80. Melihatmu hati ini terasa sesak

726 Words

“Mengapa masih diam saja! Cepat tunjukkan jalannya!” Zidan kembali memerintah dengan nada mengancam. Seketika pria paruh baya itu berkeringat. Tubuhnya panas dingin menerima tekanan yang mendominasi dari Zidan. “Si ... silahkan le ... lewat sini, Tuan Zidan,” ucap pria itu dengan terbata. Dia berulang kali mengusap peluhnya yang berjatuhan dari wajahnya. Dengan tubuh gemetar hebat, pria paruh baya yang kemungkinan salah satu pengelola rumah sakit Z mengantarkan Zidan dan ketiga tangan kanan Zidan menyusuri rumah sakit menuju ke salah satu ruang intensif yang berada di lantai 3. Tiba depan ruang intensif. Di mana letaknya berada di lantai dengan beberapa ruang khusus yang sepi tanpa banyak aktifitas dari para dokter, suster atau orang yang ingin membesuk pasien. Pria paruh baya yang menj

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD