Bab 2

1269 Words
Xiao Rou menatap wajah Lynn yang kesal, atraksi beberapa jam yang lalu masih terngiang di kepala cantiknya. Lynn benar-benar seorang Dewi yang akan melindungi dirinya, Xiao Rou menyentuh pergelangan tangan Lynn sampai wanita itu tersentak karena terkejut. "Ada apa, Xiao Rou?" tanya Lynn sambil meletakkan beberapa kain yang sejak tadi ia teliti. "Kau terlihat serius sekali, setidaknya kau harus meminum teh dan sedikit memakan cemilan yang aku bawa." Xiao Rou melihat Lynn yang berkaca-kaca,"Tokoh utama memang paling terbaik!" ujar Lynn sambil memeluk Xiao Rou. "Apa itu tokoh utama?" tanya Xiao Rou yang sejak lama tidak mengerti dengan istilah yang dikatakan oleh Lynn. "Kau tahu cerita tentang Chang'e sang Dewi Bulan?" tanya Lynn, Xiao Rou mengangguk. "Kisah itu adalah menceritakan tentang Chang'e yang merupakan istri dari Hou Yi, Chang'e bisa dikatakan menjadi tokoh sentral dalam cerita itu, bukan?"  Xiao Rou kembali mengangguk saat Lynn menjelaskan. "Dan kau adalah tokoh sentral dalam cerita yang sedang kita jalankan, dengan kata lain kau adalah tokoh utama." Terang Lynn dan Xiao Rou kembali berpikir keras. "Aku tidak terlalu mengerti, tetapi aku mengerti garis besarnya. Dengan kata lain, ini adalah dunia cerita bagimu, bukan?" tanya Xiao Rou untuk memastikan. "Benar, seperti yang pernah aku katakan jika aku masuk ke dalam sebuah Novel. Walaupun kau tidak mengerti, aku tahu kau pasti mengetahui sesuatu tentang keberadaanku, bukan?" "Aku mengerti, aku hanya tidak terlalu percaya. Kehidupanku ini ternyata adalah rangkaian dari seorang penulis, apa kau dapat menerima nasibmu seperti itu?" Xiao Rou dapat melihat Lynn yang hanya tersenyum manis, entah apa yang di pikirkan wanita itu sampai fokus Xiao Rou beralih ke arah pintu. Ren Xi terlihat datang menghampiri tanpa pemberitahuan, seperti biasa pria itu akan datang dan hanya diam menatap Xiao Rou yang berbincang dengan Lynn. "Ck, Pangeran albino itu lagi," gumam Lynn sambil menggelengkan kepalanya kecil. "Pangeran Ren Xi, apa yang membuatmu datang dengan raut wajah kesalmu itu?" sapa Xiao Rou sambil tersenyum lembut ke arah Ren Xi. "Hanya memastikan kau tidak diracuni oleh Lynn," tanpa di duga Ren Xi menjawab, biasanya pria itu hanya akan menjawab dengan gerakkan tangannya yang mengusir Lynn. "Jika kalian ingin b******a sebaiknya pergi ke kamar Xiao Rou, jangan di kamarku!" gerutu Lynn yang melupakan tata krama yang sudah ia pelajari dengan susah payah. Ren Xi tidak menjawab, pria itu hanya menarik tangan Xiao Rou untuk naik di ke atas ranjang. Lynn yang melihat itu langsung saja menepuk keningnya, ia merasa kesal dengan para Pangeran yang selalu mengambil Xiao Rou dari sisinya. "Ada apa Ren Xi?" tanya Xiao Rou sambil menyentuh wajah Pangeran bersurai putih itu. "Kau baik-baik saja? Tidak ada rancun yang mengenaimu, bukan?" tanya Ren Xi sambil mengambil tangan Xiao Rouyang lain untuk menyentuh wajahnya. Xiao Rou tersenyum dan mengangguk pasti, Ren Xi merasa lega dengan jawaban Xiao Rou. Ia tidak ingin kehilangan Xiao Rou dan meninggalkannya sendiri dengan kakak dan adiknya. "Jangan tinggalkan kami, Xiao Rou," gumam Ren Xi sambil memeluk Xiao Rou. "Tenang saja, aku akan selalu bersama kalian," jawab Xiao Rou yang melihat percikan aneh di mata suaminya. "Bagaimana kandungan selirmu?" tanya Xiao Rou dan raut wajah Ren Xi berubah muram seketika. Tidak ada jawaban yang keluar dari wajah pucat Ren Xi, pria itu hanya memeluk tubuh Xiao Rou erat-erat. Entah apa yang terjadi pada Ren Xi, Xiao Rou tidak pernah melihat Ren Xi yang berkelakuan aneh seperti hari ini. "Kau akan pergi ke Kekaisaran Shang Zu dalam waktu dua bulan, berhenti menanyakan kondisi kandungan selirku. Aku hanya ingin membahas tentangku dan dirimu!" Xiao Rou hanya mengangguk dan memeluk Ren Xi, pria datar yang tidak pernah terlihat marah itu akan menyeramkan jika sudah terusik. Ren Xi mulai menciumi wajah Xiao Rou, begitu pelan tanpa meninggalkan jejak. Ia ingin merasakan sensasi seperti biasa meski ia lupa di mana saat ini ia berada. Melupakan Lynn yang sedang fokus dalam memilih kain, Ren Xi terus menjalankan aksinya dengan melumat bibir Xiao Rou dan