Delapan belas

1826 Words

"Ya sudah sekarang kamu turun. Ini untuk uang dendanya!" kata Nic mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah bergambar presiden itu. Naya menatap uang itu seolah ia tak pernah melihat pecahan seratus ribu. "Saya, Pak?!" "Iyah kamu. Kan kamu yang ilangin!" "Bapak gak mau bantu saya jelasin gitu?!" "Apa yang harus saya jelaskan. Saya ajah gak tau kenapa kartu itu tiba-tiba ilang!" "Oooh jadi gitu, Pak. Yaudah saya cerita, yah Pak!" Naya menarik tangan Nic untuk duduk di sofa pojok ruangan. "Tadi Bapak tinggalin sayakan, ayok ngaku!" tunjuknya Ke Nic. "Iyah...!" Nic justru menjawab ia bagaikan tersirat dengan tatapan Naya. "Setelah Bapak tinggalin saya nangis, iyahlah nangis. Masa baru merried udah ditinggal!" "Bukan gitu, Nay... sayakan cuma tinggal kamu masuk duluan" "Te

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD