bc

Syahadatmu Adalah Maharku

book_age16+
7.7K
FOLLOW
53.7K
READ
like
intro-logo
Blurb

Bagaiman jika kamu menjadi Tyas.

Saat tau lelaki yang selama ini di jaga dalam hati maupun dalam doa telah menikah dengan orang lain?

Antara keyakinan, aku, kamu, dan dia.

Kita berlomba untuk bahagia

---Tyas Jovankan Lydyana.

cover by : me

picture by: Pinterest

font by: phonto

chap-preview
Free preview
Prolog
Berlin, Jerman, 2 tahun sebelumnya. Tyas tersenyum menatap dirinya di cermin. Gadis itu sudah siap untuk praktik kerja hari ini. Di depan sudah ada Stella. Stella sendiri 3 bulan lagi akan menikah dengan Langga. "Kak gimana penampilan aku?" tanya Tyas memutarkan tubuhnya 360 derajat. "Cantik banget!" ujar Stella. "Bajunya juga bagus. Pinter kamu milihnya." "Sebenarnya bukan aku yang milih," ujar Tyas. "Ha? Terus siapa?" "Damara, ternyata selera dia sangat bagus." Stella tersenyum menatap Tyas. Ini tahun ke tiga ia berteman dengan Damara membuat Tyas lebih mengenal Damar. "Kenapa senyum-senyum gitu?" tanya Tyas menatap Stella aneh. "Udah move on ceritanya?" ujar Stella membuat Tyas terdiam. "Enggak. Apaan sih, Kak," ujar Tyas. "Move on juga gak pa-pa. Dari pada gak pasti. Toh juga namanya sama, sama-sama Damar," ujar Stella sembari terkekeh. "Enggaklah, perasaan aku masih sama kok. Buat Damar," ujar Tyas. "Dari pada dengar kengawuran Kakak. Mending sekarang aku berangkat dulu deh." "Ya udah hati-hati, ya! Suruh anterin Damar aja! Damara maksudnya!" teriak Stella dari dalam rumah. "Tyas.... Tyas kapan sih kamu mau lupain Damar?" ujar Stella menatap kepergian Tyas. *** Tyas berjalan keluar rumah sakit. Setelah jam istirahat. Ia mendongak kanan dan kiri. "Tyas!" Tyas pun mendongak ke sumber suara. Gadis itu tersenyum sembari melambaikan tangannya. Damara berjalan kearahnya, lelaki itu juga membawa sesuatu di tangan kanannya. "Hari ini menunya apa?" tanya Tyas kepada Damara. "Ayo tebak apa?" tanya Damara. "Sop? Sayuran? Atau.... " "Tara.... " ujar Damara menunjuk lauk yang ia bawa. "Ha? Serius jengkol! Kamu dapat dari mana?" tanya Tyas. "Kemarin sepupu aku ngirim ini ke sini. Dia tahu banget aku suka jengkol. Dan memang lagi butuh sample jengkol buat bahan praktek," ujar Damara. "Baunya enak banget," ujar Tyas. "Makan yuk," ajak Damara. Tyas mengangguk dengan cepat. Damara seorang chef di salah satu restoran terkenal di Jerman. Awalnya Damara hanya ingin melanjutkan pendidikan S2-nya dan setelah itu dia akan pulang ke Indonesia. Namun setelah bertemu dengan Tyas Damara malah menetap, dan memilih berkerja di Jerman. Setiap hari, Damara selalu membawakan makanan untuk Tyas. Setiap jam istirahat makan siang tentunya. "Ayo makan," ajak Damara. Keduanya berdoa lebih dulu. Lalu mulai menyantap makanan mereka. "Alhamdulillah, setelah hampir 7 tahun gak makan jengkol, akhirnya saya makan jengkol juga," ujar Tyas mengucap syukur. "Beneran 7 tahun gak makan jengkol?" tanya Damara sembari menatap Tyas. "Iya beneran, lama banget kan!" "Gimana rasanya beda, gak?" ucap Damara meminta pendapat kepada Tyas. "Enggak. Malah kayak enak banget," ujar Tyas. Benar-benar menikmati makan siangnya. "Oh iya, besok tahun ke-3 buat ngirim surat, kan?" ujar Damara mengingatkan Tyas. "Iya. Aku udah siapin suratnya. Walaupun kecik kemungkinan Damar buat baca. Tapi aku masih yakin, suatu saat Damar akan baca surat-surat itu," ujar Tyas sembari tersenyum. Damara hanya diam, ia sangat sadar, Cinta Tyas kepada Damar sangat besar. Sampai-sampai Tyas tidak menyisakan cela untuk dirinya masuk kedalam hati Tyas. "Udah. Itu mikirin-nya nanti! Sekarang makan dulu. Di habisin ya makannya, aku udah capek buatnya. Masa gak habisin," ujar Damara. Tyas pun melanjutkan makannya. Sembari terus bercerita. **** "Gimana udah di masukin?" tanya Damara. Tyas mengangguk sembari tersenyum. Mereka berjalan di pinggir pantai. Lalu menghanyutkan botol berisi surat tersebut. Setelah itu, keduanya duduk di pinggir pantai. Sudah 3 tahun, Tyas melakukan semua ini. Ia berharap surat dalam botol itu di temukan oleh Damar dimana pun ia berada. Awalnya memang ini ide dari Damara. Dan awalnya pun Tyas menolak. Karena tidak mungkin Damar bisa membaca suratnya. Namun ia tersadar, apa yang tidak mungkin di dunia. Jika Allah menghendaki semua. "Yas, aku mau ngomong sesuatu sama kamu," ujar Damara. Tyas mendongak menatap Damara. Damar dana Damara adalah orang berbeda. Tapi entah kenapa malah mereka memiliki nama yang sama. "Kita nikah, yuk!" ajak Damara. Tentu saja Tyas kaget mendengar ucapan Damara. "Kamu bercanda?" tanya Tyas. "Mana mungkin aku bercanda untuk hal seperti ini," ujar Damara senyuman Tyas tiba-tiba pudar begitu saja. "Damara, kamu tahu kan aku.... " "Aku tahu. Kamu hanya cinta sama Damar iya, kan?" ujar Damara memotong ucapan Tyas. "Aku juga Damar, aku berharap kamu bisa melupakan Damar. Gak ada untungnya Yas, gimana kalau sekarang Damar udah menikah? Atau yang lebih parahnya. Damar udah lupain kamu? Apa yang kamu dapat dari penantian kamu selama bertahun-tahun?" Tyas diam, pikirannya benar-benar bercabang sekarang. "Lagian, ada tembok besar di antara kalian. Yang mungkin gak bisa buat.... " "Stop Damara! Gak ada yang gak mungkin di dunia ini. Apalagi aku selalu melibatkan Allah," ujar Tyas menyanggah ucapan Damara. "Sekarang kamu pikir pake logika deh. Dari awal bertemu dengan Damar ada berapa persen kemungkinan kalian bersama? Orang tua Damar gak akan merestui kalian, iya kan?" Tyas diam, memang ucapan Damara benar. Tapi ia tidak bisa menghapus Damar dari hatinya. "Kalau pun akhirnya aku gak sama Damar. Aku memang udah ikhlas. Tapi aku juga gak bisa sama kamu," ujar Tyas. "Kenapa? Kita kenal udah cukup lama, Yas. Kamu masih gak percaya sama aku?" tanya Damara. "Bukan. Selama ini aku selalu anggap kamu kakak aku sendiri. Dan gak lebih dari itu. Berat buat aku, nerima kamu sebagai suami aku." Keduanya diam. Namun beberapa menit kemudian. Tyas bangkit. "Maaf aku gak bisa nerima lamaran kamu, Damara." Setelah itu, Tyas bangkit dan pergi meninggalkan Damara. **** Bali, Indonesia. Lelaki menggunakan setelah jas terduduk di pinggir pantai. Wajahnya terlihat nampak lesu, dan tidak bertenaga. Lelaki itu mengendurkan dasi yang mulai mencekik lehernya. Tuan Willy, Papanya mendesak Damar untuk menikah dengan seorang gadis bertanam Sherena. Bahkan Damar tidak pernah mengenal siapa itu Sherena. Damar kabur ke Bali. Dengan alasan ada meeting mendadak disini. Apapun alasan Sherena untuk menikah dengannya. Damar tidak mau itu. Karena pada dasarnya memang Damar tidak mau menikah dengan Sherena. Damar tidak mencintai Sherena. Yang ada di hati Damar hanya Tyas, Tyas, dan Tyas. Tidak ada perempuan lain. Yang Damar inginkan ya hanya Tyas. Tapi sekarang bagaimana? Apa yang harus di lakukan oleh Damar? Damar berjalan ke tepi pantai. Lebih dekat dengan air laut. Apa mungkin mati menjadi solusinya? Lelaki itu merentangkan kedua tangannya. Seketika angin menerpa tubuhnya dengan begitu halus. Air juga sudah semata kaki Damar. Tiba-tiba sesuatu menyentuh kakinya. Sebuah botol? Damar membungkuk, dan mengambil botol tersebut. Ada kertas usang di dalam botol tersebut. "Siapa sih yang pake cara kuno begini?" gumam Damar. Damar membuka botol tersebut. Lalu membuka isi suratnya. Damar membacanya dengan teliti bahkan ia seperti mengenali tulisan yang ada di kertas ini. "Zainab mu? Untuk Abu al-as?" ucap Damar. Damar terdiam ada satu nama yang terbesit di dalam otaknya. "Tyas?"

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
55.6K
bc

Suamiku Bocah SMA

read
2.6M
bc

GADIS PELAYAN TUAN MUDA

read
465.8K
bc

JODOH SPESIAL CEO JUDES

read
289.2K
bc

The Ensnared by Love

read
104.1K
bc

Guru BK Itu Suamiku (Bahasa Indonesia)

read
2.5M
bc

Nikah Kontrak dengan Cinta Pertama (Indonesia)

read
454.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook