bc

SETELAH AKU MENIKAHIMU

book_age16+
1.6K
FOLLOW
12.2K
READ
comedy
sweet
humorous
lighthearted
like
intro-logo
Blurb

Pernikahan itu hanya bisa dilakukan kalau kedua pasangan saling mencintai. Seperti kata pujangga, saat cinta ada di hati yang satu, maka cinta juga pasti ada di hati yang lainnya. Karena kita tidak akan bisa bertepuk sebelah tangan.

Tapi, ada yang bilang cinta akan tumbuh karena terbiasa. Terbiasa ada, terbiasa bersama. Begitu juga dengan kisah ini ....

chap-preview
Free preview
PROLOG
Sudah satu jam gadis itu memandangi buku sketsa di hadapannya. Jemari mungilnya memainkan pensil dengan tatapan kosong, terkadang ia menggigit ujung pensilnya, kebiasaannya kalau sedang gelisah atau berpikir. Beberapa hari ini pikirannya terasa tidak tenang, hatinya resah. Dia memikirkan pembicaraan dengan ayahnya tempo hari, saat ia memutuskan untuk berkunjung. "Rin, apa kamu sayang sama Papa?" tanya Alexander Origa dengan lembut. "Tentu saja, Pa. Kenapa Papa bertanya seperti itu?" tanya balik gadis yang dipanggil Rin, yang tidak lain adalah putrinya tersebut. Gadis itu memeluk ayahnya dengan manja, ia merasakan tangan keriput itu mengelus rambutnya, sesuatu yang selalu membuatnya nyaman. Ayahnya tidak biasa bertanya seperti itu, dan itu membuat perasaannya tidak enak. Pasti ada hal lain yang ingin ayahnya bicarakan. "Papa ingin kamu cepat menikah," pinta ayahnya lirih. Permintaan yang wajar untuk pria berusia lebih dari separuh abad, yang selama ini selalu hidup sendirian semenjak mendiang istrinya meninggalkan dunia ini dua puluh tahun yang lalu. Putra pertamanya lebih memilih untuk menikahi bisnisnya daripada memilih seorang wanita untuk menjadi pendamping hidupnya. Dia bahkan tidak pernah sekalipun melihat putranya berkencan, seolah hidupnya hanya untuk bekerja dan bekerja. Dia sering kali memintanya untuk segera menikah, tetapi jawaban yang didapatnya selalu sama. Putranya akan menikah setelah menemukan wanita yang tepat. Dan itu diucapkannya sudah lebih dari lima tahun yang lalu. Hanya putri bungsunya yang menjadi harapan terakhirnya saat ini. Dia kesepian. Alexander menginginkan cucu yang akan menceriakan hari-harinya, seorang anak yang akan bergelayut padanya saat ingin meminta sesuatu. Dia ingin menggendongnya dan mengajaknya bermain kuda-kudaan, selayaknya sikap teman-temannya terhadap cucu mereka. Tapi sepertinya, kali ini pun dia harus menelan kekecewaan yang sama. Dari raut wajahnya, sepertinya Marina lebih memilih kariernya daripada menuruti keinginan orang tua ini. Marina mendengar ayahnya mendesah. Tanpa ia harus mengatakan apa pun, beliau sudah tahu apa yang terlintas dalam pikirannya. Gadis itu menegakkan tubuh dan memandang pria gagah di depannya. Sisa-sisa ketampanannya masih terlihat jelas dalam raut wajah yang saat ini kelihatan pasrah tersebut. Ayahnya melukiskan senyum tipis, terlihat dipaksakan namun senyuman itu tetap terasa menenangkan. Sama sekali tidak ada paksaan dalam nada suaranya, tapi ia tahu, ayahnya sangat mengharapkan jawaban yang menggembirakan hatinya. "Maafkan aku, Pa. Besok aku akan berangkat lagi ke Paris, jaga kesehatan Papa." Marina beranjak dari duduknya setelah mencium kedua pipi ayahnya. Ia memutuskan untuk tidak menjawab permintaan beliau dan meninggalkan rumah kediaman keluarga Origa. Ia tahu ayahnya kecewa, amat sangat kecewa, tapi ia masih butuh waktu untuk menyembuhkan sakit hatinya. * "Rin," panggilan asistennya berhasil membuyarkan ingatan Marina tentang percakapan seminggu yang lalu itu. "Ya, Grace?" sahutnya ketika sudah berhasil menguasai diri. Dia meletakkan pensilnya ke atas meja dan memandang gadis berambut cokelat terang itu dengan saksama. Pasti sudah terjadi sesuatu, batinnya menduga-duga. "Ada telepon untukmu, kakakmu bilang ayahmu sakit. Dia mencoba meneleponmu berkali-kali tapi nomormu tidak aktif," balas Grace panik. Wajahnya memandang prihatin karena tahu kalau Marina sangat menyayangi ayahnya, terlebih sejak ibunya meninggal. Marina terpaku mendengar berita itu. Ia memang lupa menyalakan ponsel setelah mengisi daya baterainya tadi pagi. Ayahnya sakit. Pria paling kuat sedunia yang ia kenal. Ayahnya memang mempunyai riwayat penyakit jantung, tapi sudah lama sekali tidak pernah kumat lagi. Sampai Marina tidak sadar kalau ayahnya sudah tua dan tidak sekuat dulu lagi. Rasanya dunia Marina seakan runtuh saat itu juga. Ia tidak akan memaafkan dirinya kalau sampai terjadi sesuatu kepada beliau. ~oOo~ Siapa yang tidak mengenal Mario Alexander Forbs? Putra tunggal dari salah satu pengusaha terkaya di Indonesia, Alexander Forbs. Pemuda tampan dengan segudang prestasi di dunia entertainment. Aktor muda berbakat, model yang kerap kali mondar-mandir di peragaan busana dunia, dan salah satu daya tarik kaum hawa adalah sikapnya yang selalu terbuka dengan wanita, ramah, dan sangat perhatian. Wajah tampannya membuat dia mudah untuk berganti pasangan dalam hitungan hari. Sudah sejak tadi ponsel pintarnya berkedip-kedip namun tidak Mario hiraukan. Jadwal syutingnya membuatnya harus profesional dan hanya memegang ponsel saat sedang break, seperti saat ini. Pria itu mengambil ponselnya yang tergeletak di dekat perlengkapannya di meja, seketika ia menghela napas saat tahu siapa yang meneleponnya. "Mariiooo!!!" teriakan di ponselnya membuat Mario harus menjauhkan benda berbahaya itu agar telinganya tidak rusak. "Dad, bisakah kau tidak berteriak setiap kali meneleponku? Telingaku masih berfungsi dengan baik!" balas Rio tidak kalah keras. "Sejak kapan kau berani berteriak pada ayahmu?!" Suara ayahnya naik lagi dua oktaf, Mario sampai khawatir kalau-kalau pita suara ayahnya yang sudah setengah abad itu akan putus karena hobinya selalu berteriak-teriak. Mungkin karena obsesinya untuk menjadi bintang rock tidak kesampaian, sehingga berakhir dengan meneriaki putra satu-satunya ini dengan keras. Nasib! "Sejak Daddy selalu berteriak padaku!" Mario hampir membanting ponselnya kalau saja ia tidak ingat kalau smartphone-nya itu baru saja ia beli dengan harga yang cukup mahal. "Berhentilah bermain-main, Mario! Cepat pulang atau Daddy akan menyeretmu sekarang juga," ancam suara berat di ujung sana. Terdengar lebih pelan, namun terasa lebih mengerikan daripada sekadar teriakan tadi. "Aku tidak sedang bermain, Dad! Aku sedang syuting!" seru Mario tersinggung. Ia tidak terima kalau ayahnya selalu meremehkan pekerjaannya, mentang-mentang ia tidak bekerja di kantor dan berdasi seperti harapan ayahnya. "Daddy tidak peduli! Selama kau tidak bekerja di kantor, maka selamanya Daddy anggap kau hanya bermain-main. Daddy tunggu kau satu jam lagi di rumah atau jangan salahkan Daddy kalau rekaman video mesummu itu tersebar ke media." Tuttt! Sambungan terputus. Muka Mario memucat. Ayahnya paling tahu apa yang bisa digunakan untuk membuatnya bertekuk lutut. Video aibnya tidak boleh sampai tersebar ke media kalau tidak ingin nama baiknya hancur. Dia mengacak rambut, membuat sang hair stylist yang sejak tadi memperhatikannya mengeluh tertahan karena rambut itu sudah sejak tadi ia rapikan dengan susah payah. "Argh! Akan kubalas kau, Dad!" umpat Mario geram. Ia meraih kunci mobilnya dan segera pergi tanpa mengindahkan panggilan dari sutradara maupun para kru yang sedang bertugas. Mario paling tidak suka meninggalkan pekerjaannya dengan setengah-setengah. Tapi nama baiknya lebih penting. Ia akan memberi kompensasi yang pantas untuk semuanya, toh gilirannya sebentar lagi juga selesai. Ia akan mengganti jadwalnya lain kali dengan bekerja lebih keras. Sekarang yang lebih penting adalah mencari tahu alasan sang ayah menyuruhnya pulang. Kalau semua itu sesuai dengan dugaannya, maka ia tidak akan segan-segan untuk menolaknya. Ia tidak akan mau dicomblangi atau dijodohkan dengan siapa pun, apalagi oleh ayahnya sendiri. Memangnya seorang Mario Alexander Forbs tidak bisa mencari istri tanpa bantuan orang lain? Mario mendengkus angkuh. Ayahnya akan kaget kalau tahu ada banyak perempuan yang mengantre untuk menjadi istrinya kalau dia mau. Pria itu melajukan mobilnya dengan perasaan lebih lega tanpa tahu apa yang akan dia hadapi. Mario tidak tahu kalau ayahnya sedang menyusun rencana yang akan menjungkirbalikkan hidupnya. *

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Bukan Ibu Pengganti

read
526.8K
bc

The Unwanted Bride

read
111.2K
bc

Guru BK Itu Suamiku (Bahasa Indonesia)

read
2.5M
bc

Nur Cahaya Cinta

read
360.3K
bc

PEMBANTU RASA BOS

read
16.8K
bc

RAHIM KONTRAK

read
418.9K
bc

Om Bule Suamiku

read
8.8M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook