03. Sma 01 Cakrawala

694 Words
Tang ting tang Begitulah suasana meja makan saat ini, hening. Hanya ada suara sendok makan yang bersentuhan dengan piring. " Hari ini, hari pertama kamu sekolah di SMA 1 CAKRAWALA. Disana ada teman ayah yang menjabat sebagai kepala sekolah, namanya Wiratama. Ayah menitipkan kamu sama beliau supaya bisa mengawasi kegiatan belajar kamu dari jauh." Diergan memulai percakapan. "Kamu di antar pak Wito pakai motor beliau, maaf ayah belum bisa beli kendaraan. Tapi ayah janji! setelah ayah merantau dan mendapat gaji,  ayah akan menabung untuk membeli kendaraan buat kamu." Diergan tersenyum dengan mengelus puncak kepala Talita yang berada di sebelah kanannya. " Terserah!" jawab Talita acuh lalu pergi meninggalkan meja makan dan menemui pak wito untuk di antar ke sekolah barunya. .... Talita menyusuri koridor yang sepi dengan santai, padahal bel masuk sekolah sudah berbunyi 30 menit yang lalu. " Talita Callia Azmi!" sebuah suara dari belakang Talita, menghentikan langkah gadis cantik tersebut. "Kamu anaknya Diergantara Azmi teman saya ya? Ayo bapak antar ke kelas kamu." lanjutnya tersenyum sambil berjalan mendahului Talita. Talita mengikuti pak Wiratama dari belakang. Tak sengaja saat di jalan berpapasan dengan bu Dessy selaku wali kelas 12 IPA 2 yaitu kelas talita. "Bu dessy, ini murid baru yang saya maksud."sapa pak Wira. "Ohh.... Talita ya? Ayo ikut ibu ke kelas kamu nak." sapa bu Dessy ramah. Lagi-lagi Talita hanya menurut mengikuti dari belakang. "Perhatian semuanya! Kelas ini kedapatan murid baru pindahan dari jakarta namanya, Talita. " seru bu Dessy, ketika sudah berada di dalam kelas. "Talita, masuk nak!" lanjutnya, saat mengetahui anak didik barunya tersebut, belum menapakkan kakinya di lantai kelas. Talita yang masih di depan pintu akhirnya masuk. Seketika suasana kelas menjadi riuh. "  Suiwitttt..." " Geulis pisan ey..." " Subhanallah..." " Sumpah tu cewek cantik bener,kulitnya kinclong woy!" " Ih... Masih cantikan gue keles." " Dari cara dia natap aja udah keliatan thu cewe belagu! " " Norak!" gumam Talita. " Sudah cukup. Diam!" seru bu Dessy sedikit meninggikan suaranya, agar semua muridnya tenang. "Info lanjut kenalan sendiri ya. Biar cepet akrab!  Talita, kamu duduk sama sesil ya." lanjutnya menunjuk seseorang yang tengah mengangkat tangannya sambil menyengir. "Terimakasih." ucap talita dan segera ketempat duduknya. " Dasar cewek aneh!" " Bisu kali." " Sok kecakepan!" "Emang cakep kok." Begitulah bisik-bisik yang terdengar telinga talita saat berjalan menuju tempat duduknya. Tapi dia sama sekali tidak menggubrisnya. " Haii... kenalin nama aku Sesil Citra Nabila, jabatan sebagai Miss Cakrawala, tapi itu dulu sekarang aku udah lengser karna udah ada kamu yang berhasil ngalahin kadar kecantikan dan keimutan Sesil. Jadi jabatannya sekarang sesil serahkan kepada Talita " Sesil meraba atas kepalanya seolah-olah disana ada sesuatu. Talita hanya melirik risih dengan teman sebangkunya ini. "Nah inii dia... mahkota tak kasat mata, sekarang mahkota ini milik Talita." lanjutnya dengan memperagakan seperti pemenang miss indonesia. " Jaga mahkota ini baik-baik ya Talita cantik..." " Cewek aneh." gumam Talita bergidik ngeri. .... Tet tet tetttt... "Yeyyy! waktunya istirahat.... Talita kantin yuk." ajak Sesil merangkul pundak talita. Sedangkan yang di ajak bicara malah berdiri dan langsung melengos begitu saja. Bukan Sesil namanya kalau menyerah begitu saja. Sesil mengejar Talita dan mengikutinya. Disinilah Talita berada. Taman belakang sekolah, dan tentunya dengan Sesil si cewek cerewet yang terus mengikuti kemanapun Talita berada. " Talita! kamu kok cuek sih? nih ya, kalo jadi Miss Cakrawala tuh gak boleh cuek. Nanti gak ada yang suka lohh." Sesil mulai nyerocos. Merasa di abaikan Sesil berbicara lagi. " Mulai sekarang Talita sahabat sesil!" lanjutnya dengan tegas. Taliya yang sedang mengotak-atik ponselnya pun langsung menoleh "Gila ni anak! Semudah itu percaya sama orang. Dasar cewek Aneh! " batin talita. "Talita kalau ada apa-apa cerita sama sesil ya.. karna sekarang talita ga sendiri, Talita punya Sesil. Sahabat talita." entah mengapa perasaan Talita mulai menghangat setelah mendengar penuturan Sesil yang sepertinya tulus mengatakan kalimat tersebut. Talita terdiam cukup lama, namun tiba-tiba Talita mengajukan jari kelingkingnya. Sesil yang tak mengerti maksud dari Talita, hanya diam mengerutkan dahi bingung. Talita yang merasa jengah langsung menarik tangan Sesil dan menautkan jari kelingking mereka berdua. " Sahabat!" seru Talita tersenyum tipis. Sesil yang mendengarnya pun langsung meloncat kegirangan dan memeluk talita. "Sahabat" seru Sesil gembira. Jangan lupa vote dan komen ya...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD