Mrs. Rivera

Bianca terbangun di tubuh asing di sisi kolam besar. Matanya penuh air, tenggorokannya tersedak, dan tubuhnya basah kuyup. Dia terbatuk-batuk hebat. Dua pelayan di sisinya, sibuk menekan d**a Bianca, mencoba mengeluarkan air semaksimal mungkin.   "Nyonya, apakah anda baik-baik saja?" Letty, seorang pelayan dengan wajah latin, menatap majikannya dengan khawatir. Di sisi mereka, ada seorang lelaki berbaju security, mengawasi Bianca dengan was-was. Beberapa saat yang lalu, majikan perempuan mereka tiba-tiba bergerak tak teratur di kolam dan berakhir lemas mendadak. Pelayan yang kebetulan melihat, langsung heboh dan menyeretnya keluar. Tadinya mereka pikir majikan mereka telah meninggal. Nafasnya sempat terhenti beberapa saat. Hanya saja, ketika mereka berniat memanggil medis, tiba-tiba nafas Bianca kembali hadir dengan lemah. Segera saja pelayan itu menekan d**a, berusaha setengah mati mengeluarkan air dari paru-paru. Bianca terdiam lama. Terakhir dia ingat, dia terkurung di sel penjara yang menyedihkan. Menderita tifus, demam, dan hamil enam bulan. Suaminya sendiri telah menjebaknya. Sekarang, lelaki itu bersenang-senang bersama selingkuhannya. Saat mereka berdua saling memberikan cinta dan melakukan liburan ke tempat-tempat istimewa, Bianca dibiarkan melalui hari demi hari di sel sempit penjara atas kejahatan yang tak pernah ia lakukan. Membunuh ayahnya sendiri. Karena fisiknya lemah dan mengalami banyak komplikasi, Bianca akhirnya merenggang nyawa di balik sel penjara. Sipir bahkan tak peduli dengan teriakan putus asanya. Sepertinya, Gerald, suami Bianca telah mengintruksikan secara tersirat agar Bianca dibiarkan meninggal di balik sel. Kematiannya akan menjadi drama yang hebat, sesuai dengan plot sang suami. Namun, alih-alih mati, ternyata jiwa Bianca ditransfer di tubuh ini. Mungkinkah ini kesempatan kedua dari Tuhan? Alam membiarkan Bianca memiliki peluang untuk membalikkan keadaan. "Nyonya?" Letty, sang pelayan muda berusia pertengahan dua puluhan, menatap majikannnya dengan kekhawatiran yang semakin meningkat. Apakah majikannya baik-baik saja? Sikap Bianca memang tidak bisa dikatakan menyenangkan.Tetapi meski begitu, Letty tak bisa bersikap diam begitu saja saat majikannya terluka. "Diam!" Bianca berkata dingin. Dia memejamkan mata, memahami informasi identitas tubuh yang kini ia miliki. Nama wanita ini sama dengan miliknya, Bianca. Hanya nama keluarganya saja yang berbeda. Jika ia dulu adalah Bianca Clark, sekarang ia adalah Bianca Charla Rivera. Informasi demi informasi mengalir ke dalam otaknya, seperti film yang bergerak cepat. Bianca Charla Rivera, telah menikah dengan Raymond Rivera, berusia dua puluh tujuh tahun, dari latar belakang keluarga kaya. Bianca tersenyum, merasa dianugerahi keberuntungan besar. Bagus. Kali ini, ia memiliki alat untuk bergerak membalaskan dendam miliknya. Dengan kekayaan, Bianca akan menekan suaminya kembali dan menghancurkan hidupnya. "Nyonya, apakah semuanya baik-baik saja?" Letty tak bisa tenang. Majikannya adalah wanita yang sangat manja, meskipun usianya telah menginjak dewasa. Melihat Bianca terdiam serius seperti ini, tampak mencurigakan. Ini … terasa seperti bukan nyonyanya. "Baik! Kalian, kembalilah bekerja!" Bianca berdiri, sedikit limbung, kemudian berbalik menuju mansion besar di belakangnya. "Nyonya!" Letty mengejarnya, tak yakin jika Bianca baik-baik saja. Sikap majikannya tampak berubah. "Pergilah! Aku ingin sendiri!" Bianca melirik tajam, membuat Letty ketakutan. Ingin sekali Bianca mengatakan pada Letty jika majikannya mungkin telah meninggal. Jiwa yang menempati tubuh ini bukan lagi jiwa yang sama. Tetapi, karena hal itu pasti akan terdengar gila, Bianca setengah mati menahan hasratnya. Selama ia masih tetap hidup, semuanya akan ia sesuaikan. Bianca menatap bangunan mansion besar, mendesah panjang. Mansion ini adalah mansion yang ditinggali oleh tubuh ini selama dua tahun, semenjak pernikahannya dengan Raymond. Hanya saja, mansion ini tak ubahnya bangunan dingin. Pernikahan mereka adalah pernikahan dangkal. Orang tua mereka merupakan rekanan lama sehingga pernikahan ini terasa seperti hal yang terjadi otomatis demi bisnis dan kepantasan. Bianca akan menyebutnya sebagai persatuan dua kekayaan besar. Jiwa yang sebelumnya, hanya menjalani enam bulan pertama sebagai pengantin normal. Setelah itu, hubungannya dengan Raymond langsung mendingin hingga sekarang. Raymond kini bersenang-senang di belakang Bianca, dan Bianca bersenang-senang di belakang Raymond. Mereka berdua memiliki satu persamaan. b******k. Meski begitu, masing-masing dari mereka akan bersikap sopan satu sama lain di permukaan. Bianca tak pernah menyangka akan ada pernikahan seperti ini. Dulu, saat ia menikah, meskipun suaminya akhirnya menusuk di belakang, setidaknya kehidupan perkawinan mereka normal. Sampai wanita ular itu datang di hidupnya. Kekacauan demi kekacauan datang silih berganti. Bianca berdiri lama di depan rumah. Bangunan ini mengusung desain kontemporer dengan atap berbentuk cekung. Jendela-jendela rumah ini berukuran besar, sengaja mengambil pencahayaan alami sebagai penerangan. Luas rumah ini, Bianca yakin pasti lebih dari lima ratus meter persegi. Halamannya luas dengan dilengkapi lampu unik di banyak titik. Ada jalan setapak menuju rumah ini. Bianca sengaja memutar arah hanya untuk melihat penampilan depan rumah ini. Bianca masuk melalui ruang depan, mengagumi setiap perabotan rumah ini yang luar biasa. Dua set kursi dengan alas kain sutra diletakkan di sudut. Lukisan-lukisan mahal menghiasi dinding rumah. Sementara di ruang tengah, Bianca menemukan satu set sofa kulit dengan warna lembut. Karpet persia terhampar menakjubkan. Bianca menuju kamarnya di lantai dua melalui ingatan yang ia dapatkan dari tubuh ini. Sebuah kamar besar menyambut kedatangannya. "Tubuh ini terlalu beruntung. Dia menikmati surga sepanjang hidupnya. Sayang … semua ini hanya materil saja. Jiwanya kekurangan kasih sayang dan cinta!" Bianca tersenyum getir. Dia merasa sakit, karena jiwa ini memiliki persamaan seperti jiwanya sendiri. Mungkinkah karena itu Tuhan menakdirkan jiwanya mengisi tubuh ini? Karena ada persamaan di antara mereka. Bianca berdiri di depan cermin besar, mengamati dirinya sendiri. Wajah oval, tulang pipi tinggi, hidung mancung, dan mata berwarna gelap. Bibir ini tampak mengundang dan menggoda. Rambut cokelat gelapnya lurus sepinggang, menciptakan sosok yang menakjubkan. Bianca melirik bayangan tubuhnya yang memiliki lekuk sempurna dan tersenyum puas. Dia bahkan bertransmigrasi ke tubuh yang sangat luar biasa. Tubuh ini merupakan piala tersendiri. Pantas Raymond tidak keberatan menikahinya, meskipun karakter Bianca sebelumnya sangat manja dan simbong. Bianca adalah definisi wanita kaya yang menyulitkan dan merepotkan. Hidup Bianca sangat sempurna. Tubuh indah, latar belakang luar biasa, dan kekayaan besar. Hanya satu kekurangan. Otaknya. Di balik kepalanya yang cantik, tersimpan wanita bodoh yang bahkan tak faham dengan cara kerja perusahaan. Dia wanita yang hanya tahu tentang menghambur-hamburkan uang. Tak lebih. Satu lagi kebiasaan buruknya. Memiliki banyak simpanan lelaki. 'Banyak' dalam arti yang sesungguhnya. Benar-benar kehidupan yang dangkal. Karena tubuh Bianca kedinginan dengan baju renang basah minim, dia segera mengambil baju di lemari besar. "Wow! Bianca! Kau seharusnya ditilang karena memiliki pakaian mahal sebanyak ini!" Dengan lemah, Bianca mengambil salah satu gaun dari sutra bergaris leher rendah, membaca merk baju ini, dan mendesah takut. Ini … merk yang sangat mahal. Bianca mengembalikan gaun tersebut, mencari pakaian yang lebih kasual. Semua isi lemari hampir semuanya gaun branded. Mungkinkah benar-benar tak ada kaos dan jins di sini? Setelah mencari lama dengan panduan ingatannya, Bianca berhasil menemukan kemeja berwarna merah dan celana kain putih. Setidaknya, ini lebih baik dari gaun mewah itu. Setelah mengganti baju, Bianca turun ke lantai bawah. Saatnya makan siang. Ketika Letty secara tak sengaja berpapasan dengan Bianca, dia menunjukkam keterkejutan. "Ada apa?" tanya Bianca, tajam. "Tidak! Tidak! Tidak ada apa-apa, Nyonya! Apakah anda tidak ingin pergi ke restoran siang ini untuk makan siang?" "Tidak! Siapkan makanan di ruang makan!" Letty mengangguk dan menatap punggung Bianca dengan bingung. Bukankah selama ini Bianca selalu enggan makan di rumah? Wanita itu adalah sosialita yang selalu pergi ke restoran setiap kali makan. Dia juga selalu berpenampilan mewah. Kenapa sekarang Bianca terlihat berbeda dari pada biasanya? Majikannya itu memiliki aura asing yang sebelumnya tidak ia miliki. …