Bening keluar dari kamar mandi dengan rambut masih basah tergerai, wajahnya segar setelah mandi, meski tubuhnya masih menyisakan rasa pegal akibat malam panjang bersama suaminya. Ia menatap sekilas ke arah ranjang kosong, lalu ke meja kecil di sudut kamar. Tidak ada tanda-tanda Banyu di sana. Keningnya berkerut. ‘Mas Banyu ke mana?’ Biasanya, kalau tidak sedang sibuk sekali, Banyu selalu masih ada di kamar setidaknya untuk mengambil berkas atau menyalakan ponselnya sebelum berangkat. Tapi kali ini… sunyi. Bening sempat berjalan ke arah lemari, membuka pintu perlahan. Kosong. Setelan jas abu-abu yang tadi malam masih tergantung, sudah tidak ada. “Jadi udah ganti baju, terus langsung turun?” gumamnya, sambil meraih handuk kecil untuk mengeringkan rambutnya. Dengan gerakan pelan, ia mula

