Bab 3

1012 Words
Keduanya terbangun saat waktu menunjukkan jam 4 sore. "Bi, maaf ya aku ketiduran." Kata Tina. "Bibi juga sama ketiduran. Padahal tadi bibi membeli makan dulu di depan masjid yang ada di depan jalan. Sekalian duhur di sana. Eh lihat kamu tidur, bibi juga jadi ngantuk. Ayo makan dulu." Ajak Ani. Keduanya keluar dari kamar dan mencuci muka mereka. Lalu kembali lagi ke kamar. Ani membeli dua bungkus nasi rames. "Ayo dimakan. Biasanya bibi masak nasi. Karena ga sempet, jadi beli nasi rames." Kata Ani. "Nanti aku masak nasi, aku bawa beras banyak bi. Di sini, ada dapur bi?" Tanya Tina. "Ada. Itu yang di sebelah kamar mandi. Ada dapur umum. Tapi rata-rata jarang digunakan. Yang tinggal di sini pada males dan lebih memilih membeli, lebih praktis." Kata Ani. "Kalo bibi mau, nanti aku yang masak. Yang sederhana dan gampang aza buatnya." Kata Tina. "Bibi juga kadang ke kantor bawa bekal, walau hanya dengan mie goreng atau lauknya beli di warung nasi depan masjid." Kata Ani. "Gampang itu mah bi. Aku bisa bikinnya. Ada warung sayur di sini?" Tanya Tina. "Di belakang tempat kos ini ada. Di depan juga ada." Jawab Ani. Keduanya makan dengan lahap karena seharusnya ini adalah untuk makan siang mereka. Lalu Tina membereskan sisa makan mereka. Karena di kosan ada dispenser, jadi mereka ga usah membeli minum. Lalu Tina mulai memasak nasi setelah sebelumnya menuangkan beras yang dia bawa ke dalam ember. Biasanya Ani menyimpannya di dalam sebuah baskom besar, tapi karena masih ada berasnya, jadilah disimpan di ember yang ada tutupnya. "Ayo kita ashar di masjid depan." Ajak Ani. Keduanya bersiap. Lalu berangkat ke masjid. Setelah itu, Ani mengajak Tina jalan-jalan ke sekitar pabrik. "Jadi ini pabriknya? Dekat ga dari kosan." Kata Tina. "Iya. Bibi sengaja milih yang dekat. Biar ga usah naik angkot lagi. Lumayan ngirit." Kata Ani. "Bener bi. Biar irit. Besar juga ya pabriknya." Kata Tina. "Pemiliknya punya dua pabrik besar. Satu di Kabupaten RE, satunya lagi di sini, dan kantornya di perbatasan kota. Pemiliknya bukan orang asli sini, keturunan." Ani menjelaskan. "Pasti dia kaya raya." Gumam Tina. "Kaya banget. Mobilnya aza banyak. Tapi udah tua." Kekeh Ani. Keduanya kembali lagi berjalan-jalan. "Nah ini pusat kota. Banyak aneka ragam jajanan di sini. Kaya alun-alun kalo di kampung." Kata Ani. "Wah banyak banget pedagangnya. Makanannya kayanya enak semua." Kata Tina. "Enak semua. Tapi bibi jarang beli. Kalo dapet bonus lembur, baru jajan di sini." Kekeh Ani. Keduanya melihat ke sana sini, Tina langsung membeli beberapa makanan untuk dia bawa ke tempat kos. Ada juga yang dia beli untuk lauk nasi. Setelah itu, keduanya pulang karena sebentar lagi magrib. Keduanya memilih solat di kosan. Setelah azan, keduanya solat di musola berbarengan. Di sana ada satu musola kecil, di dekat dapur. Lalu keduanya kembali ke kamar. "Ayo bi kita makan dulu. Aku dah beli lauk nasi. Ada ayam krispi. Jajanan juga aku beli beberapa." Kata Tina. "Padahal kita beli lauknya di warung nasi aza. Kamu repot-repot beliin." Kata Ani. "Ga apa bi. Ayo makan." Ajak Tina. Keduanya makan dalam hening lalu memilih menonton televisi di ruang tamu. Kebanyakan penghuni kos memilih jalan-jalan saat ini. Tapi Tina dan Ani memilih menonton. Setelah isya, mereka melanjutkan menonton sampai jam 9. "Bibi udah ngantuk. Ayo ke kamar." Ajak Ani. "Aku juga sama bi. Ngantuk. Besok jam berapa ke kantor?" Tanya Tina. "Jam 7.30. Waktu masuk kantor jam 8. Bibi pengen santai ga terburu-buru di jalan." Jawab Ani. "Baik bi." Jawab Tina. Keduanya lalu tertidur karena masih kelelahan. Keesokan harinya keduanya bangun jam 5, solat, dan mandi. Nasi di magic jar masih ada. Tina gegas menuju warung dan membeli mie goreng lalu memasaknya. Setelah selesai, dia membawanya ke kamar. "Ini buat bekal bibi dan aku. Ini buat sarapan. Ayo sarapan dulu bi." Ajak Tina. Ani masih asyik berdandan dan menyetrika seragam kerjanya. "Sebentar lagi. Bibi lupa nyetrika seragam kerja. Kamu makan duluan aza." Kata Ani. Tina pun makan lebih dulu. Lalu memasukkan nasi dan mie goreng ke dalam dua tempat makan. Setelah itu mencuci piring bekas makannya. Waktu masih menunjukkan pukul 6. "Selesai juga. Bibi makan dulu ya." Kata Ani. "Silakan bi. Aku udah selesai. Ini bekal makan bibi dah aku siapin. Bekal makan aku juga. Jadi sepertinya masak nasi harus mulai saat kita pulang kerja ya bi." Kata Tina. "Iya. Bibi juga gitu. Pulang kerja masak nasi untuk makan malem dan untuk paginya." Kata Ani. "Aku ke warung sayur sebentar ya bi. Ada yang mau dibeli." Kata Tina. Dia pun beranjak dari sana dan menuju warung. Dia membeli mie goreng dan ati ampela serta tahu. Lalu dia menuju dapur dan mengungkeb tahu serta ati ampela yang sudah dibersihkan. Hanya sepuluh menit, lalu dia memasukkan ke dalam mangkok yang ada tutupnya. Mencuci panci. Dan masuk lagi ke dalam kamar. "Abis beli apa? Kok hanya bawa mangkok?" Tanya Ani yang telah selesai makan dan berpakaian. "Beli ati ampela ama tahu. Barusan ngungkeb sebentar lalu dimasukin mangkok. Biar nanti tinggal goreng." Jawab Tina. "Kamu emang gesit. Semua diperhatikan. Ampe makanan buat nanti makan juga disiapin dari sekarang." Kata Ani. "Ga apa bi. Ini aku rendam dulu magic jar nya ya." Tina gegas ke dapur dan merendamnya. "Ayo berangkat. Jangan lupa berkas lamaran dibawa." Kata Ani. "Udah ini ada dalam tas bi. Sengaja aku bawa tas kerja yang muat berkas lamaran." Kata Tina. Keduanya berjalan bersama menuju pabrik tempat Ani bekerja. Saat masuk, Ani mengabsen dulu kehadiran dengan cara finger print. Setelah selesai, keduanya masuk ke dalam. Tina menunggu Ani ke ruangannya dulu. Dia duduk di lobi pabrik. Tak lama, Ani datang. "Sebentar lagi jam masuk kerja. Bibi masuk sebentar ya. Nanti bibi izin temenin kamu ke HRD." Kata Ani. Tina hanya mengangguk. Setelah jam 8 lewat lima belas menit, barulah Ani keluar dari ruang kerjanya dan mengantar Tina ke HRD. Ternyata karena memang membutuhkan karyawan, Tina langsung bekerja hari itu. Dia dibimbing oleh teman Ani, Rosa. Sepanjang Rosa mengajarkan, Tina memperhatikan lalu mulai mempraktikkan. Jika kesulitan, Tina akan bertanya. Dan Rosa ga segan membantunya. Tina cepat belajar, dia sudah menguasai mesin jahitnya hanya dalam waktu sehari penuh. Karena memang basic menjahit dia udah punya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD