Raymond Rivera

1802 Words
Bianca menghabiskan sore ini untuk menganalisis semuanya. Dia membuat skala prioritas apa saja yang akan ia lakukan untuk membalas Gerald Allen, suami tercintanya yang telah membuat dirinya meninggal. Di sinilah Bianca merasa beruntung. Setidaknya, dengan ia meninggal, jiwanya dikirim ke tubuh ini. Semua itu membuat kesempatannya untuk membalas Gerald lebih besar. Gerald dan Falla Scott, selingkuhannya. Mereka berdua adalah orang yang paling bersalah dalam kematian ayahnya dan jatuhnya Bianca ke penjara. Demi harta, Gerald telah memakai cara paling kotor. Bahkan, bayi yang ada dalam kandungan Bianca pun tak berhasil menarik simpati Gerald. Lelaki itu seolah menertawakan kejatuhannya dengan kejam. Kedua tangan Bianca mengepal kuat. Tanpa sadar, kuku-kukunya melukai kulit telapak tangan dan membuat setitik darah keluar. Gerald sangat keterlaluan. Dia membunuh ayah Bianca, Nelson Graham, hanya untuk mendapat hak waris atas tanah dan beberapa properti. Tetapi, setela Gerald tahu ternyata Nelson mewariskan kekayaan itu pada Bianca, dia langsung menjebak Bianca sebegitu rupa. Kematian Nelson diarahkan pada Bianca dengan banyak bukti dan saksi palsu. Gerald tahu Bianca memiliki riwayat anemia dan tifus. Entah bagaimana, lelaki itu berhasil menyuap sipir sehingga Bianca dibiarkan kelaparan, sakit-sakitan, bahkan mengalami pendarahan saat hamil. Semua itu membuat Bianca meninggal. Lelaki itu sekarang pasti tertawa puas. Sayangnya, Bianca tak akan membiarkan Gerald tertawa terlalu lama. Dengan kekuatannya sekarang, dia akan mengambil kembali apa yang Gerald miliki. Bukan hanya itu. Bianca akan memastikan Gerald mengalami penderitaan yang sama. Namun, pertama-tama, sebelum Bianca mengambil langkah, dia harus mencari tahu kekuatan apa saja yang ia miliki. Bianca tersenyum kecil. Cepat atau lambat, Bianca pasti akan meraih tujuannya. Dia hanya harus bersabar, termasuk menghadapi pernikahan ambigunya saat ini bersama Raymond. Bianca berdiri menatap taman samping melalui jendela kamar. Sore ini New York tampak cerah. Awal musim semi selalu menjadi pemandangan yang indah. Taman itu pasti sebentar lagi akan dipenuhi dengan banyak kuncup bunga. Penuh warna warni. Semarak dan meriah. Sangat kontras dengan hidupnya. Saat petang menjelang, taman seperti pemandangan dari surga. Dengan latar belakang langit yang keemasan, pohon-pohon menjadi siluet indah. Angin semilir menggesek dedaunan yang baru tumbuh, menciptakan musik alami. Bianca masih berdiri di balik jendela. Perpindahan jiwanya ke tubuh ini masih menjadi sesuatu yang ia pahami lebih dalam. Selama ini, Bianca tidak terlalu percaya ajaran tentang reinkarnasi dan transformasi. Tetapi, dirinya kini terkait dengan semua itu. Namun, apa pun yang terjadi, Bianca tak bisa terlalu mengeluh. Apa yang ia alami adalah sebuah anegerah. Tuhan memberinya kesempatan lain, dan dia akan menggunakan hal ini untuk menyelesaikan masalah di masa lalunya. Gerald dan Falla tinggal di Boston. Cepat atau lambat, Bianca akan menyapa mereka kembali. Sudah saatnya mereka berhenti menikmati kekayaan Bianca yang diambil secara manipulatif. Kekayaan yang membuat Bianca jatuh dalam kehancuran. … "Nyoya! Tuan telah kembali!" Letty memberikan informasi ini pada Bianca. Beberapa saat yang lalu, Bianca mengintruksikan Letty untuk memberitahunya jika Raymond pulang. Dia memiliki sesuatu untuk ia obrolkan dengannya. Letty hanya mengangguk patuh, meskipun dia mulai tak mengerti dengan tindakan Bianca. Sudah menjadi rahasia umum bagi para pelayan di rumah ini jika hubungan pernikahan majikan mereka tak baik. Masing-masing dari mereka memiliki kehidupan sendiri dan bersenang-senang dengan cara mereka masing-masing. Pernikahan ini hanya dilandasi karena kepantasan keluarga. Kenapa tiba-tiba kini Bianca memiliki minat pada Reymond? Semua itu membuat Letty menebak-nebak. Mungkinkah pada akhirnya mereka akan membicarakan perceraian? Apakah pada akhirnya Bianca menemukan titik jenuh dalam pernikahan? "Apa yang sedang ia lakukan sekarang?" Bianca menatap jam tangannya, mendapati sekarang telah larut. Jam 08.20 p.m. Mungkinkah Raymond tipe orang gila kerja? Dia bahkan pulang semalam ini. "Dia baru saja selesai makan malam!" "Katakan padanya untuk menungguku di ruang tengah. Aku ingin berbicara padanya!" "Nyonya, apakah semuanya baik-baik saja? Bukankah ayah anda telah menyampaikan sejak awal pernikahan perceraian tidak boleh terjadi?" Bianca mengernyitkan dahi. Aturan dari mana yang melarang wanita agar tak bercerai dari suaminya? Mungkinkah ayah Bianca terlalu mengagung-agungkan penyatuan dua latar belakang dan dua kekayaan besar? Sehingga ia tak mengijinkan putrinya sendiri mengambil langkah perceraian. Sungguh ironis. "Jangan khawatir, Letty. Aku tak akan membahas tentang perceraian!" Meskipun ia tak terlalu menyukai pengaturan pernikahan ini, tetapi sejauh Bianca tak dipaksa masuk dalam perkawinan sungguhan dengan peran hak dan tanggung jawab normal, dia tak keberatan untuk mempertahankan pernikahan. Bukankah ini hanya akta di atas kertas? Selain itu, latar belakang Raymond sangat kuat. Ditambah dengan latar belakang Bianca sendiri, itu hanya menghasilkan keuntungan. Tak ada orang yang berani sengaja membuat masalah dengannya, kecuali orang itu bosan untuk hidup. Raymond Rivera adalah sosok lelaki yang menggenggam kekayaan besar Rivera, dari usaha bidang properti, industri, dan perangkat lunak. Di usianya yang ke tiga puluh enam, dia berhasil menggabungkan banyak perusahaan perangkat lunak serupa di bawah sayapnya. Bahkan, dia melebarkannya ke banyak negara. Dia juga mulai membangun perusahaan pembuatan game online yang diluncurkan secara berkala pada publik. Bianca mengetuk-ngetukkan ujung telunjuk di dagunya. Sial. Apakah Raymond terlalu sempurna? Dari ingatan yang diwariskan tubuh ini, Bianca tahu suaminya istimewa. Tetapi sayang. Seistimewa apa pun, tubuh ini tak memiliki cinta. Sepertinya cinta adalah sesuatu yang tak pernah dikenal oleh Bianca maupun Raymond. Mereka berdua seperti mesin otomatis yang bergerak sesuai fungsi yang ada. Raymond sebagai mesin pencetak uang, Bianca sebagai tuan putri dari porselen yang tampak luar biasa manja dan sombong. Pasangan yang sempurna. Dunia seharusnya bangga memiliki pasangan dangkal seperti ini. Bianca segera turun dari kamar, berjalan cepat ke ruang tengah. Cahaya lampu yang berwarna orange membasuh setiap objek yang ada di ruangan dengan jejak kelembutan. Lantai kayu memiliki pola garis-garis, menambah kesan hangat. Sofa kulit yang berwarna lembut, seolah menawarkan kenyamanan. Namun, semua kehangatan dan kenyamanan itu lenyap tak kala Bianca menatap sesosok lelaki yang ia kenali sebagai suaminya. Meskipun tubuh ini telah memberikan informasi mendetail tentang sosok Raymond, dari wajah hingga karakternya, tak urung semua itu lenyap saat ia berhadapan langsung. Bianca menyipitkan mata, menatap seorang lelaki yang duduk anggun di sofa kulit. Malam ini dia mengenakan pakaian kasual. Kaos silver dan jins biru muda. Meski busana yang ia kenakan santai, tetapi tak ada kesan santai sama sekali dari sosoknya. Lelaki ini mengirimkan perasaan menekan dan mengintimidasi. Membawa aura gelap yang tidak menyenangkan. Wajahnya memang tampan. Rahang kuat, hidung tinggi, dan lekuk bibir tipis yang menggiurkan. Kulitnya kecokelatan, seolah terbiasa di bawah terik matahari. Di leher bawahnya, terdapat tato simbol unik, seperti huruf china. Matanya berwarna hijau bening seperti kristal. Meskipun mata itu bening, tetapi emosinya tak terbaca. Mata tersebut layaknya genangan air yang sangat tenang, menyembunyikan semua emosi, pikiran, dan perasaannya jauh di bagian bawah. Bulu mata lelaki itu tidak kalah lentik dari Bianca. Rambutnya sewarna tanah, cokelat gelap dengan sedikit ikal di ujungnya. Dia … setampan Adam dari surga. Tetapi auranya, seperti malaikat kematian. Membuat orang lain merasa sesak hanya dalam sekali pandang. Bianca mulai merutuk dalam hati. Ingatan yang diturunkan tubuh ini mengenai Raymond, tak ada sepersepuluh dari gambaran Raymond sesungguhnya. Saat ini, dengan menatap Raymond secara langsung, Bianca mulai mengerti kenapa mereka sebelumnya tak memiliki pernikahan yang normal. Karena, tak ada wanita normal yang sanggup bertahan di sisi Raymond lebih dari lima menit. Aura mengintimidasinya terlalu kuat dan tatapannya meskipun menawan, mengirimkan jejak kesuraman dan mengancam jiwa. Bagi jiwa sebelumnya yang terlalu manja dan sombong layaknya tuan putri, tidak akan mudah untuk menghadapi Raymond yang penuh tekanan. Sudah merupakan keajaiban mereka bisa menjadi suami istri dalam enam bulan pertama. Setelah itu, mereka berdua selalu mencari kesenangan sendiri-sendiri. "Kau ingin bicara padaku?" Suara Raymond dalam, dengan kesan dingin dan sinis. Dia berbicara seolah-olah Bianca bukanlah istrinya. "Ya. Aku ingin membicarakan beberapa hal penting!" Bianca menolak untuk terintimidasi. Dia mendongak, menatap mata Raymond secara langsung. "Perceraian?" "Dari mana kau bisa menyimpulkan itu?" Pernikahan mereka telah lama berada dalam situasi yang ambigu. Apalagi yang akan Bianca sampaikan jika bukan perceraian? "Kau bisa melakukan apa pun, tetapi tidak bercerai!" Nada Raymond semakin menajam,membuat siapa pun yang mendengarnya harus waspada. Keluarga mereka telah cocok, pernikahan mereka juga stabil. Perkawinan ini memiliki pengaturan yang longgar. Raymond dan Bianca berhak mencari kesenangan di luar masing-masing, selama mereka berdua bermain rapi dan tidak meninggalkan jejak. Raymond bahkan mengatur semua keuangan Bianca, memanjakan wanita itu secara luar biasa, dan masa bodoh dengan setiap pengeluaran. Perceraian tidak dibutuhkan di sini. Semuanya cukup stabil, meskipun dengan standar Raymond yang tak wajar. "Kau bisa tenang. Aku tak ingin membahas perceraian!" Bianca mengangguk kecil. Untuk apa juga Bianca mengajukan proposal tentang perceraian? Pernikahan ini tidak mengekang Bianca dalam kewajiban-kewajiban tertentu, sehingga ia tak keberatan mempertahankan peran sebagai istri sempurna Raymond. Sekaligus istri bodohnya. Raymond mengangkat salah satu alisnya, bertanya tanpa suara. kedua tangannya ia silangkan di depan d**a. Udara di sekitar mereka terasa turun beberapa derajat karena aura yang dibawa Raymond. "Aku ingin tahu apa saja aset yang kumiliki, berapa kekayaan bersihku, usaha apa saja yang kuwarisi, pasar seperti apa yang diterjuni perusahaanku, dan hal-hal yang terkait semua itu!" Raymond membeku. Matanya menatap Bianca curiga. Selama ini, setelah mereka menikah, semua aset dan usaha Bianca yang diwariskan ayahnya dikendalikan oleh Raymond. Bianca hanyalah wanita manja berotak kosong yang hanya tahu menghabiskan uang dan bersenang-senang tanpa akhir. Dia jelas tak mau terlalu pusing mengurus bisnis dan hanya mau mendapatkan uang secara instan. "Apa tujuanmu?" Raymond berjalan mendekat ke arah Bianca, memfokuskan seluruh pandangannya yang menusuk. "Aku ingin mengendalikan semua kekayaan yang menjadi milikku!" Raymond tertawa sinis. Bianca hanya akan membuat perusahaannya sendiri bangkrut jika ia dibiarkan memegang kendali. Raymond tak akan terkejut jika hanya dalam sehari, istrinya pulang dengan riwayat hutang perusahaan yang lebih besar. Bukannya Raymomd keberatan. Dia justru tertarik melihat kejatuhan wanita manja itu. Tetapi, James, ayah Bianca adalah seseorang yang sangat ia hargai. Dia tak sanggup membiarkan lelaki tua itu mengalami stroke hanya karena putrinya bertindak sembrono merusak perusahaan. Setidaknya, dalam pernikahan ini, satu-satunya beban moral yang Raymond terima adalah menjaga semua warisan keluarga Bianca tetap lestari, seperti yang diinginkan James. "Aku sungguh-sungguh, Raymond! Aku ingin memiliki kuasa sendiri. Biarkan aku mengendalikan keadaan. Jika kau tak cukup yakin, kau bisa mengawasi setiap langkahku. Jika kau pikir aku mengambil keputusan fatal bagi perusahaan, kau bisa membatasiku! Beri aku tiga bulan dan nilai aku dengan objektif!" Bianca bertekad. Jika dia ingin membalas dendam pada suami masa lalunya, pertama-tama yang harus ia lakukan adalah memiliki kekuatan dan kekuasaan sendiri. Uang yang ia pegang saat ini memang sangat banyak. Tetapi karena posisinya dinilai sebagai wanita manja, semua itu membuat ia tak memiliki kekuatan yang cukup. Tanpa kekuatan dan kekuasaan, dia tak ubahnya seperti kepompong kecil yang hanya hangat di dalam ruangan, dan rentan dengan lingkungan luar. Mulai saat ini, dia harus membangun kekuatannya sendiri. Kekuatan yang memungkinkan ia melindas Gerald dan Falla secara total. "Kau yakin tidak akan membuat kesalahan dalam tiga bulan awal?" "Yakin. Jika aku membuat kesalahan lebih dari tiga kali dalam tiga bulan awal, kau bisa menghentikam diriku dari bisnis dan menyita kartu kreditku!" Tanpa kartu kredit, Bianca yang dulu pasti kelimpungan. Ini adalah hal yang paling krusial dalam diri Bianca. Kartu kredit adalah nyawa kedua. "Baik. Aku tak sabar melihatmu jatuh!" …
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD