Chapter 112 : Pagi Dalam Tawa dan Janji

1661 Words

Pagi itu berbeda, bukan karena langit Semarang lebih biru atau karena burung-burung bernyanyi lebih nyaring, tapi karena rumah kecil yang penuh cinta di kawasan Barat kota itu masih tenggelam dalam keheningan tidur. Tak seperti biasanya, Miura dan Yulianto belum bangun. Waktu sudah menunjukkan pukul 07.45, tetapi dua manusia yang biasanya terjaga lebih pagi itu masih tertidur pulas, berselimutkan hangatnya pelukan dan sisa-sisa malam yang sunyi. Di box kecil yang berdampingan dengan ranjang mereka, Phoenix mulai bergerak. Mata kecilnya terbuka perlahan, mengedip dua kali, lalu duduk dengan gaya malasnya. Ia menguap seperti anak harimau kecil, menggosok-gosok matanya, lalu mengintip ke arah orangtuanya. Senyumnya muncul saat melihat Papa dan Mama-nya masih tertidur, saling berpelukan erat

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD