Malam semakin tak berujung bagi Yulianto, namun usai reuni Gank Semrawut, masih terngiang kata-kata Pakdhe Yanto saat mereka berdiri berdua di pinggir taman : "Kamu pernah bilang, cinta itu sprint... cepat, membakar, dan bikin napas sesak. Tapi kamu lupa satu hal, Pi." "Apa?" "Setelah sprint... kita selalu berhenti. Tapi bukan berarti menyerah. Kadang kita cuma butuh... napas." Yulianto tersenyum, kata-kata itu seolah menyadarkan semuanya. Malam itu Yulianto menatap langit senja dan berujar pada dirinya sendiri : "Aku cuma berharap... waktu napasku selesai, Miura masih ada di garis finish." Di Beijing, Miura membuka notes kecil untuk terakhir kalinya. Tangannya kini sudah cukup kuat untuk menulis. Ia menambahkan satu kalimat di bawah tulisan terakhir : "Kalau semesta masih menyimpanmu

