Bab. 2 Leave the Party

1530 Words
Keyza yang mempunyai keahlian bela diri seperti 'Mulan' segera berontak dan memberikan perlawanan sehingga dua penjaga itu ambruk. Melihat lawannya tumbang, gadis itu langsung berlari dan mencari jalan keluar. “Cepat kejar gadis itu! Aku mau lapor ke Tuan Darel,” seru pria berkepala plontos kepada rekannya. Lisa dan Leo segera menghentikan cumbuan mereka ketika mendengar keributan. Lelaki itu kemudian mengajak, "Kita pindah ke dalam yuk! Biar tidak ada yang mengganggu." Lisa tampak mengangguk dan lupa kepada Keyza. Akhirnya Keyza melihat pintu utama rumah itu yang sedang dijaga oleh seorang lelaki bertubuh tegap. “Pak, tolong buka pintunya saya mau pulang!” pinta Keyza dengan menoleh ke belakang. “Maaf Nona, selama pesta ini sedang berlangsung dan belum selesai tidak ada yang boleh pergi,” tolak lelaki itu dengan tegas. “Peraturan dari mana? Ya terserah saya mau pulang kapan,” tanya Keyza yang tetap bersikeras untuk keluar dari tempat itu. “Itu sudah aturan dari Tuan Darel, kecuali ada izin darinya,” jawab penjaga itu yang tetap menjalankan tugasnya. Keyza terus berpikir untuk mencari alasan agar dibukakan pintu kemudian ia memohon, “Tolong Pak, Ibu saya barusan telepon dan sedang sa—“ “Tangkap wanita itu! Dia perusuh,” seru seorang penjaga lainnya dari arah belakang sambil menghampiri. Melihat itu Keyza segera berlari menjauh untuk mencari pintu lain. Ia tidak mungkin menghadapi para penjaga bertubuh besar itu seorang diri karena jika dipaksakan pasti kalah jumlah. “Lisa lu di mana sih?” tanya Keyza yang mengharapkan kedatangan sohibnya itu. Ketika sedang mencari pintu keluar, tiba-tiba terdengar suara bariton yang entah siapa pemiliknya. “Aku bisa membantumu keluar dari tempat ini,” ujar seorang lelaki bertopeng Batman. Keyza menatap tajam ke arah pria bertubuh tinggi besar itu yang mengenakan setelan tuxedo berwarna hitam. “Aku tidak butuh bantuanmu,” tolak Keyza yang menduga pria itu pasti b******k dan berotak m***m juga. Pria itu tersenyum simpul dan berkata, “Terserah, apa kamu bisa pergi dari tempat ini?” tanyanya sambil melipat kedua tangannya dengan santai. Tanpa menjawab lagi Keyza meninggalkan pria itu, ia yakin bisa keluar dari tempat ini apa pun caranya. Ketika gadis itu menemukan pintu keluar lain, tiba-tiba lima orang penjaga datang menghadangnya. "Mau lari ke mana lagi kamu Nona?" tanya seorang penjaga sambil mengepung gadis itu. “Ada apa ini ribut-ribut?” tanya pria bersuara bas dengan penampilan rapi yang tiba-tiba datang. “Gadis ini membuat onar Tuan, ia menganiaya seorang tamu,” jawab seorang penjaga sambil memberi laporan. “Siapa kamu berani sekali membuat rusuh di pestaku?” tanya pria itu dengan lantang sambil menatap tajam ke arah Keyza. Keyza menoleh ke arah sumber suara, ia melihat seorang lelaki berperawakan tinggi tengah menatap ke arahnya. Sekilas pria itu mirip dengan tokoh mafia di film yang dingin, angkuh dan sinis. "Jawab!" bentak pria itu dengan kerasnya. "A-aku---" “Dia teman kencanku Darel, tamumu tadi kurang ajar kepadanya,” ujar seseorang dengan suara bariton lagi memberitahu. “Sejak kapan kamu berkencan dengannya, Dev?” tanya Darel dengan curiga ke arah temannya itu. “Malam ini kencan pertama kami,” jawab Dev sambil mendekat ke arah Darel, “Maaf, aku ingin pulang lebih awal. Aku sudah tidak sabar, ingin menghabiskan malam ini bersamanya,” bisik Dev sambil mengerlingkan sebelah mata. Darel tampak tersenyum simpul dan berkata, “Kalau bukan kau yang meminta tidak akan kuizinkan. Cepat pergi sebelum aku berubah pikiran!” Darel kemudian memberikan kode kepada penjaga untuk membukakan pintu. “Thanks,” ucap Dev sambil berlalu dari hadapan Darel, ia kemudian mendekati Keyza dan berseru, “cepat ikut aku!” tanpa berpikir panjang lagi gadis itu langsung mengekor. Sesampai di depan teras, sebuah SUV ranger blue menghampiri. Seorang penjaga langsung membukakan pintu untuk mereka. “Masuk lah!” seru Dave kepada Keyza yang tampak ragu, “Jangan kelamaan mikir!" tukasnya ketika melihat gadis itu diam saja. Keyra segera masuk ke mobil mewah itu yang penting dirinya bisa keluar dulu dari tempat ini. Nanti akan ia pikirkan cara agar bisa lepas dari lelaki yang telah menyelamatkannya. Setelah Dev menyusul ke dalam, kendaraan itu segera meluncur menyelusuri malam. Baru saja mobil mewah itu membelah jalan Raya, Keyza tampak menatap Dev dengan curiga. Ia menebak pasti lelaki itu akan minta imbalan untuk tidur dengannya. Gadis itu merasakan jantungnya berdetak sangat cepat dengan otak yang terus berpikir keras untuk bisa melarikan diri. “Jangan ge er! Aku tidak berniat untuk bercinta denganmu,” ujar Dev sambil menoleh ke arah Keyza yang tampak terkejut. Gadis itu tidak menyangka jalan pikirannya bisa dibaca dengan mudah oleh Dev. Ia pun jadi tidak enak karena telah berburuk di dalam hati, lalu Keyza pun berucap, “Maaf dan terima kasih.” “Akan tetapi apa yang aku lakukan tidak gratis, kamu harus membayarnya,” tukas Dev tanpa expresi. “Berapa aku harus membayar jasamu tadi?” tanya Keyza dengan serius. “Kita mau ke mana Tuan?” tanya sopir sambil melihat dari spion di depannya. “Ke utara Jon!” jawab Dev dengan jelas. Keyza tampak terkejut karena apartemennya berada di arah selatan kemudian ia bertanya, “Kenapa ke sana? Rumah aku di selatan,” protesnya kemudian. “Diam dan ikut saja! Atau kubungkam bibirmu dengan ciuman,” gertak Dev yang membuat lawan bicaranya jadi ciut. Mendengar itu seketika Keyza terdiam, ia tampak tergidik membayangkan lelaki itu mencumbunya. Sehingga membuatnya bergumam,[Lebih baik gue diam saja deh, dari pada bibir virgin ini ternoda.] Mobil itu terus meluncur menuju utara Jakarta. Sementara itu Keyza mulai terlihat takut karena belum pernah pergi berdua dengan pria yang belum pernah dikenal sebelumnya. Gadis itu membuang pandangannya keluar jendela. Beberapa kali dirinya melihat hotel dan penginapan sehingga membuatnya jadi parno sendiri. Akhirnya kendaraan itu berhenti di sebuah parkiran yang ada di pinggiran pantai. Saat Keyza melihat tempat yang asing, ia pun bertanya dengan heran, "Kita mau apa ke sini? Antarkan aku pulang!" serunya dengan ketus sambil menoleh ke arah Dev. "Kamu harus membayarnya dengan dinner bersamaku!" jawab Davis sambil membalas tatapan Keyza. Keyra terdiam sebenarnya ia juga lapar, tetapi gadis itu tidak mau dinner dengan Dev. Pasti akan berkelanjutan nantinya. Mula-mula makan malam habis itu pasti dirinya akan diajak kencan. Keyza terlihat bergidik membayangkannya. Apalagi ia sedang mengenakan longdres yang membatasi gerakannya. Gadis itu tidak akan bisa memberikan perlawanan maximal jika, Dev berbuat hal tidak pantas kepadanya. "Sudah mikirnya?" tanya Dev yang telah membukakan pintu mobil untuk Keyza. Keyza terlihat kaget saat menyadari Dev sudah berada di sampingnya. Dengan perlahan ia turun dari mobil dan mengikuti Dev menuju ke restoran seafood yang sederhana. Suara Deburan ombak memecah keheningan malam. Angin laut berembus dengan sedikit kencang. Membuat rambut Keyza menari-nari. Sehingga ia tampak sibuk merapikannya dari tiupan semilir angin. Untung gadis itu mengenakan gaun berlengan, jadi tubuhnya tidak merasakan dingin. Dev tampak memasuki sebuah restoran apung. Keyza terlihat mengikutinya dan melangkah dengan hati-hati saat menaiki beberapa anak tangga. Suasana di dalam restoran tampak sepi. Hanya ada beberapa orang saja yang sedang menikmati menu seafood dengan santai. Mereka terlihat menengok dan memperhatikan Dev dan keyza yang baru datang. Mungkin aneh melihat orang berpakaian pesta dengan mengenakan topeng mau makan di tempat sederhana seperti ini. Dev memilih meja yang bersebelahan dengan laut dan mereka duduk saling berhadapan. Keyza terlihat grogi belum pernah ia duduk dengan pria sedekat dan berdua seperti ini. Tidak lama kemudian, seorang pelayan datang menghampiri. "Silakan," ucap seorang pelayan wanita dengan ramah, sambil memberikan daftar menu untuk Dev dan Keyza Setelah membaca beberapa menu, akhirnya Dev memesan, "Udang asam manis, cumi saus padang dan capcai jamur kering. Untuk minumannya jeruk manis panas." Kemudian ia mengembalikan daftar menu. Pelayan tersebut segera mencatat pesanan kemudian, ia menoleh ke arah Keyza sambil bertanya, "Mbaknya, mau pesan apa?" Keyza yang masih bingung, dengan spontan menjawab, "Sama Mbak." "Jadi masing-masing semua dua porsi ya?" tanya pelayan itu menegaskan. Dev tampak mengangguk untuk menjawabnya. Selama menunggu koki untuk memasak makanan. Dev memandangi wanita di hadapannya dengan saksama. Ia menduga jika gadis di hadapannya itu pasti sangat cantik, meskipun hanya terlihat bibirnya saja yang berwarna merah delima. "Oh ya, kenalkan aku Dev," ucap lelaki itu sambil mengulurkan tangannya. Keyza mengangkat wajahnya dan menyambut tangan Dev sambil menyebutkan nama, "Keke," gadis itu buru-buru menarik tangannya sebelum Dev menjabat dengan erat. Selanjutnya mereka tampak sibuk dengan ponsel masing-masing. Baik Dev maupun Keyza tidak mau saling mengenal lebih jauh lagi. Hembusan angin laut kembali mengacak rambut Keyza. Ia segera mengambil kunciran dari dalam dompet dan mengikatnya agar rapi. Tanpa Keyza sadari Dev sempat melirik ke leher jenjang gadis itu. "Selamat menikmati!" ucap pelayan itu yang mengalihkan perhatian Dev. Dev segera fokus menyantap makanannya, begitu pun dengan Keyza yang segera memegang garpu dan sendok. Kemudian ia mengambil lauk sedikit-sedikit sambil sesekali melirik ke arah Dev. Dev tampak tersenyum simpul ketika pandangan mereka bertemu. Sementara itu, Keyza masih terlihat acuh tak acuh yang membuat dirinya semakin berbeda dari wanita lain. Deburan ombak malam melebur dengan lagu 'Paint My Love' yang dibawakan oleh MLTR. Mengalun dengan syahdu sehingga membuat dinner itu jadi berkesan. Samar-samar mereka mendengar dua orang di seberang berbisik. "Pasangan yang serasi, pasti ceweknya cantik dan cowoknya ganteng," "Iya, cocok banget, kayak pasangan di drakor ya?" Dav terlihat acuh mendengarnya, sementara Keyza tampak risih. Tiba-tiba gadis itu ingin segera menyudahi makan malamnya. BERSAMBUNG
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD