Prolog

206 Words
Buk Mata Layla melotot dan segera memungut buku yang sudah dia jatuhkan dan mengenai wajah seseorang. Tanpa babibu dia kabur ketika melihat mata sang lelaki terbuka merasakan hantaman di wajahnya. Namun dia kalah cepat, Layla menunduk saat kakinya di pegang lelaki itu yang sedang terbaring di lantai perpustakaan. "Mau kemana? Lo udah ganggu tidur gue." "E.. anu gue mau ke toilet" "Ini perpustakaan." Layla menggigit jemarinya gugup melihat dia berdiri tegak menghadapnya. Rambut gondrongnya terikat berantakan. Mungkin karena tidur? "Lo milik gue." "Ha?" "Lo milik gue..." matanya melirik name tag Layla. "Layla" lanjutnya lalu pergi meninggalkan Layla yang melongo. "Heh?" Layla memperbaiki posisi kacamatanya yang melorot, "Ngapain lo? Ganggu si Arhan?" Layla mengangguk mendengar Windi menanyakannya, "Gue deg-degan njir" "Lagian lo ganggu dia. Udah ah ayo udah ditunggu yang lain!" Ajak Windi memeluk beberapa buku paket pelajaran. Dalam benaknya Layla masih memikirkan ucapan Arhan, apa maksud dari kata-kata itu? Layla tidak mengerti lebih tepatnya pura-pura bodoh. "La! kenapa bengong? gue daritadi ngomong nggak didengerin?" Layla tersentak begitu mendengar seruan Windi yang kesal karena merasa diabaikan, "ha? ah gue denger kok, lo lagi ngomongin guru kita kan" mata Windi memicing curiga namun dengan cepat mengangguk membenarkan tebakan Layla, sedangkan Layla menghela nafasnya beruntung tadi dia mendengarkan sedikit.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD