BAGIAN SATU

1014 Words
Menurutku, kembali ke masa lalu bukan sebuah pilihan. Tapi takdir yang menuntun kita untuk menyelesaikan semuanya. Takdir yang telah memberi kesempatan kedua, setelah yang pertama sirna. Untukmu Tuan pemilik hati yang telah lalu, Aku kembali dengan sejuta mimpi. Dengan sejuta angan agar kita bersama kembali... Tyas Jovanka Lydyana ------------------------ Bandara Seokarno-Hatta, tempat pertama kali di pijak oleh perempuan berumur 25 tahun. Setelah 9 tahun tak menginjak tanah air Indonesia. Sebenarnya dia ingin kembali ke kota Pontianak. Tempat itu, tapi ia memilih untuk bertugas di Ibu Kota Jakarta. Kota polusi, begitu orang menyebutnya. Perempuan bergamis abu-abu itu mengedarkan pandangannya untuk melihat sekelilingnya. Tyas sedang menunggu kakak Iparnya yang akan menjemputnya siang ini. Pandangan Tyas teralih ketika melihat kakak Iparnya berjalan kearahnya. Sudah sangat lama, Tyas tidak bertemu dengan Kakak iparnya. "Assalamualaikum adik abang apa kabar?" ucap lelaki berbaju koko itu. "Waalaikumsalam, alhamdulilah bang. maaf ya di hari pernikahan abang sama kak Stella Tyas gak datang," ucap perempuan berdarah Jerman Indonesia itu. Lelaki berbaju koko itu tertawa, menanggapinya. "Sudah nanti saja kita cerita-ceritanya. Ayo sekarang kita pulang. Kakakmu sudah rindu dengan adik cantiknya ini," ujar lelaki itu di sambut tawa oleh Tyas. *** Alunan lagu Admesh kamaleng- Jangan rubah takdirku. Mengalun begitu saja di dalam Honda Jazz berwarna putih itu. Tyas perempuan yg duduk di sebelah Kakak Ipar nya itu ikut menikmati lirik demi lirik lagu tersebut.Di tambah dengan suara gemercik air di luar menambah kesan yang berbeda. Meskipun tinggal di luar negri, Tyas tak pernah lupa dengan tanah kelahirannya,perempuan cantik iut kerap mengupdate apa saja yang menjadi tranding topik di negaranya ini. "Bang, kak Stella masak apa?" tanya Tyas. Lelaki itu menatap adi iparnya yang memang sudah ia anggap adik sejak dulu. "Kakak kamu masak apa ya? Rahasia dong," ucap lelaki itu tersenyum meledek. "Ishh, abang ngeselin deh!" sebal Tyas sebal. "Tyas, Tyas kamu itu masih sama ya. sama seperti dulu. Manja, ke kenakan-kanakan," ucap lelaki itu. "Kan abang tau dulu itu aku masih 16 tahun. Wajarlah kalau ke kekanak-kanakan," ucap Tyas. "Hahaha.... Iya deh. Iyaa yang umurnya masih muda," ledek kakak ipar Tyas. "Yas...." panggilnya. "Apa?" ucap Tyas menengok kearah kakak iparnya. "Dia ada disini..." lirih lelaki itu tampak serius. Tyas tau maksud abangnya. Deg.... Tyas terdiam. Perempuan itu menatap hujan rintik di luar. Ac dingin di dalam mobil, tampak kontras dengan dinginnya hati ketika mengerti apa yang di maksud oleh kakak iparnya. Kakak iparnya bukan orang asing. Ia Muhamad Airlangga Saputra. Lelaki itu sangat tau, semua tentangnya. "Bang, apa ada kemungkinan buat Tyas ketemu dengan dia? " ucap Tyas lirih. Pepatah benar mengatakan bahwa Cinta pertama tak mudah untuk di lupakan. "Dia ada disini Tyas, dia dan keluarganya pindah kesini..." lirih Langga. "Abang sudah pernah bertemu dengan 'dia?" tanya Tyas. "Sudah.... " jawab Langga. "Kapan bang?" tanya Tyas penasaran. Mobil berhenti. "Emh, sebaiknya kita masuk dulu kasian kakakmu, sudah menunggu..." ucap Langga mengalihkan pembicaraannya. Tyas mengangguk lalu masuk kedalam rumah itu. Tyas turun dari mobil Langga. Namun Langga lelaki itu, masih saja duduk di bagian pengemudi. 'Maafin abang udah nyembunyikan semuanya dari kamu, tapi cepat atau lambat kamu pasti akan tau hal itu' batin Langga. "Bang kenapa diem aja ayo..." ucap Tyas menyadarkan Langga. "Eh iya kamu duluan aja. Biar abang yang angkat koper kamu," sahut Langga membuka pintu mobilnya. Tyas mengangguk lalu masuk kedalam rumah minimalis itu. *** Saat akan mengetuk pintu, pintu rumah sudah terbuka oleh perempuan berjilbab hitam yang langsung memeluk Tyas dengan erat. "Masyaallah dek. Kakak kangen banget sama kamu. Udah lama kita gak ketemu," ucap perempuan itu adalah Stella. "Tyas juga kangen sama kakak, kakak sehat?" tanya Tyas kepada Stella. "Gimana keadaan kamu? Papi juga sehat 'kan? "Stella khawatir karena terakhir kali dia melihat Tyas 2 tahun yang lalu, ketika ia resmi menikah dengan Langga. Bukan Tyas tak mau menghadiri pernikahan Langga dan juga Stella tapi karena memang ia sedang mengejar studinya. Perempuan bergelar dokter (Sp.PD KAI). (Dokter specialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi dan Imunologi) Tyas si otak pintar itu sudah menjadi dokter termuda. Tyas sempat bekerja di rumah sakit Jerman selama 6 bulan. Dan akhirnya dia memutuskan untuk pulang ke indonesia karena menurutnya Indonesia lebih membutuhkannya. "Alhamdulilah sehat kak. Papi kan lagi umroh.." jawab Tyas melepas sepatunya. "Em, tapi nanti papi pulang kesini 'kan dek?" tanya Stella. Tyas melirik Kakaknya sembari berpikir. "Enggak tau, coba nanti tanya dulu.." ujar Tyas duduk di sofa ruang tamu. "Kakak siapin makanan dulu ya, kamu tunggu sini." ucap Stella berlalu menuju Dapur. Langga masuk kedalam rumah. "Oh iya bang, kabar ayah sama bunda gimana?" tanya Tyas kepada Langga. "Alhamdulilah baik. Aya juga katanya mau sekolahnya disini." sahut Langga. Tyas tersenyum. "Ya ampun bang. Tyas kangen banget sama Aya, rambutnya masih keriting?" tanya Tyas kepada Langga. "Ya enggak lah," ujar Langga. "Kok udah gak keriting?" tanya Tyas bingung. "Kan sekarang udah ada catok," sahut Langga tertawa sementara Tyas memajukan bibirnya kesal. "Ayo dek kita makan udah kakak siapin," ucap Stella. "Ayo mas kamu juga makan," sambung Stella kepada Langga juga. Mereka bertiga berjalan menuju ruang makan. Setelah selsai makan. "Kak, bang, Tyas ke atas dulu ya. Mau mandi gerah," ucap Tyas langsung beranjak dari Tempat duduknya. Sementara Stella dan Langga duduk di sofa ruang keluarga. "Sayang kamu kenapa?" tanya Langga ketika melihat Stella murung. Stella menyadarkan kepalanya di d**a bidang Langga. "Kita harus tutupi semuanya mas..." lirih Stella. Langga mengusap kepala Stella sayang. "Dengerin aku. Cepat atau lambat Tyas pasti bakal tau. Apa lagi, Tyas akan kerja di rumah sakit tempat Sharena di rawat.." bisik Langga. "Aku gak sanggup Mas. Kalau liat Tyas terluka lagi. Sampai sekarang pun aku masih merasa bersalah karena udah nyakitin dia dulu, " ujar Stella menangis. "Sayang kamu jangan nangis nanti Tyas tau gimana?" ucap Langga menghapus air mata Stella. "Sekalipun Tyas udah tau masalah itu, aku yakin dia perempuan yang kuat kok.." ucap Langga menasehati Stella. "Iya mas dia perempuan yang kuat..." jawab Stella pandangannya kosong. Langga mencium kening Stella. "Jangan di pikirin lagi oke. Aku gak mau kamu sakit" ucap Langga memeluk Stella. Sementara itu, di ujung tangga perempuan yang masih menggunakan gamis abu-abu itu mendengar sesuatu 'Perempuan kuat? siapa yg mereka maksud?' batin Tyas
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD