Prolog

430 Words
Jomlo itu pilihan, tapi semakin lama akan menjadi kutukan. _____ Apa yang lebih menyakitkan dari putus pas sayang-sayangnya? Selama menjalin hubungan, ternyata dia tak menganggapmu. Itu yang dialami Kai. Kai selalu merasa kisah Asmaranya tak pernah cemerlang, padahal kehidupannya nyaris sempurna. Memang ya, tak ada yang sempurna di dunia ini karena kesempurnaan hanya milik Allah. Kai pikir saat ia menyelesaikan kuliahnya dengan nilai cumlaude dan mendapat beasiswa di UGM, sang mantan pacar yang terlihat setia akan mau menunggunya agar setelah Kai selesai S2 mereka bisa menikah. Tetapi Kai harus menerima kenyataan saat ia pulang liburan malah melihat sang kekasih yang bermesraan dengan wanita lain. Satu tahun disibukkan dengan kuliah, Kai kembali mengenal cinta, seorang lelaki sopan yang merupakan seniornya. Mereka sangat dekat, bahkan lelaki itu mengatakan ia mencintai Kai dan dengan janji manis akan melamar Kai setelah ia lulus kuliah dan mendapat pekerjaan tetap di Jakarta nanti. Tetapi lagi-lagi hubungan tanpa ikatan mereka harus berakhir karena si lelaki yang katanya sopan itu malah melamar wanita lain yang katanya cinta pertamanya saat SMA. “Kai, lo masih galau?” tanya Nina, sahabat Kai sejak mereka lahir. Bahkan tanggal lahir mereka pun sama, hanya beda beberapa jam. “Iya. Tapi gue gak galau karena si polite f*cking man itu!” jawab Kai ketus. Kedua alis Nina bertaut. “Lalu?” “Gue galau karena gue jomlo Nin. Demi penjaga gerbang istana negara, Mami bakalan rewel nanyain kapan kawin, apalagi lo minggu depan udah nikah! Coy kemalangan apa lagi ini?” Nina menghela napas, mengamati sang sahabat yang dari luar terlihat kalem dan anggun penuh wibawa tetapi faktanya memiliki mulut mercon dan tidak pernah becus menyusun kata. “Gue kenalin sama temannya Bang Vian mau gak?” tanya Nina. Ia memang sudah mengeker satu orang pria yang merupakan sahabat dekat calon suaminya. Pria itu sangat kalem, bisa jadi pelengkap Kai yang seperti petasan banting. “Enggak. Gue gak mau. Mending gue jomlo daripada harus berurusan sama dunia cowok.” ucap Kai. Nina berdecak. Satu kebiasaan Kai, ia akan sulit membuka hati setelah tersakiti. “Atau lo keker aja teman bang Vian pas resepsi nanti.” usul Nina masih mencoba membujuk. “Heh warga sipil aja selingkuh, apa lagi Abdi Negara yang suka ngilang” Nina memukul lengan Kai dengan kesal membuat Kai meringis lalu melotot pada Nina. “Abdi Negara itu kerjanya di hutan! Mana ada cewek cantik di hutan, kalaupun ada berarti itu suster ngesot atau kuntilanak” Kai tetap pada pendiriannya, ia belum siap berkenalan dengan orang baru. Hatinya terluka dan belum sembuh. Kai tak mau menambah luka baru lagi. **
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD