Tiga belas

1039 Words

Tian mengendarai mobilnya tak tentu arah. Mobil itu membelah jalanan dengan kecepatan tidak normal. Jalanan cukup sepi dan gelap. Pencahayaan hanya berasal dari lampu depan mobil milik Tian. Tian tidak peduli, ia berada dimana saat ini. Kemarahannya berada diambang batas. Emosi yang tidak bisa ia ungkapkan. Membuatnya terpaksa mengalihkan dengan cara seperti ini. Dalam pikirannya, haruskah ia kalah lagi? Pria itu tetap sama. Berdiri tegak seolah tidak pernah melakukan kesalahan. Kesalahan yang Tian sendiri yakin terus berulang. Meninggalkan negara ini, tidak membuatnya diam saja. Ia tahu, tapi menutup telinga. Ia hanya tidak mau ikut campur lagi. Setelah penolakan keras terhadap dirinya beberapa tahun lalu. Kembali di negara tempat ia di besarkan. Tempat ibunya dilahirkan. Bukan untuk

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD