Genggaman tangan Ryan merenggang, bahkan terlepas saat memasuki lift. Ia tidak mengerti sudah menjadi sekejam itu memperlakukan Riska di depan mereka—bertindak bodoh melepaskan wanita yang sudah menjadi mimpi dan harapannya sejak beberapa tahun lalu. Ini bukan inginnya. Baginya Jeny hanya persinggahan sementara, bukan pelabuhan terakhirnya, tetapi yang terjadi ia memilih wanita yang baru ia kenal dibandingkan wanita yang sejak dulu ia cintai. Hati Ryan hancur karena kebodohan dan kekhilafannya. Namun, melihat Jeny, hatinya kembali luluh. Tidak semua pria menerima masa kelam wanita, tetapi ia bisa. Dilemma melandanya sekarang. Kembali kepada Riska atau melanjutkan kebodohannya menjalin hubungan bersama Jeny. Satu hal yang pasti dan sudah terjadi—kembali menyakiti Riska untuk kesekian

