Chapter 100 : Tawa Phoenix

1419 Words

Rumah mungil di kawasan Semarang Barat itu kini tidak lagi sekadar tempat tinggal. Ia sudah menjelma menjadi semacam kampung harapan. Di sana, cinta bukan hanya hadir antara dua insan dewasa, tapi juga menyebar, menular, menyejukkan siapa pun yang mampir. Dan kini, Phoenix, bocah satu tahun lebih yang energinya sebanding dengan petir dalam botol, adalah jantung dari segalanya. Setiap pagi, sejak ayam belum benar-benar menyesali hidupnya, Phoenix sudah bangun. Suara khasnya yang belum sepenuhnya bisa menyusun kata membangunkan Miura dan Yulianto: “Pa...ma...aummmm!” “Dia kira dia singa,Pa,” kata Miura yang sekarang mulai membiasakan memanggil Yulianto dengan panggilan Papa sambil menggulingkan diri dari kasur. Yulianto yang sudah setengah sadar langsung bangun, mengambil Phoenix dari te

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD