Episode 23

1375 Words

Mario merasakan sakit di perutnya perlahan-lahan mulai menghilang, rasa panas dan ngilu yang menyakitkan berganti dengan rasa dingin yang menyejukkan. Kepalanya masih berdentam, namun ketika sebuah belaian lembut menyentuh keningnya, rasa sakit itu memudar. Dengan berat, ia mencoba membuka matanya dan seketika menutupnya lagi ketika cahaya matahari dari jendela langsung menusuk matanya. "Mario?" sebuah suara yang selama ini ia rindukan memanggil namanya, apakah ini mimpi? Atau mungkin ... ia sudah mati? Tangannya meraba, dan menemukan sebuah jemari lembut membalas genggamannya. Setelah beberapa kali mengerjap, barulah ia bisa melihat dengan jelas. Istrinya sedang menatapnya dengan wajah cemas, seulas senyum lega terpancar di bibirnya ketika melihatnya membuka mata. Ia melihat perutnya ya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD