bc

bairkan waktu yang menjawab

book_age16+
3
FOLLOW
1K
READ
mxb
like
intro-logo
Blurb

saya rasa saya sanggup tanpa adanya dia tapi nyatanya saya merindukanya. kenapa cinta harus datang ketika saya telah kehilangan sosoknya. padahal aku kira aku tidak pernah mencintainya. aku kira aku hanya membutuhkannya teryata aku salah.

chap-preview
Free preview
Perkenalan
"maaf boleh saya beli obat untuk luka bakar?" tanya seorang pria yang saya kira usianya seumuran denganku. "oh baiklah akan ku ambilkan"jawabku sambil bergegas meninggalkan laci kasir. Setelah mendapatkan obatnya aku bawa dan langsung memberikannya pada pria itu. "ini uangnya dan terima kasih" sambil memberi senyum dan beranjak pergi. ku simpan uangnya dalam laci kasirku. ya aku adalah alice salah satu karyawan di sebuah apotek yang cukup besar dan terkenal. sebenarnya aku bukanlah anak jurusan akutansi melainkan aku adalah seorang ahli farmasi yang menjabat kasir karena melirik tunjangan yang diberikan cukup menarik hingga aku menjabat sebagai kasir dan asisten apoteker cukup serakah memang tapi itulah kerja. bukankah kerja butuh uang jadi jabatan apa saja saya kerjakan. "hei kenapa melamun" tanya emi yang sontak membuatku kaget dan menggeleng tanpa menjawab apapun. "itu pria yang aku berikan nomornya padamu" kata emi yang melihatku masih terdiam "kenapa tidak bilang dia akan kesini? aku jadi tidak memerhatikannya" jawabku kesal ya aku memang memberikan no ponselku pada teman emi yang katanya sedang jomblo dan aku juga sebenarnya tidak keberatan kalau hanya untuk sekedar berkenalan toh hubunganku dengan pacarku sungguh tidak baik. bukan karena masalah yang terjadi tapi sebenarnya aku memang tidak menyukainya. aku sendiri menerima dia jadi kekasihku karena aku kasihan padanya yang selalu bersikap baik padaku entah itu baik atau jahat tapi setidaknya aku selalu bersikap baik padanya walau aku selalu mencari alasan saat dia mengajakku jalan. waktu sudah menunjuka pukul 8:00 tinggal 1 jam lagi untuk jam pulang aku melihat ponselku dan kulihat pesan dari ramdan " sudah mau pulang? " " ya " balasku " bagaimana kalau kita ngobrol setelah kamu pulang aku tunggu di cafe searah rumahmu" balasnya " baiklah" aku menyimpan ponselku dan bergegas membereskan meja kerjaku dan ku setorkan uang hasil penjualan hari ini. hari yang melelahkan tapi aku harus menemui dulu ramdan yang sudah menungguku. ku lajukan motorku memecah malam perkotaan yang masih sangat ramai karena memang waktu belum terlalu malam. ini pertemuan pertamaku setelah aku memberikan nomor ponselku. kulihat ada seorang laki-laki memiliki tinggi yang bagus badan yang agak kurus tapi memiliki wajah yang tampan berdiri di depan cafe "mungkin itu dia" batinku. kulihat dia menghampiriku "alice?" tanyanya sambil menunjuku. kuanggukan kepala dan ku sodorkan tangan sebagai tanda perkenalan.ku lihat dari atas hingga bawah pria seumuranku yang sebenarnya bukan tipeku aku sendiri ingin pria yang lebih dewasa dan mapan. " sudah lama? " tanyaku "tidak juga baru saja" jawabnya sambil mengulum senyum "kau mau makan ?" "ah tidak aku sudah makan sore ditempat kerjaku" aku masih memilih melihat-lihat isi cafe yang baru pertama aku kesini padahal setiap hari aku melewatinya. " kau tau tadi aku ke apotik dan membeli obat luka bakar tapi sepertinya kau tidak memerhatikanku" " ah iya maaf aku memang tidak menyadarinya. " jawabku canggung "kau pulang sendiri?" tanyanya menyelidik " tidak, aku menunggu temanku sepertinya sebentar lagi datang. dia tidak bawa kendaraan dan aku selalu marasa taku saat pulang sendiri jadi aku selalu menunggunya" jawabku panjang leba. setelah beberapa lama menunggu dan bicara ngawur tanpa arah dan tiba- tiba uni datang sambil melambaikan tanganya, ku balas dengan senyum. "em temanku sudah datang aku pulang dulu ya" jawabku sambil bergegas meninggalkannya. " oke baiklah ku tunggu kabarmu setelah sampai rumah" jawabnya sambil memberikan senyum. aku beranjak pergi dan meninggalkannya di cafe. " siapa dia?" tanya uni yang mulai penasaran "ah dia baru saja aku mengenalnya lewat perkenalan diponsel dan mengajakku bertemu. " jawabku sambil terus menatap kearah jalan " gebetan baru?" tanyanya mulai menyelidik "entahlah, kau tau kan aku punya rama walau sebenarnya aku bersama dia hanya sebatas kasihan, tapi aku tidak mungkin mendua itu bukanlah aku." jawabku bimbang "jika tidak suka lepaskan saja" titahnya "ya tapi aku ga tega. bingung harus bagaimana melepaskanya aku juga ga mau melukai hatinya. kau tau dia sudah sangat baik padaku bahkan apapun yang aku minta malah selalu di penuhinya." jawabku merasa berslah setelah 15 menit berjalan akhirnya aku sampai. karena rumah uni dibelakang rumahku jadi dia berjalan kaki menuju rumahnya. dan aku memilih membersihkan diri dan menuju kamar tidur. " aku sampai dan aku ingin langsung tidur." ku kirim ke pesanku pada rama dan ramdan dengan pesan yang sama. aku pikir aku egois karena mulai berpaling dari kekasihku tapi apa daya aku tidak mencintai rama sebenarnya dia pria yang baik mapan dan sudah dewasa namun bagaimana aku sama sekali tidak pernah menyukainya. wajahnya mungkin tidak terlalu tampan kalah jauh dengan ramdan tapi dia cocok karena sudah memiliki perkerjaan yang mapan berbeda dengan ramdan yang masih kuliah. "iya bu selamat tidur" balas rama dan sudah tidak aku balas lagi chatnya. " wah sudah sampai. lama sekali aku sampai hawatir karena belum mendapat pesan darimu" " jawab ramdan dan membuatku merasa tersentuh "kurasa sesuai jadwal. sebaiknya kamu tidur sudah malam karena aku juga sudah merasa lelah seharian bekerja" jawabku lalu ku simpan ponselku. "oke selamat malam sayang tidur nyenyak" balasnya dan aku mengulum senyum dan tidur.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
29.7K
bc

TERNODA

read
198.3K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.0K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.4K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
40.2K
bc

My Secret Little Wife

read
131.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook