Tujuh belas

1933 Words

"Ayah harus cepet sembuh, menantu ayah cantik loh. Ayah belum pernah ketemukan?!" canda Nic berharap karena perkataan menghiburnya keajaiban itu datang dan menyadarkan Edward dari tidur panjangnya. Nic tersenyum hampa. Tak ada satupun reaksi yang ia dapati disana. Bahkan hanya sekedar gerakkan jari Edwardpun tidak nampak. "Bisa kita mulai pernikahan ini?!" tanya penghulu yang sudah siap sejak tadi. Nic menegapkan badannya. Berjalan ke samping Naya. Sebelum duduk bibirnya tersenyum kearah Naya. "Terima kasihyah, Nay!" katanya sekali lagi. "Kami siap Pak penghulu!" tambah Nic beralih ke penghulu. Sedang Naya masih begitu terharu. Matanya terus menatap lekat calon imam yang ada di sampingnya. Jika dulu ia sama sekali tak memiliki perasaan apapun pada Nic. Tapi kini, getaran itu ada... ba

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD