-happyreading-
---
"Regil bagunin Naya dulu nak!," pinta Kirana seraya mengelus puncak kepala putra sulungnya itu.
Regil mengangguk lesu, ia baru bisa tidur jam 4 subuh dan ia harus bangun jam 5 subuh untuk melakukan sholat subuh berjamaah.
"Nay, bangun!," Regil menggoyangkan lengan Naya.
Regil menaiki kasur Naya, dan ikut berbaring disamping adiknya itu. Tubuhnya sangat lelah, matanya pun masih sangat mengantuk.
Naya bergumam tak jelas, bukannya bangun ia malah menarik lengan abangnya, lalu memeluknya. Regil yang masih mengantuk pun langsung memeluk tubuh adiknya yang terlilit selimut dan ikut tertidur.
Disisi lain, Kirana dan Rizky baru saja menunaikan ibadah subuh mereka. Mereka sengaja tidak menunggu anak-anaknya, karena mereka sudah bisa menebak apa yang sedang anaknya lakukan saat ini.
"Yah, tolong bangunin anak kamu, udah setengah enam!," pinta Kirana seraya melipat mukenah dan sajadah yang baru ia kenakan.
Rizky terkekeh mendengar ucapan istrinya "Anak aku kan, anak kamu juga Bun," ujarnya sambil menggelengkan kepala.
Kirana menyengir dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Udah sana, Bunda mau bikin sarapan dulu!," tanpa basa-basi, Rizky langsung berjalan ke kamar putrinya.
"Astagfirullah!," Rizky mengelus dadanya terkejut.
Bagaimana tidak, kedua anaknya kini tertidur dengan posisi Naya yang tengkurap dan Regil yang menjadikan adiknya guling.
"Naya, Regil, bangun!," Rizky duduk dipinggir kasur dan mengangkat kaki Regil agar tidak menindih tubuh mungil adiknya.
Naya mengerjapkan matanya "Udah jam berapa, Yah?," tanya Naya dengan suara seraknya.
"Jam setengah enam," Rizky mengelus rambut putrinya "Bangun cepet!," pintanya.
Naya mendorong kepala abangnya yang kini berada di ceruk lehernya.
"Abang geli," ujar Naya merasakan hembusan nafas Regil di lehernya.
Regil mengucek matanya "Eh, ada Ayah," Regil melirik jam yang ada di dinding "Anjir, gue ketiduran!," pekiknya langsung terduduk.
Regil menatap Ayahnya dengan tatapan bersalah "Regil ketiduran Yah, maaf," ujarnya menunduk begitupun Naya.
"Ayah ngerti, tapi sesibuk atau selelah apapun kalian. Jangan pernah melupakan ibadah ya," ujar Rizky menasihati anaknya.
Mereka memang bukan orang yang taat beragama, tapi sebisa mungkin mereka melaksana ibadah 5 waktu meskipun terkadang masih bolong.
"Sekarang kalian mandi, terus turun ke bawah sarapan!," pinta Rizky setelah itu berjalan keluar kamar.
"Tumben amat," Regil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Mungkin bunda lagi rajin," sahut Naya terkekeh.
Kirana memang jarang masak pagi, karna mereka memang tidak ada yang terbiasa makan pagi. Bahkan ketika Naya turun sekolah, mereka semua masih tidur. Untung saja Naya sudah diberikan uang saku sejak malam, jadilah ia langsung berangkat tanpa berpamitan dengan orang tua dan abangnya.
Setelah merapikan tempat tidurnya, Naya langsung berajak ke kamar mandi dan melakukan ritual mandinya, begitupun Regil.
Naya dan Regil hanya berjarak 3 tahun. Saat ini Naya duduk dikelas 12 dan Regil duduk di bangku kuliah, semester akhir.
"Abang gendong!," pekik Naya mengejar Regil yang sudah siap menuruni tangga.
Rumah mereka cukup sederhana, hanya terdiri dari dua lantai, 3 kamar dan 1 ruang sholat dilantai dua, termasuk kamar Regil dan Naya. Dan 2 kamar dilantai satu, termasuk kamar orang tua Naya dan sisanya kamar tamu. Mereka sengaja meletakkan kamar anak-anak berdekatan agar Regil bisa menjaga adiknya dan agar orang tuanya tidak terganggu.
Kirana hanya tersenyum lembut melihat kedekatan anaknya, meskipun mereka sudah dewasa, mereka tak pernah gengsi untuk bermanja satu sama lain.
Naya, anak gadis yang terlihat cuek dan dewasa disekolah. Sifatnya kini justru berbanding terbalik jika ia berada dirumah. Ia menjadi manja, pemalas, dan cengeng.
"Badan udah segede gaban minta digendong!," ujar Rizky terkekeh melihat Naya yang turun dari gendongan abangnya.
"Biarin wlee!," balas Naya menjulurkan lidahnya.
Naya menatap Regil yang sedang memainkan ponselnya, ia mengusap rambut abangnya itu.
"Makasih abang!,".
Regil menoleh sinis "Lu kata gue anjing di elusin gitu!,".
Naya terbahak "Gue ga ngomong loh, ngerasa ya lo?," tanya Naya yang dibalas dengusan oleh Regil.
"Udah-udah, makan dulu!," pinta Kirana memberikan sarapan pada kedua anaknya.
"Ah mules," Naya langsung berlari ke toilet.
Rizky terkekeh melihat kelakuan anak gadisnya itu "Ga bisa jadi anak orang kaya," ujarnya pada Regil yang juga terkekeh melihat adiknya.
Setelah menyelesaikan panggilan alamnya, Naya langsung beranjak keluar dari toilet. Dengan langkah santai ia kembali duduk ke meja makan dan memainkan ponselnya.
Naya membuka aplikasi w******p karna melihat notif dari nomor yang tak dikenal.
081345xxxxxx
P
P
Ini nomor Naya bukan?
Bkn
Naya terkekeh kecil, ada-ada saja ulah orang ini. Kalo bukan nomor Naya, nomor siapa lagi?
Buset singkat amat
Ini sp y?
Azzam
Naya menggigit bibir bawahnya dan menahan pekikannya, setelah itu ia tersenyum senang.
Oh
Knp Zam?
Lo dimana?
Drmh, bntr lg otw sklh
Tunggu 15 menit!
Gw otw rumah lo
Ngpain?
Numpang boker!
Wc rmh lo g ad?
Lagi buntu
Ydh, gw tnggu cpt!
Read
Naya meletakkan ponselnya dimeja makan, dan meminum s**u yang sudah bundanya buatkan.
"Bun, Yah, temen Nay mau kesini," ujar Naya pada Bunda dan Ayahnya yang tengah duduk di sofa depan tv.
"Mau ngapain?,".
"Jemput kamu?,"
Naya menggelengkan kepalanya "Numpang boker katanya,".
"Allahuakbar dek!," Regil menggelengkan kepalanya pelan.
Kirana pun sudah terbahak mendengar jawaban polos anaknya "Itu artinya dia mau jemput kamu nak,".
"Pantes jomblo, ga peka ternyata!," gumam Rizky yang masih bisa didengar Naya.
Naya menggeram kesal "Orang dia mau numpang boker kok, katanya wc dirumah dia lagi buntu!," kekeh Naya tak mau kalah.
Regil menoyor kepala Naya pelan "b**o sama polos beda tipis emang!,".
"ABA---!!,"
Belum sempat Naya meneriaki abangnya, seseorang lebih dulu memotongnya.
"Assalamualaikum!," ujarnya sambil menekan bel rumah Naya.
Dengan sigap Naya keluar untuk melihat siapa yang datang.
"Waalaikumsalam!," sahut Naya tersenyum manis pada orang itu "Masuk Zam!," pintanya.
Azzam pun memasuki rumah Naya dan bersalaman dengan orang tua Naya yang kini sedang menahan tawa.
"Toiletnya ada disitu Zam!," Naya menunjuk salah satu pintu yang ada di dapur
"Hah?," tanya Azzam tak mengerti.
"Katanya tadi mau numpang boker!," jawab Naya polos.
"Astagfirullahaladzim!," Azzam menepuk jidatnya sedikit keras, sedangkan Rizky dan Kirana sudah terbahak melihat wajah Azzam yang entah kesal atau gemas pada Naya.
"Gue bukan mau numpang boker beneran Nay, gue kesini mau jemput lo!," ujar Azzam pada Naya yang kini memandangnya cengo.
"Oh bilang dong!," sahut Naya seraya mengambil tas sekolah dan ponselnya yang ada dimeja makan.
"Anak tante ga peka ya?," tanya Kirana terkekeh kecil.
Azzam hanya terkekeh dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal, bingung mau menjawab apa.
"Bunda, Ayah, Naya sekolah mikum!," pamit Naya pada orang tuanya.
"Ngucap salam yang bener!," tegur Rizky pada Naya.
Naya menyengir "Assalamualaikum!," ulangnya.
"Om, tante, saya pamit," Azzam mencium tangan orang tua Naya "Assalamualaikum," pamitnya.
Azzam melepaskan jaketnya dan memberikannya pada Naya.
"Buat nutupin paha lo," ujarnya.
Naya menerima jaket Azzam dan mengikatnya dipinggang, setelah itu ia menerima uluran tangan Azzam yang ingin membantunya untuk naik ke jok motor.
"Pegangan Nay!," ingat Azzam yang di balas anggukan oleh Naya.
Setelah itu tak ada perbincangan diantara mereka. Azzam yang fokus terhadap jalanan, sedangkan Naya yang fokus untuk menetralkan detak jantungnya.
✨✨✨
Tbc
Thank for read❤