Agreement

1819 Words
Mereka berdua duduk di atas sofa. Malam semakin larut, tapi markas Bratva tak pernah sepi dari penjagaan. Seorang pria pirang duduk meyilangkan kaki, jari-jari di tangan kanan menjepit sebatang rokok, di hadapannya, seorang pria dengan rambut panjang hingga pinggang tampak sangat kelelahan. Seluruh pakaiannya ternoda darah, dan seorang anak kecil yang tertidur pulas di pelukannya. “Nikolai, aku ingin meminjam kekuatanmu.” Jia Li memelankan suaranya, ia menunduk dalam. Pakaiannya benar-benar tak tampak elegan sebagaimana ia biasanya. Bersimpuh di hadapan orang lain tidak pernah Jia Li lakukan sepanjang ia memimpin grupnya. Dragon’s Claws selalu menjadi grup paling terkenal di seluruh Hong Kong, bahkan seorang pedagang biasa pasti tahu dengan tato mereka. Nikolai tersenyum. “Dan kenapa aku harus meminjamkan kekuatan grupku padamu? Kau sudah tidak punya 100 miliyar untuk pertukaran denganku.” Jia Li menggigir bibir bawahnya. “Kau bilang, kau mencintaiku.” Jia Li memandang lurus ke arah iris mata biru langit di hadapannya. Ia menggigit bibir bawahnya. “Kau bisa melakukan apapun padaku, asalkan kau tidak menciumku.” “Tapi kau bilang kau tidak mencintaiku.” Liu Jia Li adalah seorang pria dengan harga diri tinggi. Kakaknya, Liu Yantsui tiba-tiba kembali dari Taiwan dan menghancurkan Dragon’s Claw. Pria itu bahkan hendak menyakiti Tao yang merupakan anak kandungnya sendiri untuk menarik Jia Li kembali. Jia Li tidak punya pilihan selain melarikan diri. Menyelamatkan Tao adalah prioritasnya. Hanya beberapa bawahan yang setia padanya yang ikut dalam pelarian itu. Yao Wang, dengan seluruh kemampuannya mampu membawa ia dan beberapa pengawal yang setia melarikan diri. Jia Li hanya tak ingin kehilangan Tao. Anak itu sangat berharga untuknya, seperti anak kandungnya sendiri. Nikolai baru akan menjawab permintaan Jia Li, tapi pintu ruangan itu tiba-tiba dibuka dengan kasar. Seorang gadis muda dengan rambut pirang panjang masuk dengan raut wajah ceria. “Yao!!! Aku merindukanmu!” dan berlari menerjang Yao hingga tangan kanan Dragon’s Claws itu harus benar-benar mempertahankan keseimbangannya. Nikolai menggeleng lemah dengan helaan napas. “Nadezhda, berhentilah merusak suasana.” Nadezhda—atau Nadia hanya mencebik kepada Nikolai. Ia tersenyum riang, memeluk Yao erat-erat. “Aku sudah lama tidak bertemu Yao, wajar ‘kan kalau aku merindukannya.” Ia membenamkan wajahnya pada d**a Yao, membuat pria itu menegang dan berusaha melepaskan diri. Nikolai dan Nadia adalah saudara berbeda ibu. Nadia adalah anak sah dari Victor Grigorev dan Istrinya, sementara Nikolai adalah anak dari salah satu simpanan Victor. Ibu kandung Nikolai tak begitu memperhatikannya, dan Ibu kandung Nadia merawatnya seperti anaknya sendiri. Ketika Nadia lahir, Ibunya meminta Nikolai untuk selalu melindungi Nadia. Seharusnya, kepemimpinan Bratva jatuh kepada Nadia, tapi gadis itu dengan tegas memberikannya kepada Nikolai. Alasannya, karena ia ingin menikmati masa muda sebagai gadis biasa, juga ia akan membantu Nikolai dari dalam. Ia menyembunyikan alasan sebenarnya bahwa dirinya tidak ingi dikejar-kejar oleh musuh-musuh Ayahnya ketika Bratva rapuh karena kematian mendadak Victor dan istrinya. Ketika Nikolai tumbang, ia tidak akan ragu untuk menggantikannya. Meski begitu, ia selalu percaya Kakaknya akan terus kuat dan ia tidak perlu bertanggung jawab dengan kepemimpinan Bratva. “Kami sedang berdiskusi tentang hal serius. Kau bisa melampiaskan rindumu nanti. Lepaskan Yao sekarang!” Nadia menggembungkan pipinya, dengan terpaksa melepaskan pelukan. Ketika ia memandang sekeliling, ada banyak orang-orang yang bukan dari grup Kakaknya. Orang-orang Asia yang memiliki tato sama seperti milik Yao. Kedua matanya menyisir seluruh ruangan, dan pandangannya jatuh kepada sosok pria cantik berambut panjang yang amat dikenalnya. “Jia Li Gege.” Gumamnya pelan. “Ap—Hah?” Nadia mendekat, penampilan Jia Li tidak pernah lusuh dalam segala situasi. Tapi kali ini, bahkan rambut panjang pria itu tak berkilau sebagaimana biasanya. Ada banyak darah menempel pada pakaiannya, dan kulitnya tampak sangat pucat. “Gege, kenapa kau seperti ini?” Nadia menggenggam telapak tangan Jia Li. Bratva dan Dragon’s Claws memang pernah berselisih di masa lalu, tapi ketika Nikolai menyatakan dengan lantang ketertarikannya kepada pemimpin Dragon’s Claws, hubungan kedua grup mereka tak lagi setegang sebelumnya. Kerja sama perdagangan mereka di dunia bawah cukup baik. Keduanya sama-sama manipulatif, tapi Nadia tahu tidak ada dari mereka berdua yang saling menjatuhkan. Kedua mata Nadia melebar. Tao tertidur di sofa, dengan wajah pucat dan penampilan berantakan. Anak kecil itu tidak tampak segar seperti yang pernah Nadia lihat. Nadia mengusap rambut hitam Tao. “Bahkan Tao jadi seperti ini.” gumamnya lemah. “Karena itu kubilang jangan mengganggu pembicaraan kami!” Nikolai meninggikan suaranya. Nadia memejamkan kedua matanya dan beranjak untuk berdiri bersisihan dengan Slava. Pria besar dengan wajah sangar itu mengusap bahunya. Nadia mengerti, Nikolai tidak pernah meninggikan suaranya kecuali ia benar-benar terdesak atau panik. “Apa yang kau inginkan dariku untuk membantumu?” Nikolai kembali kepada pembicaraan sebelumnya. “Aku ingin senjata dan pasukan. Aku ingin mengambil kembali apa yang kupunya.” Jia Li mengatakannya dengan pelan. Ia melirik Tao yang tengah tertidur pulas dan tidak ingin membangunkan anak itu. Nadia masih belum mengerti dengan permasalahan yang sebenarnya. Jia Li datang dengan beberapa orang-orangnya, ia bahkan membawa Tao. Bercak-bercak darah di pakaian, dan ia meminta Kakaknya untuk meminjamkan kekuatan. Pasti ada masalah yang besar di markas Dragon’s Claws. Tidak ada yang tersisa dari Liu Jia Li sekarang selain beberapa orang-orangnya yang setia dan juga Tao. Semua orang berusaha menyanjungnya ketika ia berada di puncak kejayaan, tapi tak seorang pun berusaha membantunya ketika ia jatuh. Liu Jia Li sudah cukup lama bersembunyi, berlari dalam kegelapan. Ia mengirimkan surat-surat kepada rekan bisnisnya, meminta sedikit bantuan, namun tak seorang pun berniat membantunya. Jia Li meninggalkan Hong Kong di malam hari dengan sebuah kapal dan mendarat di Macau dalam kegelapan. Dia mendatangi mansion milik Grigorev, dan Nikolai masih membukakan pintu untuknya. “Jika kau tidak bisa membantuku, kirim saja kembali aku kepada Yantsui. Tapi setidaknya, tolong lindungilah Tao untukku.” “TIDAK!” Nikolai dan Nadia berteriak bersamaan. Keduanya saling memandang, dan sama-sama menghela napas. “Nikolai tidak akan membiarkan Gege begitu saja. Ya, kalau dia membiarkan Gege, aku yang akan menolong Gege. Jangan lihat penampilanku, kemampuanku cukup mumpuni kok!” “Cih, jangan membuatku tampak mengerikan, Nadia.” Nikolai kembali memandang Jia Li. “Aku patah hati melihatmu seperti ini. Inikah yang bisa kau lakukan? Melacurkan dirimu kepadaku?” “Nikolai, jika aku berjanji aku akan menjadi tangan kananmu, asistenmu, aku akan bertarung atas nama Bratva, apakah kau akan mempercayaiku? Jika aku mengatakan aku akan membagi keuntungan Dragon’s Claws  ketika semua itu sudah kembali kudapatkan, apa kau akan percaya?” Jia Li memandang lurus kepada Nikolai. “Kau tak akan percaya dengan janji kosongku. Sekarang yang bisa kuberikan hanyalah diriku.” “Dan kenapa aku tak boleh menciummu?” Jia Li menundukkan wajahnya. “Ciuman hanya untuk seseorang yang kucintai, a-aku tidak mencintaimu.” Nikolai terkekeh, tapi Nadia tahu ada gurat terluka di wajah Kakaknya. Siapa pun tak akan melihatnya karena mereka tak mengenal Nikolai dalam waktu yang lama. Slava dan Nadia tahu, mereka melihat gurat terluka itu sejelas melihat wajah Nikolai. Nadia menggigit bibirnya, dadanya ikut merasa sesak melihat wajah Nikolai. Sebagai pemimpin grup, Nikolai sering membawa perempuan untuk ia tiduri di masa lalu, Nadia kira selamanya Kakaknya akan seperti ini, dan Nadia khawatir. Ketika ia tahu Kakaknya jatuh cinta, ia penasaran siapa wanita yang berhasil mengubah Nikolai yang playboy menjadi enggan membawa wanita-wanita lagi. Tak disangka, orang itu adalah Liu Jia Li, pemimpin grup Dragon’s Claws dan seorang laki-laki. Nadia tak memungkiri bahwa Liu Jia Li memiliki wajah dan pesona yang indah. Seolah jika ia lewat, secara reflek semua orang akan memandangnya. Sayang sekali, cinta Kakaknya masih tertolak. Nadia melirik Yao, dan pria Asia itu juga meliriknya. Mereka saling bertemu pandang, Nadia tersenyum ceria, melupakan cubitan kecil di hatinya melihat Yao Wang juga sama saja seperti Liu Jia Li. Nadia terkekeh. ‘Bagaimana bisa aku dan Nikolai sama-sama memiliki kisah cinta yang menyedihkan?’ gumamnya dalam hati. Pembicaraan mereka selesai setelahnya. Nikolai membawa Jia Li ke ruangannya, dan beberapa bawahan yang dibawa Jia Li diberikan ruangan di kamar tamu. Tao sudah dipindahkan di samping kamar Nikolai. Sekarang, hanya Yao Wang, Nadia, dan Slava yang tersisa di ruangan. “Oke aku tak akan mengganggu kalian.” Slava mengusap kepala Nadia dan keluar dari ruangan itu. Seperti sebelumnya, Nadia langsung menerjang Yao dan memeluk lengan pria itu. Wajah Yao tetap saja datar, ia hanya melirik Nadia sebentar. Perlakuannya benar-benar kaku. Nadia tidak membencinya, malah ia akan sangat kaget jika sampai Yao bersikap manis kepadanya. “Ayolah, apa kau tidak merindukanku?” “Aku kemari untuk menyelesaikan urusan Master Jia Li.” Nadia tersenyum lebar. “Tenang saja, Dragon’s Claws pasti kembali ke tangan Jia Li Gege. Nikolai akan membantunya, dan aku juga.” “Kau?” Nadia mengangguk semangat. “Kami tidak mungkin melibatkan anak kecil dalam pertarungan apapun.” Nadia mencebik. “Sampai kapan kau menganggapku anak-anak? Aku sudah 18 tahun, astaga.” “Tapi tetap saja….” “Tidak ada anak-anak yang terlibat perdagangan obat-obatan, tidak ada anak-anak yang berani menembak orang lain, dan tidak anak-anak yang bisa ikut terlibat dalam mengalahkan satu grup kartel di Meksiko, yah meski dengan beberapa bantuan sih. Dan kau, masih menganggapku anak-anak? Anak-anak tidak hidup di dunia seperti ini, Yao.” Nadia terkekeh, ia sedikit emosi. Seolah tersadar, Ia kembali memasang senyum cerianya yang biasa. “Aku bisa membantu Gege, aku tidak akan menyusahkan kalian.” “Kenapa kau harus menyusahkan dirimu?” Nadia tertawa ceria. “Astaga, aku tidak merasa susah kok. Kakakku sangat menyukai Jia Li Gege, aku juga menyukainya seperti Kakakku sendiri, aku menyayangi Tao seperti adikku, dan aku mencintaimu.” Jelas dan sangat ringan. Nadia selalu mengatakan rasa sukanya secara terang-terangan sejak lama, dan Yao Wang sama sekali tak menanggapinya. Baginya, pernyataan cinta Nadia hanyalah sekadar emosi sesaat seorang remaja. Fakta itu tak dapat ditampik mengingat usia Nadia yang masih sangat muda. “Kau….” “Aku serius lho! Sejak dulu aku serius mengatakannya. Hehe.” Jatuh cinta dengan latar belakang keluarga dunia bawah memang tak mudah. Malah harusnya emosi semacam itu tidak seharusnya ada. Sangat menyebalkan karena setiap waktu selalu dianggap anak kecil oleh orang yang dicintai. Yao Wang adalah kepercayaan Dragon’s Claws, dan Nadia adalah penerus sah Bratva. Seluruh anggota inti Bratva tahu tentang fakta itu. Mereka semua tak akan kaget melihat Nona mereka menunjukkan perhatian berlebih kepada pria Asia yang selalu tampak datar bak patung itu. “Oke, kau pasti lelah. Istirahatlah, aku kembali ke kamarku dulu.” Nadia menarik tubuh Yao dan mencium pipinya kemudian berlari pergi. Yao hanya diam, Nadia suka menempelinya, tapi gadis itu selalu tahu batasan dan hanya mencium pipinya. Yao memandang kepergian gadis itu. Gadis muda yang masih tampak benar-benar kekanakan. Meski berulang kali Nadia mengatakan rasa sukanya, Yao tak pernah mempercayainya. Kalimatnya terlalu ringan, tanpa beban. Yao hanya percaya jika perasaan Nadia hanyalah emosi remaja sebagaimana yang selalu ia pikirkan. Seluruh kalimat Nadia selalu terdengar ringan. Sangat ringan hingga Yao menampik segalanya. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD