Sembilan belas

1135 Words

"Hikkss... hikkss...!" Suara tangis Naya semakin kencang. Pundaknya bergetar hebat. Sangat jelas di ingatannya ketika ambuland membawa ayahnya kembali dalam keadaan sudah terbujur kaku. Apa kali ini Naya masih harus merasakan hal yang sama? Menatap kepergian sosok lelaki yang mampu menenangkan jiwanya. Nic ikut masuk. Ia begitu kasihan dengan Naya. Nic membawa Naya keluar kamar Papihnya saat itu juga. Nic tahu Naya pasti tengah terpukul. Sama seperti dirinya Naya dan Nic duduk di depan kamar. Mereka masih terus diam. Sampai pada Nic membuka pembicaran serius "Nay... kapan peristiwa itu terjadi?!" tanya Nic tiba-tiba. Naya menatap lekat suaminya. "Kejadian yang membuat ayahmu meninggal dunia," tambah Nic sedikit ragu takut menyakiti Naya. Tapi Nic juga ingat ingin membantu Naya mencar

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD