Bab 46

2552 Words

“Mas,” panggil Bening sambil menaruh wadah buah di kulkas, “kamu mau makan sekarang atau nanti sekalian mau aku angetin lauknya?” Dari dapur terdengar suara panci beradu dengan sendok kayu, disusul aroma sayur yang mulai menguar. Bening terlihat sibuk, membuka satu per satu tas berisi pakaian dan perlengkapan dari rumah sakit. Ia memilah mana yang harus dicuci, mana yang masih bisa disimpan. Kadang ia berhenti sebentar untuk melihat apakah Banyu butuh sesuatu, tapi suaminya hanya duduk diam di tepi ranjang sambil menatap ponselnya. Banyu baru saja mau masuk ke dalam kamar dengan langkah pelan. Karena ia baru selesai menelpon rekan kantornya untuk memastikan cuti lima harinya sudah terdaftar, dan sekarang pikirannya terasa berat. Tubuhnya memang sudah jauh lebih baik, tapi kepalanya penuh

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD