Happy Aniversary

1109 Words
WARNING !!! Pasal 72 ayat {1} Undang-Undang Hak Cipta: Plagiarisme : penjara paling singkat SATU BULAN dan atau denda SATU JUTA RUPIAH, atau paling lama TUJUH TAHUN dan atau LIMA MILIAR RUPIAH !! - "Happy Aniversarry pernikahan, Papa, Mama," seru Marchello dan Meechella. Mereka berdua berjalan masuk kedalam rumah besar keluarga Frederick dan Valeria. Terlihat Erick dan Valeria yang terkejut dengan kehadiran anak-anak yang katanya tengah sibuk dengan urusan mereka di luar negeri. Valeria tersenyum bahagia, memiliki putra seperti Marchello, dan juga putri seperti Meechella dan Rebecca membuatnya bahagia. Meskipun kedua putrinya bukan anak kandungnya sendiri, namun Valeria begitu menyayangi kedua putrinya dengan penuh cinta, tidak ada perbedaan mana anak kandungnya dan mana anak orang lain. Valeria tetaplah Valeria, wanita dengan hati yang sangat lembut dan juga penyayang. Sayang sekali, Tuhan belum memberikan kesempatan untuk lahirnya buah hati pernikahan hingga detik ini. Namun Erick tidak pernah menyunggung persoalan itu. Erick telah menerima kekurangan serta kelebihan Valeria saat lelaki itu mantap menikahi wanita yang sempat menjadi milik sepupunya, Arkana. Erick merasa beruntung memiliki istri seperti Valeria. "Kalian berdua kapan pulang ke Indonesia, Sayang?" Pekik Valeria berbinar bahagia. Marchello dan Meechella terkekeh, mereka berdua memeluk Valeria dan Erick dengan erat. Erick terkekeh, betapa bahagianya memiliki keluarga seperti mereka. Anak-anak yang sangat menyayangi orang tuanya. Erick menyentuh puncak kepala Marchello dan Meechella, "Semoga kalian segera menemukan jodoh yang baik, seperti papa yang sudah menemukan mama kalian," goda Erick membuat Valeria tersipu. Meski usia mereka tidak lagi muda, usia yang sudah menginjak kepala empat. Tapi romantisme dan gelora muda dalam tubuh Erick dan Valeria tidak pernah padam. Mereka berdua rasanya tidak menua sama sekali. Sering sekali saat Marchello mengajak Valeria pergi berdua, mereka dikira pacaran oleh orang-orang yang bertemu mereka. Begitu juga saat Meechella pergi dengan Valeria, mereka dikira kakak adik. Dan itu menjadi cerita lucu bagi keduanya. "Papa dan Mama mau hadiah apa?" tanya Marchello merangkul lengan Valeria dengan manja. "Apa ya? Menantu kali yah Pa?" goda Valeria dijawab anggukan antusias oleh Erick. "Kak Ello aja yang menikah dulu, Ma," ucap Meechella menekuk wajahnya saat disinggung pernikahan. "Lah, biasanya kan wanita yang nikah dulu Ellaaaa," ucap Marchello menjulurkan lidahnya kearah Meechella. Valeria menggelengkan kepalanya, jika keduanya disatukan pasti ada-ada saja pertengkeran yang terjadi diantara keduanya. Valeria terkadang sangat sebal mendengar mereka saling merundung satu sama lain. "Oh aku lupa, kamu kan nggak jadi sama siapa tentara itu?" Ejek Marchello membuat Meechella membelalakkan matanya. Meechella meletakkan kue tart pernikahan Valeria dan Erick, dia mengambil bantal yang ada di sofa. Melemparkannya kepada Marchello. "Yaa Marchello, jangan menyebut lelaki itu lagi di depankuuuuu!" teriak Meechella sangat kesal. "Cukupppppp, kita tiup lilin dulu sebelum lilinnya habis," ucap Valeria melerai pertengkaran antar saudara yang mungkin tidak akan pernah selesai jika dibiarkan begitu saja. Meechella menyerah, dia mengikuti kemauan Valeria. Mereka berempat mendekat. "Make a wish dulu," ucap Meechella mengingatkan. Mereka memejamkan mata. "Kumohon, biarkan keluarga ini tetap harmonis, dan hadirkan malaikat kecil untuk Mama dan Papa," doa Meechella di dalam hatinya. "Jangan biarkan Papa dan Mama saling bertengkar," doa Marchello di dalam hatinya. Valeria berdoa, meminta kepada Tuhan agar doa-doanya sebelumnya dikabulkan hingga dihadirkan buah hati yang tengah mereka gadang-gadang selama ini. "Jangan biarkan masalah dan marabahaya mengganggu keluarga kami, aku memohon Ya Rab." Erick menggenggam tangan Valeria, wajah Aldrick terlintas dalam pikirannya. Ketakutannya bahwa suatu saat nanti Valeria menemukan kebenaran itu takkan sanggup Erick hadapi. Dia akan kehilangan Valeria dan anak-anak yang sudah tumbuh besar bersamanya selama ini, Marchello, Meechella, dan Rebecca yang kini berada di tanah air papa kandungnya. Mereka berempat meniup lilin bersama-sama, mereka saling berpelukan satu sama lain. "Terimakasih sudah mengingatkan hari yang spesial ini, Sayang," ucap Valeria berterimakasih kepada anak-anaknya. Jika Nayna lebih keras dalam mendidik anak-anak, maka Valeria lebih ke prioritas apa yang anak-anak butuhkan. Memiliki rekan untuk membesarkan Marchello kala itu, membuat Valeria sangat berterimakasih kepada kakaknya Nayna dan Chiko. Kalau tidak berada dalam awasan Nayna dan Chiko, mungkin saja Valeria akan berbuat nekat yang berujung pada kematiannya atau mungkin kematian Ello dalam kandungannya. Ting tong! Suara bel gerbang berbunyi, Marchello keluar untuk membuka. Satu paket besar membuat Marchello menyerngit. Dia membaca nama pengirimnya, "Rebecca?" gumam Marchello membawa masuk paket berukuran besar ke dalam rumahnya. "Ada paket dari si pembuat onar untuk kalian," ucap Marchello tersenyum. "Rebecca?" tanya Valeria yang hafal betul siapa yang Ello maksud. Siapa lagi pembuat onar sejak kecil jika bukan Rebecca? Mereka membuka paketan itu perlahan, patung setinggi satu meter membuat mereka berdecak kagum. Patung itu terbuat dari akrylik, dan itu gambar Valeria dan Erick saat merek berdansa di acara pernikahan mereka dahulu. "Sejak kapan anak itu merencanakan hadiah ini?" lirih Valeria merasa terharu, dia merasa menjadi ibu yang buruk untuk Rebecca saat itu. Saat Rebecca tumbuh, seharusnya Valeria lebih fokus pada perkembangan Rebecca, bukan malah menghindari anak itu karena menganggap anak itu anak hasil perselingkuhan Erick. "Mama ... Mama membencinya saat itu, Mama mengira dia anak hasil selingkuhan Papa kalian, hiks," isak Valeria mengingat betapa jahatnya dirinya kepada Rebecca. Dada Erick bergemuruh, Erick tidak bisa membayangkan jika Valeria tahu bahwa dirinya memiliki anak dari perempuan lain. Benar-benar anak kandung Erick, bukan anak titipan seperti Rebecca. Bukan amanah yang orang lain percayakan kepada dirinya, tapi anak yang sudah Tuhan kirimkan kepada dirinya dari dalam rahim wanita lain. Rasa nyeri mulai menggerogoti d**a Erick, tanpa pikir panjang Erick memeluk Valeria yang tengah menangis merutuki kesalahannya dimasa lalu. Erickpun ikut menumpahkan airmatanya, lelaki itu tidak kuasa bahkan hanya dalam bayangannya saja membuat Erick selemah itu. Apa yang harus Erick lakukan kini? "Rebecca tidak pernah menganggap Mama sejahat itu," ucap Meechella menenangkan mamanya, mengelus punggung Valeria dengan lembut. Marchello menghela napas, bagaimanapun juga masa lalu tetap membayangi orang-orang di masa depan nanti. Untuk itulah Marchello berusaha sebaik mungkin untuk tidak melakukan kesalahan hingga membuatnya menyesal dikemudian hari nantinya. Valeria merasa lebih baik, Marchello memberikan mereka tiket perjalanan honeymoon di kapal pesiar Turki. "Hadiah dari kami berdua untuk Papa dan Mama," ucap Marchello diangguki Meechella antusias. "Kalian benar-benar tahu apa yang Mama inginkan," jawab Valeria memeluk Marchello dan Meechella. Tentu saja kedua anaknya tahu, Marchello dan Meechella melihat Valeria begitu berbinar saat melihat acara di kapal pesiar itu didalam youtube. "Papa tidak diminta ganti uangnya kan?" goda Erick membuat mereka bertiga tertawa. Pernah suatu ketika saat Meechella dan Marchello membelikan Erick hadiah di acara ulang tahunnya, mereka berdua meminta ganti uang dari hadiah itu karena uang itu adalah uang saku mereka dari daddy dan mommy mereka untuk satu bulan kedepan. "Papaaa!" pekik Marchello dan Meechella malu jika di ingatkan tentang kejadian itu. Ting..tong! "Biar Papa yang buka," ucap Erick. Erick berjalan ke arah gerbang rumah mereka, dia mengerutkan keningnya saat tidak melihat siapapun di sana. Erick menunduk saat melihat amplop coklat berada didepan kakinya berpijak saat ini. Erick membuka amplop itu penasaran. Matanya terbelalak saat melihat isi amplop itu, foto Aldrick putranya! "Sialan!" umpat Erick menebak siapa yang beraninya mengirimkan foto Aldrick ke sana. "Apa yang kamu bawa Sayang?" Erick berjingkat, amplop itu jatuh dari tangannya bersama foto Aldrick di dalam sana.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD