Sejak Miura kembali menjejakkan langkah di lintasan HOC Stadium, suasana di pusat rehabilitasi atlet China itu mulai berubah. Para pelatih yang tadinya ragu, kini ikut tersenyum tiap kali melihat Miura melakukan sprint ringan. Mereka tahu, ada nyala yang telah lama padam dan kini kembali menyala. Namun, hanya satu orang yang tahu bahwa nyala itu tak hanya berasal dari tekad Miura sendiri—melainkan dari cinta diam-diam yang disusun sehalus strategi olimpiade oleh Yulianto Atmaja. Di kamar kecilnya, Yulianto duduk berhadapan dengan laptop. Di layar, tampak wajah penuh semangat dari Wahidin dan Agung yang sedang menyampaikan kabar gembira dari Indonesia. “Kabar baik, bro!” Wahidin menepuk meja. “Kita berhasil! Bantuan dana untuk program cinta sudah cair. Pakdhe Yanto, Agung, aku sendiri, b

