22 : Radithya Wira Saputra

2332 Words

Samar-samar suara kasak kusuk orang yang sedang berbicara, kokok ayam jago, derap langkah kaki dan sapu lidi yang sedang digunakan berlomba-lomba masuk ke dalam indera pendengaranku. Suara-suara khas pagi hari yang tidak akan pernah aku dengar saat tinggal di apartemen. Reflek kedua bola mataku bergerak kesana kemari. Aku mengernyit. Perlahan-lahan aku membuka kelopak mata yang masih lengket dan terasa berat ini. Meja nakas kayu usang yang ada di samping kasur tanpa dipan menjadi pemandangan pertama kali yang aku lihat saat mataku benar-benar terbuka. Aku berguling hingga posisiku menjadi terlentang. Sambil menggaruk leher, aku melirik ke atas, ke atas jendela berbahan kayu yang bagian atasnya terbuka, membuat cahaya matahari menerobos masuk ke dalam kamarku menjadi penerangan, mengganti

New users can unlock 2 chapters for free!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD