Chapter 113 : Rumah Bernama Cinta

1372 Words

Langit Semarang sore itu dilukis warna emas yang perlahan menetes ke jingga. Burung-burung berputar pelan di langit terbuka, menari menyambut senja yang pulang ke peraduannya. Di halaman rumah bergaya tropis-modern di bilangan Semarang Barat, suara tawa Phoenix memantul-mantul seperti bola cahaya. Ia berlarian dengan sandal kebesaran sambil membawa sapu mainan dari plastik, mengejar seekor kucing belang yang sudah paham benar bahwa permainan ini tak akan pernah selesai. Miura, dari balik jendela dapur, tertawa pelan. Ia sedang menyuapkan biskuit ke oven sambil melihat pemandangan kecil yang begitu hidup di halaman rumahnya. Di sofa ruang tengah, Yulianto duduk sambil menelusuri berita-berita dari berbagai penjuru dunia. Ia menandai dengan stabilo beberapa artikel, mengumpulkan potongan-po

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD