Pertama melihat Jeny, kalimat yang pertama yang mengambang di pikiran Jane 'aku tidak menyukai dia'. Dan benar saja, saat Jane mengajak wanita itu duduk dan menikmati soft drink di kafe yang terletak di dekat kantor Ryan, tatapannya sama sekali tidak menarik simpatinya. Berbeda dengan Riska yang tumbuh sebuah rasa untuk menyayangi selayaknya anak kandung. Namun, sebagai wanita yang banyak bertemu dengan berbagai karakter manusia, ia tidak ingin menilai orang dari penampilannya saja. Jane harus mengenal baik wanita bernama Jennifer itu. Setelah segelas jus jeruk tiba dan meneguknya dalam sekali tegukan, Jane mulai bicara. "Sejak kapan kau mengenal Ryan?" Pertanyaan itu terkesan seperti interogasi, bukan sapaan perkenalan. Senyum tipis Jeny terpoles dari bibirnya yang dilapisi lipstik mera

