mulai mencari barang yang akan ia beli. Malam ini, Queen membutuhkan beberapa buku not lagu. Karena, Queen akan memulai les music classic nya, sebagai penambah aktivitas hariannya. Hidup dikalangan kerajaan, dan terbiasa dengan kemewahan. Hal itu membuat Queen tak perlu lagi bekerja, dan hanya sekedar melihat pekerjaan para pegawai di sebuah toko kosmetik miliknya. "Akan sangat membosankan, jika hanya tinggal di mansion. Aku harus mencari kegiatan baruku." Ucap Queen, dan terus mencari buku not lagu. Setelah beberapa menit berkeliling, Queen pun mendapatkan apa yang sedang ia cari sedari tadi. "Iya ayah, aku sedang pergi bersama tuan Hazel untuk mencari buku not lagu terbaru." "Baik ayah, bye...--" Queen pun memasukan kembali ponsel miliknya ke dalam saku tas selempang miliknya. Mencari buku not lagu classic, dan kini hendak kembali bersama asisten sekaligus supir pribadinya. *** "Tuan Hazel, apakah tuan akan selalu bersamaku?" tanya Queen yang sedang duduk di kursi bagian belakang. "Aku akan terus mengabdikan diriku bagi Nona. Sampai Nona memintaku untuk berhenti." Jawab Hazel sembari fokus menyetir. "Bukankah, tuan Hazel memiliki beberapa perusahaan. Mengapa, tuan memilih untuk menjadi asisten pribadiku?" Hazel sempat terdiam sejenak, saat Queen melontarkan pertanyaan seperti itu. "Sejak kita masih menjadi seorang anak kecil, paman Axton sangat baik pada keluarga kami. Terlalu banyak kebaikan keluarga Axton, yang tak mungkin dapat kubalas." "Baiklah, semoga tuan Hazel tetap berada di mansion." Ucap Queen dengan tersenyum ceria. *** "Mansion kediaman Axton family" "Bibi, malam ini aku akan pulang lebih larut. Jangan cemas, tuan Hazel bersamaku." Ucap Queen yang sudah sangat siap dengan peralatannya. "Tuan Hazel, tolong jaga Nona muda. Karena, Nona muda suka berkeliaran saat akan pulang kembali ke mansion." "Baiklah bi, Nona muda akan aman bersamaku." Balas Hazel dengan penuh keyakinan. "Tuan Hazel!" Seru Queen yang sudah berada di dalam mobil sport miliknya. Mereka pun pergi menuju gedung, area pinggiran kota A. Queen akan memulai les music privatenya. Les music classic. Ia ingin memenuhi kegiatan kesehariannya, sehingga tidak merasa terlalu bosan jika terus berada di mansion. *** Gedung A, pinggiran kota A. Queen berjalan menyusuri area gedung yang sudah cukup tua. Menuju sebuah ruangan tempat ia akan les private. Berjalan dengan mengenakan wedges tiga centimeter miliknya. Menoleh ke kiri dan kanan untuk memastikan tempat. "Apakah ini ruangan kelas les music classic?" tanya Queen pada salah seorang cleaning service. "Yah Nona, silakan masuk. Tuan Neils sudah menunggu." Jawab sang wanita paru baya tersebut. "Baik bibi, terima kasih." Ucap Queen dengan senyuman ramahnya. Queen melangkah menuju salah satu ruangan music. Di sana, sudah terdapat beberapa jenis alat music, terutama piano. >>> Queen duduk manis, menanti sang pianis memasuki ruangan kelas. Queen mengajak salah seorang rekan barunya untuk saling berkenalan. Sehingga, Queen tidak merasa sendiri. Setelah beberapa saat kemudian... Muncullah seorang pria bertubuh tinggi, dengan mengenakan jas sepanjang mantel musim dingin. "Keluarkan buku not lagu yang kalian bawa!" Titah si guru music. Queen terus menundukkan kepalanya, sejak sang guru music memasuki ruangan kelas. "Queenticya Axton!" Seru sang guru music dengan suara bariton. "Yah, guru!" Balas Queen gugup. Sang guru musicnya melangkah menuju ke arah Queen. "Di sini bukan tempat untuk mengkhayal. Jika kau merasa kelas ini membosankan, kau bisa keluar dari detik ini!" Tukas sang guru, yang ialah Neils Gracious.  "Maaf guru, aku hanya sedang mencari halaman." Balas Queen dan masih enggan untuk membalas tatapan dari Neils. Selama kelas berlangsung, Queen kurang fokus dengan materi. Queen hanya fokus dengan wajah Neils saat memaparkan materi penjelasan. Kelas pun berakhir, Queen masih harus menyelesaikan buku not lagu miliknya. "Pertemuan berikutnya, kita akan praktek. Pelajari not itu hingga besok." Ucap Neils. Semua murid mengangguk mantap. Berbeda dengan Queen, dalam hal music Queen sangat minim pengetahuan. Queen harus belajar berkali-kali, hingga akhirnya dapat menyelesaikan tugas miliknya. Saat semua murid pergi,tinggalah Queen disana. Neils mendekatinya menaikan wajah Queen lalu mencumbu Queen. "Kenapa kau melakukan ini padaku?" tanya Queen kepada guru musik klasiknya. Seorang pria yang selalu melakukan tindakan m***m di akhir kelas musik. "Tidak ada alasan. Aku hanya menyukai ini. Bukankah kau benar-benar menikmatinya, kau bahkan mendesah untukku." Ucap guru musik, Neils. Lalu melepaskan Queen. Neils sendiripun bersikap, seolah-olah tidak pernah mengenal Queen. Setelah apa yang mereka sudah lalui, tidak membuat Neils bersikap mengenal Queen. >>> Saat Queen melangkah ke luar dari ruangan kelas, wajahnya terlihat sedikit lesu, seperti sedang berbeban berat. "Nona Queen, apakah lesmu menyenangkan?" tanya Hazel, yang sudah menantinya di depan mobil sport mewah milik Queen. "Tentu saja menyenangkan, tuan Hazel." Balas Queen dengan wajah tersenyum manis, seolah ia sedang dalam keadaan baik. Dalam waktu bersamaan, Neils pun berjalan melalui Queen. Namun, Neils tak sedikitpun menoleh ke arah Queen. Queen hanya memandangi Neils dari kejauhan.  Hazel menatap Queen dengan penuh pertanyaan yang bertumpuk di dalam pikirannya. "Sepertinya, pria itu telah membuat Nona Queen salah tingkah." Hazel menepuk bahu milik Queen. "Ini sudah malam, sebaiknya kita segera kembali." Ucap Hazel pada Queen. Hazel Zuandrou   *** "Castle Gracious" Neils sedang duduk menghadap ke arah alam terbuka, tepatnya di balkon castle tua miliknya. "Tuan Neils, apa yang membuatmu menjadi sosok pendiam seperti ini?" ucap seorang wanita dengan pakaian serba hitam, dan tatapan semerah darah. "Bukan urusanmu!" Tukas Neils, lalu menyingkirkan tangan si wanita dari bahunya. "Kau sangat sombong, tuan Neils! Akan ada saatnya, kau membutuhkan wanita!" Pekik si wanita kesal. Namun, Neils tidak mempedulikannya dan hanya berjalan ke dalam castle. Cihhh... "Akan kubuat kau tidak bisa lepas dariku!" Gumam si wanita yang merasa sangat kesal, karena kehadirannya tidak disambut baik oleh Neils. >>> "Tuan Neils, aku membawakan seorang gadis untuk anda." Ucap sang asisten Neils yang datang bersama seorang gadis cantik. "Apa maksudmu, Dareel. Bukankah, aku tidak pernah memintamu untuk melakukan ini!" "Tuan, utamakan kesehatan tuan. Tuan harus meminum darah seorang gadis murni, sebelum bulan purnama." Tukas Dareel, asisten dan yang selalu bersama dengannya. "Selamat malam, tuan Neils. Aku akan mempersembahkan tubuh dan darahku untuk tuan." Ucap sang gadis polos tersebut. "Apa kau tahu, apa risikonya jika berani berkunjung ke sarang vampire!" Tukas Neils, dengan tatapan mata yang sudah menggelap. Si gadis polos itupun sudah mulai merasa sangat ketakutan bukan kepalang. "Tuu-anh, aku rela.." Ucap si gadis dengan gugup, dan bahkan membuka bagian leher baju miliknya. Memperlihatkan bagian tengkuk leher jenjang miliknya, dan memejamkan matanya. "Bahkan jika aku ingin, aku tidak akan meminum darah dengan sembarangan." Tukas Neils, lalu menutup batang leher milik si gadis. Ahk... Si gadispun mendesah dan bergidik, saat sesuatu yang dingin menyapu kulit lapisannya. "Tuan!" Panggil si gadis, sembari mendekap Neils dari arah belakang. Saat Neils akan melangkah menjauh. "Apa yang kau lakukan?" "Tuan, aku menginginkan tuan!" Ucap si gadis dan jemarinya sudah mulai meraba ke arah gundukan milik Neils. "Kau menjijikan!" Neils menepis tangan milik si gadis, lalu mendorong tubuh di gadis darinya, hingga terbentur dengan tembok. Argkk... Si gadis memekik kesakitan, namun Neils tak mempedulikannya. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD