“Mas, tolong jangan main ponsel terus,” kata Bening tanpa menoleh. “Kata dokter kamu harus banyak istirahat. Mata juga capek kalau terus lihat layar.” Banyu duduk di tepi ranjang dengan ponsel di tangan. Ia mengenakan kaus putih longgar dan jaket tipis dari rumah sakit. Tatapannya fokus pada layar, tapi dari raut wajahnya terlihat ia hanya berpura-pura sibuk. Pagi harinya, Bening sudah sibuk berkemas di kamar rawat Banyu. Di atas meja kecil, ada beberapa buah, botol air mineral kosong, dan bungkusan obat yang baru saja diambil dari apotek rumah sakit. Ia melipat baju-baju yang sempat dibawa, menatanya rapi di dalam tas, lalu menyeka meja dengan tisu basah karena pagi ini Banyu sudah diperbolehkan untuk pulang. Banyu mendengus pelan. “Aku cuma baca pesan dari beberapa rekan kantor. Banya

