"Apa hubunganmu dengannya, Lucy?" Mata tajam milik Gery menatap Lucy. Membaca raut wajah itu. Ia hanya berharap, yang ia takutkan tidak benar adanya. "Dia pria b******k!" Desis Lucy, kemarahannya belum reda. Termasuk marah pada dirinya sendiri yang sempat terbuai akan ciuman Tian tadi. "Ayah dari anak dalam kandunganmu?" Lucy memalingkan wajahnya. "Sampai kapan pun aku tidak pernah menganggap anak ini. Aku mempertahankannya, itu karena permintaanmu." "Kenapa kau harus menurutiku?" "Aku tidak ingin kau meninggalkanku." Lucy mencengkram selimut yang menyelimuti kedua pahanya. "Tidak ada lagi orang yang bisa aku percaya Gery dan aku tidak ingin kau menganggapku penjahat jika menggugurkan bayi ini." "Hmm..tidurlah." "Apa kau mengenalnya Gery?" "Tidurlah, Lucy." Gery menutup ruang rawa