meremas d**a istrinya. Lenguhan kecil berhasil lolos dari bibir Xiao Rou, Ren Xi dengan rasa yang begitu senang dan memuncak membaringkan dan membuka pakaian Xiao Rou. "Yang Mulia Pangeran, Selir Mei Rong ingin bertemu dengan Anda," ujar dayang Jingmi yang merupakan dayang pribadi Ren Xi. Ren Xi yang dilanda dalam gairah mendesah kasar mendengar nama selir miliknya yang selalu saja mencari perhatian. "Katakan jika Pangeran Ren Xi sedang bersamaku," ujar Lynn yang merasa terganggu. "Ba-baik, Dewi Lynn." Terdengar decakkan dari Lynn yang tengah fokus memeriksa kain-kain di hadapannya. "Aku tidak akan berterimakasih padamu, Lynn." "Lebih baik kau fokus b******a dengan Xiao Rou daripada berdebat denganku!"  Lynn kembali fokus dan membiarkan Xiao Rou dan Ren Xi menikmati waktu mereka.  Xiao Rou tertawa kecil dengan sifat Lynn yang terbuka, bahkan tanpa malu mengatakan hal tabu seperti b******a dengan Pangeran. Ren Xi melanjutkan aksinya yang tertunda, ini masih siang hari dan mereka sudah b*********a bahkan di ruangan Lynn. Lynn justru menikmati Xiao Rou yang b******a dengan Ren Xi, saat ia membaca buku di edisi pertama, Pangeran albino itu tidak memiliki rasa cinta untuk Xiao Rou. Bahkan tidak menyentuh Xiao Rou lebih dari yang seharusnya seorang suami memperlakukan istrinya. Xiao Rou menutup mulutnya dari desahan yang keluar, ia takut akan Lynn yang terganggu dan menghentikan aktifitas yang sedang ia lakukan bersama Ren Xi. Suara penyatuan itu terdengar samar, beberapa kali Xiao Rou membungkam bibirnya yang terus mencapai puncak beberapa kali. Entah sudah yang keberapa kali Xiao Rou berganti gaya, Ren Xi seakan tidak puas hanya dalam beberapa kali pelepasan. Meski sedikit terdengar ribut, Lynn masih fokus dengan kain di hadapannya. Memikirkan Xiao Rou b******a dengan Ren Xi sudah cukup membuatnya dapat tidur nyenyak malam ini. "Xiao Rou," desis Ren Xi yang langsung melumat bibir sang Permaisuri. Xiao Rou mencengkram selimut di bawahnya, tubuhnya terus bergerak dan Ren Xi terus memanjakan d**a Xiao Rou dengan hisapan-hisapan dari bibirnya.  "Akhh ... Ren Xi," desis Xiao Rou sambil memejamkan kedua matanya, hari ini Ren Xi lebih liar dan seperti tidak ingin melepaskannya. "Tatap mataku, Xiao Rou." Xiao Rou menurut, ia membuka mata dan menatap iris sang Pangeran yang begitu terlihat mendambakannya. Surai putih miliknya sudah begitu berantakan, tetapi justru menambah kesan mendalam saat melihatnya. Ren Xi kembali menautkan bibirnya dengan bibir Xiao Rou, bertukar saliva hingga untuk yang kesekian kalinya Ren Xi mengisi rahim Xiao Rou dengan benih miliknya. Xiao Rou dan Ren Xi saling beradu pandang, tatapan Ren Xi jelas mulai berubah pada Xiao Rou. Meski ia tidak akan mendeklarasikan jika ia mencintai istrinya, tetapi tatapan Ren Xi tidak akan bisa membohongi Xiao Rou. Sang Permaisuri membalas lumatan Ren Xi yang perlahan semakin lembut, mereka saling menikmati sampai tidak merasakan keberadaan Lynn. Braakkk "Pangeran Ren Xi, aku ingin bertemu dengan Anda. Saya mohon, ini keinginan putra Anda." Pintu terbuka menampilkan Selir Mei Rong dengan wajahnya yang pias, ia melihat Lynn yang meletakkan kain di atas meja kecil dan menoleh ke arah sang Selir. "Selir Mei Rong, apa kau sudah kehilangan akal dengan memasuki begitu saja kediamanku?" sindir Lynn yang sudah mulai kesal dengan sikap para selir akhir-akhir ini. "Dewi Lynn, hamba hanya ingin bertemu dengan Pangeran Ren Xi." Selir Mei Rong langsung saja berlutut kepada Lynn. Lynn mendengkus kesal, "Mendekatlah dan lihat sisi kananmu," ujar Lynn sambil menatap datar selir milik Ren Xi. Seli Mei Rong menurut dan mendekati Lynn, ia segera menoleh ke kanan dan mendapati Ren Xi yang sedang b******u dengan Xiao Rou. Meski tertutup dengan kelambu, Mei Rong dapat melihat sekilas jika Ren Xi begitu lembut memperlakukan sang Permaisuri. "Kau sudah melihatnya, bukan?" tanya Lynn dan Selir Mei Rong segera mundur kembali ke tempat semula. "Maafkan kelancangan hamba hari ini, Dewi. Hamba permisi," jawab Selir Mei Rong yang terlihat murung dan segera meninggalkan kediaman Lynn. "Ck, dasar pengganggu!" ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD