Shelina dan Sandara

3138 Words
Shelina bingung dengan dirinya sendiri, disatu sisi ia ingin menampar pria yang duduk di dekatnya kini, sekaligus pria yang telah seenaknya mencium kepalanya. Namun kenapa rasanya ia tidak mampu, sehingga Shelina memilih mengusir untuk mengusir saja., agar pikirannya bisa normal kembali. “Tapi sayang ... aku masih ingin disini. Aku masih mau menemanimu." “Sayang? Apa kalian memiliki hubungan khusus? timpa seorang pria paruh baya. Tunggu suara ini ... Shelina menelan saliva nya dengan susah payah. Mendengar suara bariton yang tidak asing lagi di telinganya. “Ternyata kalian saling kenal. Dan kalau sudah sayang-sayang begini, berarti sudah ada status juga diantara kalian berdua. Tapi, kenapa Kok pada main rahasia gini. Gara-gara kalian berdua Sandara menggantung statusku!" Cerocos Rendi tanpa henti. Sandara,Yudi,dan Shelina hanya bisa diam. Mereka bertiga tidak mampu memotong perkataan Rendi, yang mengalir deras seperti air terjun. “Ehemm, Pak. Ini semua Cuma salah paham. Saya sama sekali tidak mengenal siapa Bapak ini!” Shelina menunjuk ke arah Yudi, yang masih setia duduk di sampingnya. Tanpa ada rasa canggung, pria itui masih setia membelai rambut hitamnya. “Apa yang di katakan Shelina benar, Pak. Kami berdua tidak tahu dan tidak mengenal bapak-bapak m***m ini." Sandara mengapit lengan Rendi. “m***m?” Rendi membeo. Sandara mengagguk cepat. “Iya, Pak. Masak dari tadi Shelina di cium-cium, di panggil sayang. Kenal juga enggak!” Menatap Yudi dengan tatapan masam. Yudi hanya tersenyum untuk membalas tatapan Sandara. “Saya sudah mendingan. Jadi saya harus kembali keruangan. Masih banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan." Shelina beringsut turun dari ranjang. “Biar saya bantu! Kamu belum terlalu pulih.” Yudi memeluk kedua bahu Shelina, untuk membantu Shelina berjalan. “Saya bisa sendri!” ketus Shelina. Menepis lengan Yudi, dan mendorong tubuh kekar pria tersebut. “Sayang, jangan seperti ini! Aku tidak mau kamu kenapa-kenapa, kamu masih sakit.” Yudi masih berusaha mendekati Shelina kembali. “Ehhhh. Anda jangan ...," Rendi menutup mulut Sandara. “Sstt, sudah, biarkan saja!” Rendi berbisik ke telinga Sandara. “Ta ... ta ... tapi.” Rendi menggeleng memberi kode agar Sandara tidak ikut campur. "Lebih baik kita pergi dari sini. Bukankah kamu ingin Shelina memiliki kekasih. Aku rasa inilah saatnya." "Ta ... tapi mas." Rendi menarik tangan Sandara, dan segera membawa gadis itu meninggalkan ruangan tersebut. Melihat kepergian Sandara dan Rendi, Yudi kembali mencoba menggapai Shelina. “Lepas kan saya!” Shelina menepis tangan Yudi, yang berusaha menggapai tangannya. “Sayang ... jangan seperti ini please!” Yudi berdiri di hadapan Shelina untuk menghentikan langkah gadis itu. “Percayalah padaku, aku jatuh cinta padamu!” Cup. Yudi mencium bibir Shelina sekilas. Sehingga tangan gadis itu refleks mengangkat bersiap untuk menampar pipinya. “Anda ...” “YUDI ...!" Teriakan seorang pria menghentikan tindakan Shelina. Mereka berdua menoleh ke arah suara tersebut. Suara yang berasal dari seorang pria yang berdiri di depan pintu ruang kesehatan. Seketika mata Shelina membesar melihat pria tersebut. “What! Pak Bos ...," Shelina tercekat. Benar-benar waktu yang kurang tepat, atasannya itu muncul. “Ayah.” Yudi tersenyum ke arah sang Shelina terkejut mendengar panggilan Yudi terhadap Pak Fery yang merupakan Bos nya. “Ayah! Oh Tuhan yang benar saja.” Batin Shelina. Yudi melangkah ke arah sang Ayah.Tangan kirinya menarik Shelina kedalam pelukannya. Yudi mencium tangan sang Ayah. “Apa kabar Ayah? Maaf tadi aku belun bisa langsung ke Aula.Sebab tadi Shelina mendapatkan sedikit musibah.” “Shel.Kenalin ini Ayah aku. Ayah kenalkan ini Shelina calon istri ku!” “Ca ca aa .Saya.”Shelina menunjuk dirinya sendiri. “Ayah sudah kenal sama Shelina,dia salah satu karyawan terbaik disini.Iya kan Shel. Tapi Ayah baru tau kalau kamu calon istrinya Yudi.” Pak Fery menepuk pundak Shelina. “Ta ta pi ...” “Maaf Ayah mengganggu kalian berdua,acara pelantikan akan segera di mulai.Sebaiknya kalian langsung ke Aula.Ayah ingin ke toilet sebentar.Kamu bawa Shelina kesana.” “Baik Ayah.” “Oh ya Yud. Kamu jangan lupa sekalian umumin kepada yang lain bahwa Shelina calon istri kamu.” “Siap Ayah.” “Satu lagi, jangan terlalu lama untk merencanakan pernikahan. Sebab kalian berdua sudah cukup umur untuk itu!” “Ta ta pi Pak...” Shelina mencoba menjelaskan apa yang terjadi.Tapi semua sia-sia Pak Feri telah berlalu meninggalkan mereka. “Maaf pak. Saya permisi.” Shelina menundukkan badan. Ikut beranjak meninggalkan Yudi. “Shelina tunggu! Shel” Yudi mencoba mengejar langkah Shelina.Namun Rendi menarik tangan Yudi. “Loe ikut gue! Acara sudah dimulai ,loe masih aja disini. Satu lagi loe masih berhutang penjelasan tentang Shelina.” “Ren.Gue harus susul Shelina.” “Enggak bisa Yud.Acara sudah mulai. Sekarang loe ikut gue,gue enggak mau di hajar Bunda. Bunda dari tadi mencari loe. Bunda rindu sama loe." Dengan berat hati Yudi melepaskan kepergian Shelina. Yudi lebih memilih untuk mengikuti langkah Rendi ke Aula. SHELINA POV Tubuh ku masih terasa sangat lemah. Apalagi telapak tangan bekas tusukan kaca yang masih terasa sangat perih. Tapi aku harus pergi dari pria aneh itu. Pria aneh yang telah memporak porandakan hari ku. Dia adalah pria pertama yang lancang memeluk dan mencium ku. Apa karena dia anak dari pemilik perusahaan ini, sehingga dia berani lancang terhadap ku. Masih terngiang di telinga ku ,saat dia mengatakan aku ini calon istrinya. Yang benar saja. Pak Fery juga memintanya agar memperkenalkan ku sebagai calon istrinya kepada semua orang. Arggghhh. Aku baru bertemu dengannya hari ini. Dari pada masalah ini melebar kemana-mana lebih baik aku izin untuk pulang. --Author— Shelina memutuskan untuk pulang. Shelina belum siap untuk mengahadapi ini semua, karena kondisinya masih belum terlalu membaik. Di Aula, semua karyawan dan para petinggi perusahaan telah hadir. Untuk menyaksikan pelantikan pemimpin mereka yang baru. Di tengah ruangan terlihat Sandara yang gelisah mencari keberadaan sahabatnya Shelina. Sesekali ia melihat kearah Rendi, dan Yudi. Berharap Shelina ada pada mereka. Namun sosok Shelina tidak ada. "Kemana dia?" Batin Sandara. Ting (Ra, gue pulang duluan ya ke kosan. Kondisi gue enggak memungkinkan untk ikut hadir. Loe bantuin gue izin ya! Karena tadi gue enggak sempat izin.) Sandara sedikit lega, karena akhirnya ia mengetahui dimana keberadaan Shelina. (Iya.Loe tenang aja.Pasti nanti gue bantu untuk meminta izin.) Acara berjalan dengan lancar. Walaupun semuanya serba dadakan. Saat acara ingin di tutup oleh pembawa acara, pak Fery ingin Yudi mengumumkan renca pernikahannya dengan Shelina. Di depan para kolega dan karyawan perusahaan. “Shelina mana Yud? Ayah ingin memperkenalkan Shelina kepada mereka, sekaligus mengumumkan rencana pernikahan kalian.” “Yudi enggak tau dimana Shelina Yah, dari tadi Yudi tidak melihat kehadiran Shelina.” “Kamu ini bagaimana, calon istri sendiri tidak tau dimana keberadaannya.Coba kamu hubungi dia! Dia ada dimana.” “Umumin nya enggak harus sekarang Ayah. Lagian kami belum membahas masalah pernikahan.” “Enggak. Ada atau tidaknya Shelina,Tetap akan Ayah umumkan! Satu hal lagi. Sebelum kamu berangkat ke Solo untuk kunjungan, Ayah akan berbicara dengan Shelina. Agar pernikahan kalian bisa segera di langsungkan.” Pak Fery bangkit dari tempat ia duduk.ia berjalan ke arah podium utama untuk mengumumkan rencana pernikahan Putranya. Yudi Fernando dengan salah satu karyawan perusahaan bernama Shelina. Ini kesempatan terbaik untuk Pak Fery menghilangkan image buruk Yudi, sebagai pecinta wanita satu malam. Rendi hanya bisa diam membatu di posisinya. Saat mendengar pembicaraan antara Ayah dan Anak tersebut. Begitu banyak pertanyaan yang bersarang di dalam fikirannya. RENDI POV Ada hubungan apa antara Yudi dan Shelina? Tunggu, tapi mana mungkin mereka memiliki hubungan. Seandainya mereka memiliki hubungan, pasti Sandara sudah meresmikan hubungan antara kami berdua. Mungkinkah Yudi dan Shelina backstreet dari Sandara. Atau jangan-jangan persyaratan itu hanyalah sebuah alasan bagi Sandara untuk menolak ku. Oh Tuhan kenapa sesulit ini untuk mendapatkan satu di antara mereka berdua. AUTHOR Disaat yang lain fokus kepada isi acara, Rendi sibuk berkelahi dengan pikirannya sendiri. Tanpa ia sadari acara telah hampir selesai di laksanakan. “Perhatian semuanya!” Seketika lamunan Rendi buyar saat mendengar suara Pak Fery. “Sebagai penutup acara pelantikan ini. Saya ingin membagikan sebuah kabar gembira! Anak Sulung saya, sekaligus pemimpin baru di perusahaan ini, akan segera menikah. Tapi karena ada sedikit insiden, calon menantu saya tersebut berhalangan untuk hadir. Tapi tenang saja, kita semua sangat mengenal calon menantu saya tersebut. Dia adalah salah satu karyawati terbaik yang di miliki oleh perusahaan ini. Dia adalah; Shelina Agatha.” Seluruh karyawan dan petinggi perusahaan bertepuk tangan. Dan bersorak memberi selamat terhadap Yudi,dan Pak Fery. Tapi tidak bagi Sandara.Seketika bola mata Sandara membesar. Otak nya langsung tertuju kepada Shelina. Apakah Shelina Agatha yang di maksud oleh atasannya adalah Shelina Agatha sang sahabat. Atau ada Shelina yang lain di perusahaan ini. Setau Sandara di perusahaan ini hanya ada satu Shelina Agatha, yaitu Shelina sahabatnya. “Shelina.itu bukan loe kan Shel. Loe di apain si m***m itu tadi disana. Sampai-sampai loe harus menikah sama dia. Enggak enggak mungkin Shelina yang dimaksud adalah Shelina sahabat gue.” Sandara mulai memukul kepalanya pelan. Menghilangkan pikiran buruk yang ada di kepalanya. Setelah acara usai, semua karyawan di persilahkan untuk pulang. Sandara mulai bergerak mencari keberadaan Rendi dan Yudi.Berharap ia bisa mendapatkan penjelasan dari semua yang ia dengar. Kalau boleh Sandara berharap, Shelina yang dimaksud oleh Pak Fery bukan Shelina sahabatnya. Di lorong menuju ruang Direktur utama, Rendi dan Yudi berjalan beriringan dengan Ayah dan Bunda Yudi. “Yud, Ayah dan Bunda berharap kamu segera membahas pernikahan kamu dengan Shelina!” “Baik Ayah,pulang dari sini nanti Yudi akan mencoba bicara dengan Shelina.” “Oh ya Yud. Jangan lupa membawa Shelina kerumah! Bunda ingin berkenalan dengan nya.” “Baik Bunda. Kalau Shelina tidak sibuk Rendi akan bawa dia kerumah.” “Ya sudah.Kalau begitu Bunda sama Ayah pulang dulu. Ayah sudah mulai lelah.” “Baik Ayah. Nanti Yudi menyusul, Yudi masih ada sedikit keperluan.” Rendi hanya mampu diam mendengarkan percakapan mereka. Semakin banyak saja pertanyaan yang berputar putar di dalam benaknya. “Ren,Bunda sama Ayah balik ya!” Tepukan pak Fery di bahu Rendi, membuat lamunannya buyar seketika. “Oh. Ayah. Rendi antar ya Yah,Bun!.” “Tidak usah,ada Tejo yang mengantar Ayah. Ayah titip Yudi ya! Kamu bimbing dia.” “Baik Ayah.” Setelah kepergian orang tua Yudi. Sekarang hanya tinggal Rendi dan Yudi. Mereka berdua masuk kedalam ruangan Rendi,yang bersebelahan dengan ruangan Direktur. Rendi segera duduk dan menarik tangan Yudi ,agar Yudi segera duduk. Begitu banyak pertanyaan yang akan ia ajukan. “Sejak kapan loe pacaran sama Shelina?” “Gue baru kenal tadi pagi, saat gue nabrak dia. Mana mungkin gue pacaran dama dia” Yudi menjawab dengan santai, sambil memainkan ponsel di tangannya. Sementara di balik pintu yang tidak tertutup sempurna Sandara mengangkat tangannya, bersiap unyuk mengetuk pintu. Namun tangannya terhenti,saat mendengar Rendi menyebut nama Shelina. Sandara lebih memilih mendengarkan pembicaraan mereka di balik pintu. Sandara yakin akan mendapatkan jawaban yang lebih akurat dengan cara seperti ini. Di bandingkan bertanya langsung kepada Rendi. “Kalau loe baru bertemu tadi pagi, kenapa loe sudah lancang sama dia Yud? “Kenapa? Loe suka sama dia?” “Bukan.” “Trus. Kenapa loe harus pusing?” “Dia sahabat Sandara. Gebetan gue. Loe juga tega mebohongi Ayah dan Bunda. Kalau seandainya nanti Ayah menanyakan ini langsung kepada Shelina bagaimana?” "Itu semua biar gue yang urus. Lagian Shelina juga sudah tau itu semua.” “Serius loe.” “Iya gue serius.Tadi gue terpaksa kenalin dia sama Ayah, sebagai calon istri gue. Ayah datang saat gue mengecup bibir Shelina.” “What! Loe sudah terlalu jauh. Loe sadar itu kan? Di tambah lagi loe sudah umumin kepada semua kalau Shelina calon istri loe. Loe nyadar nggak sih Yud. Kalau masalah ini akan merembet kemana-mana.” “Loe kenapa jadi panik gini sih Ren. Urusan Ayah biar gue yang atur. Soal Shelina,dia nggak mempermasalahkan apa yang telah gue lakuin ke dia. Kalau dia mau gue akan nikahin dia” “Ok. Berarti loe jatuh cinta sama dia.” Yudi menaikkan kedua bahunya. “Tapi gue rasa enggak.Jangan bahas ini lagi ,gue juga nggak tau kenapa gue bisa lakuin itu. Semua terjadi begitu saja.Gue mau jalan loe ikut?” Yudi berdiri dari duduknya. “Tunggu.” “Apa lagi, sih.” “Loe yakin enggak punya perasaan apa-apa, karena gue lihat loe memperlakukan Shelina seolah-olah dia kekasih loe, dan loe terlihat tulus.” “ Gue Cuma terpesona sama dia Ren, dia cantik dan aroma tubuhnya mampu menarik gue Enggak lebih dari itu.” “Maksud loe.” “Loe pasti paham Ren! Lagian loe kan tau kebiasaan gue.” “Yud, sampai kapan loe seperti ini? Shelina wanita baik-baik. Bukannya loe udah berjanji untuk berubah. ” “Gue tau itu. Makanya kalau dia mau, gue akan mencoba menjadikan dia istri gue. Gue akan pertahanin dia kalau dia bisa membuat gue jatuh cinta. Begitupun sebaliknya. Tapi kalau dia rela menyerahkan tubuh nya untuk gue sentuh sebelum pernikahan. Maka pernikahan itu tidak perlu dilangsungkan." “Jadi pernikahan hanya untuk mendapatkan Shelina.” “Good!” Yudi mengacungkan jempol nya ke wajah Rendi. Rendi menatap tajam ke arah Yudi. “Loe sudah gi...” PLAKKK Satu tamparan mendarat di pipi kanan Yudi. Sandara menatap Yudi dengan tatapan mematikan. Jawaban yang terlontar dari mulut Yudi tadi, terdengar panas di telinga Sandara. Dengan amarah yang tertahan dari tadi, Sandara melepaskanya lewat tamparan di pipi Yudi. “Dengarkan gue baik-baik. Jangan pernah bermimpi loe bisa mendekati Shelina! Berani loe menyentuh seujung rambut sahabat gue, loe berhadapan langsung dengan gue. Loe pikir gue takut sama loe? Mentang-mentang loe Direktur disini. Oh tidak Bos. Sedikit pun gue TIDAK TAKUT SAMA LOE!” Ucap Sandara dengan lantang. Yudi hanya diam menatap mata tajam milik Sandara. “Ini peringatan pertama dan terakhir buat loe. Dan loe Ren, ini sahabat yang tadi pagi loe bilang baik. Loe mau jodohin Shelina kepada pria gila seperti dia. Sumpah ya jijik gue melihatat kalian berdua. Mulai hari ini loe berdua jangan pernah muncul lagi di hadapan gue dan Shelina. Satu hal lagi kalau Bapak ingin pecat saya, silahkan.” Brakkkk. Sandara keluar,dan membanting pintu ruangan tersebut. “Waw. Sangat menarik dan menantang. Gue pastiin loe juga ikut bertekuk lutut SANDARA!” Batin Yudi. Rendi keluar untuk menyusul Sandara. “SAN, SANDARA ,SANDARA TUNGGU.” Sandara menghentikan langkahnya. “Apalagi huhhh.” Rendi memeluk Sandara. “Sayang. Dengarkan aku dulu please.” “Apaan lagi sih. Lepasin gue!” Sandara mencoba melepaskan pelukan Rendi.Tapi Rendi semakin mempererat pelukannya. “Mas bukan bermaksud untuk melukai Shelina. Shelina itu perempuan baik Dar. Mas gak mungkin menghancurkan dia.” “Itu mas tau. Shelina itu segalanya buat aku mas. Jangan pernah berfikir untuk nyakitin dia mas please. Mas dengar sendiri kan apa rencana Teman nas itu!” Sandara mulai terisak di dalam pelukan Rendi. “Kamu dengerin mas. Shelina itu wanita baik, mas berharap Shelina mampu mengubah Yudi seperti Yudi yang dulu. Yudi yang menghargai wanita Dar. Yudi itu dulu baik dan setia. Tapi semua berubah semenjak wanita yang ia cintai meninggalkannya demi laki-laki tua yang kaya raya. Semenjak itu Yudi berubah, ONS adalah hobinya. Mempermainkan wanita adalah kebahagiaan untuk nya. Mas yakin Shelina mampu mengubah Yudi, apalagi mas lihat dari sorot mata Yudi saat menatap Shelina. Ada yang berbeda dari tatapan itu. Mas yakin Yudi jatuh cinta pada pandangan pertama terhadap Shelina. Namun karena hatinya yang membeku, dia tidak menyadari. Sekali lagi mas mohon izinkan dia mendekati Shelina, mas yakin Shelina mampu,dan mas janji akan menjaga Shelina untukmu.” “Hufftttt. Baiklah aku akan beri satu kesempatan. Kalau seandainya Yudi menyakiti apalagi merusak Shelina,aku berjanji, kepala Yudi akan terlepas dari tubuh nya.” Sandara menunjuk ke arah wajah Rendi. Menekankan kata-kata nya, agar Rendi bisa memegang janjinya untuk menjaga Shelina dari Yudi. CUP “Mas janji sayang.” Rendi mencium puncak kepala Sandara. “Udah sore.Ayo mas antar kamu pulang.” “Enggak usah mas, aku bisa pulang menggunakan taxi. Aku pulang dulu.” “Ya sudah, kamu hati-hati ya sayang. Begitu sampai jangan lupa kabari ya .” “Mmm.Baik” Sandara melangkah meninggalkan Rendi. “Semoga rencana mas Rendi tidak menyakiti Shelina.” Batin Sandara. Setelah menempuh perjalanan lima belas menit, akhirnya Sandara sampai di tempat kostnya. Disana ia tinggal bersama Sandara. Mereka berdua sama-sama dari Bandung, dan merantau ke Jakarta. Untuk menggapai impian mereka,kulineran keliling dunia. “Assalamualaikum. Shel .” Tok tok tok “Walaikumsalam. Masuk aja Dar enggak gue kunci kok.” “Shel. Loe bagaimana keadaan loe? Udah baikan?” Sandara duduk di tepi ranjang tempat Shelina berbaring. “Gue udah baikan kok. Cuma ini perih banget lukanya.” “ Loe baik-baik saja kan?” Sandara menatap Shelina lekat. “Apaan sih Dar. Lebay deh . Gue enggak apa-apa.” “Kejadian di kantor tadi?” “Mmmmm. Gue enggak mau mikirin Dar.” “Loe tau nggak Shel. Pak Fery umumin ke semua orang kantor kalau loe calon istri anaknya.” “ Gue enggak mau ambil pusing.” “Loh kok gitu sih Shel!” “Jujur ya Dar. Jantung gue ingin melompat keluar saat berdekatan dengan itu cowok. Entah mengapa tubuh gue sama sekali enggak menolak sama semua sentuhan cowok itu.” “Loe jatuh cinta sama dia?” “ Mmmm gue enggak tau. Ini cinta apa bukan. Gue lupa rasa cinta itu seperti apa.” Shelina mulai duduk dan bersandar di kepala ranjang. “ Masalah tadi jangan loe pikirin Dar,gue enggak apa-apa kok. Kalau cowok itu bisa bikin gue jatuh cinta,dan dia juga cinta sama gue. Enggak ada salahnya gue nikah sama dia. Ya walaupun nikahnya nanti setelah rasa cinta itu hadir. Mungkin gue harus berani mendatangi Pak Fery untuk meluruskan ini semua.” “Mmmm. Baiklah. Gue dukung loe. Gue yakin loe tau apa yang terbaik buat loe! Ya sudah loe istirahat gue mau mandi sebentar.! “Siiiiip.” Sementara di kantor. Yudi masih setia duduk di sofa ruang kerja Rendi. Tempat terakhir kali Sandara dan Rendi meninggalkan nya. Setelah mengantarkan Sandara ke loby, Rendi kembali ke ruangan nya untuk mengambil kunci mobil,dan ponsel yang masih diruangannya. “Eh. Loe enggak balik!” “Apa dia yang bernama Sandara, gebetan loe." “Iya. Dia Sandara sahabatnya Shelina.” Rendi meraih ponsel, dan kunci mobilnya di atas meja. “Loe masih mau disini?” “Enggak! Gue mau ke Club loe ikut?” “Kalau hanya untuk minum gue ikut. Tapi kalau untuk cari wanita gue enggak ikut!” “Sejak kapan loe enggak suka wanita?” Yudi menaikkan alisnya sebelah menatap Rendi. “Gue sudah lama berhenti. Gue ingin fokus mengejar Sandara.” “Apa menariknya wanita seperti dia?” “Dia istimewa. Tapi lebih istimewa Shelina.” Yudi mengernyitkan dahinya. “Kalau Shelina yang istimewa, kenapa loe malah mengejar Sandara?” “Gue sudah putus asa mengejar Shelina. Jadi gue beralih kepada Sandara. Lagian Shelina maupun Sandara tidak ada bedanya. Kebetulan Sandara punya perasaan terhadap gue. Jadi gue tinggal belajar mencintai dia. Dan sekarang gue sudah berhasil, mengalihkan rasa cinta gue untuk Sandara.” “Loe dan dia sudah memiliki perasaan yang sama. Tapi kenapa loe enggak berani mengungkapkan?” “Seperti yang sudah gue jelasin dari awak.Gue sudah sering mengungkapkan perasaan gue. Tapi dia belum bisa menerima gue.” Rendi kembali duduk. Ia menyandarkan punggungnya ke Sofa. “Gue harus mencarikan Shelina pendamping. Kalau gue nggak mampu,ya gue harus menunggu Shelina punya cowok dulu.” “Ya sudah. Bagian Shelina biar jadi urusan gue!” “ Kalau niat loe seperti tadi. Lebih baik jangan! Lebih baik gue melepaskan Sandara, dari pada melihat loe menghancurkan Shelina.” Rendi lantas berdiri dan berjalan ke arah pintu. Sebelum membuka pintu Rendi berhenti sejenak. “Jangan pernah berfikir untuk merusak Shelina. Gue masih mencintai dia. Tapi kalau loe benar tulus mencintai dia. Gue akan bantu loe untuk mendapatkan Shelina. Rendi berlalu meninggalkan Yudi. Yang masih duduk terdiam tanpa suara. YUDI POV Shelina,Sandara menarik, sangat menarik. Dua gadis yang berbeda karakter. Dengan pesona yang berbeda pula. Mereka berdua mampu mengubah dunia seorang Rendi William. Pria berhati dingin. Pria yang tidak pernah puas bila hanya menikmati satu wanita dalam satu ranjang. Siapa yang mengubahnya? Shelina atau Sandara?. Mungkin gue harus mendapatkan mereka berdua. Untuk mendapatkan jawaban.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD