Brother

1642 Words
Nadia menggigit jarinya, sebuah buku tebal tergeletak manis di pangkuan. Dahi mengerut tajam, dan kedua bola mata terfokus nyaris tak berkedip. Beberapa orang-orang Bratva memandanginya bingung. Nadia bukannya dikenal tak suka membaca, malahan gadis muda itu sering sekali menghabiskan waktu di dalam perpustakaan pribadinya usai berlatih menembak.  Orang-orang bilang Nadia cerdas, dan ia tertawa mendengarnya. Jika memang ia cerdas, maka semua itu karena dia belajar dan belajar setiap hari, mengorbankan waktu tidur dan bersantai. Satu hal yang ditakutkan Nadia dalam hidupnya; menjadi bodoh dan diperalat orang lain, karena itulah dia berusaha keras sampai orang-orang mengiranya jenius sejak lahir. “Nona Nadia, Tuan Nikolai memintamu untuk ke kamar Master Liu.” Nadia mengedip bingung. “Kau yakin Nikolai menyuruhku?” Pria itu mengangguk. Nadia mengusap tengkuknya, bingung dengan permintaan tiba-tiba sang Kakak. Ia tahu apa yang sebenarnya terjadi setelah semalaman mendesak Slava untuk bercerita. Soal pertukaran dan markas Dragon’s Claws yang jatuh ke tangan saudara Liu Jia Li. Nadia mengangguk dan menutup bukunya. Ia tidak kaget ketika tahu bahwa Nikolai menempatkan Liu Jia Li di kamar pribadinya alih-alih di kamar tamu. Ketika ia sampai di depan kamar, Slava menunggunya dan mengatakan bahwa Nikolai tengah mengurus hal yang penting dan menitipkan Jia Li kepadanya. “Gege, aku masuk. Nikolai bilang dia—GEGE!” Nadia berlari dan membantu Jia Li berdiri. Pria cantik itu tampak pucat dan gemetar. “Gege baik-baik saja?” Liu Jia Li memaksakan senyum tipis. Seluruh tubuhnya terasa sangat sakit dan beberapa bagian terasa panas terbakar. Nadia membantunya untuk kembali naik ke atas ranjang dan menyelimutinya. “Gege mau minum?” Jia Li menggeleng lemah. Ia menarik selimut yang menutupinya dan berusaha untuk berdiri. “Aku ingin membersihkan diri.” Nadia menggaruk surai pirangnya bingung. “Tapi tubuh Gege kelihatannya sakit. Um… Nikolai pasti akan membunuhku jika dia tahu aku tidak merawat Gege dengan baik. Dia bilang hari ini aku yang harus menjagamu.” Liu Jia Li memaksakan senyum. Ia berjalan tertatih dengan Nadia yang terus berusaha membantunya. Tidak mengejutkan ketika mendapati Liu Jia Li memakai cheongsam mewah padahal ia datang kemari hanya dengan pakaian compang-campingnya semalam. Setelah pengakuan blak-blakan Nikolai kepada Liu Jia Li kala itu, menyediakan cheongsam di ruangan pribadinya bukan hal yang mengejutkan. Nadia sungguh salut dengan perjuangan kakaknya untuk menaklukkan seorang master Dragon’s Claw. Ya, meskipun hasilnya masihlah nihil. Nadia membiarkan Jia Li membasuh diri sementara ia menunggunya duduk di pinggir ranjang kamar Nikolai. Jika Nikolai menyerahkan penjagaan Jia Li kepadanya, Nadia pikir Nikolai pasti tengah mengurus beberapa hal yang berkaitan dengan polemik organisasi Dragon’s Claw. Ngomong-ngomong, Nadia sudah lama tidak masuk ke kamar Nikolai karena kakak tirinya itu selalu melarangnya. Nadia dan Nikolai sangat dekat meski mereka berbeda ibu. Mereka tidak pernah diajarkan untuk saling menyayangi. Yang jelas, mereka saling menjaga karena itulah cara mereka bertahan. Masih segar di ingatan Nadia bagaimana sikap kakaknya yang begitu playboy di masa lalu. Ia bahkan tidak jarang membawa beberapa wanita sekaligus untuk ia tiduri secara bersamaan. Nadia tidak memiliki satu pun rekan perempuan di organisasi, seluruh anggota Bratva adalah laki-laki. Beberapa perempuan yang ada di markas besar hanya pelayan-pelayan yang jelas tidak mungkin bisa diajak bicara santai karena mereka juga tidak berani. Berkat kakaknya, Nadia jadi terlalu sering melihat hal-hal tak senonoh bahkan sebelum umurnya cukup dan membuatnya terbiasa. Nadia pikir, kakaknya adalah penakluk wanita sejati. Siapa sangka jika cinta sejatinya malah tertambat pada seorang lelaki. Lelaki Asia cantik, sama-sama seorang bos sepertinya pula. Nadia dan Nikolai tidak jauh berbeda. Hanya beberapa hal kecil yang tidak sama karena penyesuaian mengingat jarak umur mereka yang cukup jauh. Berbeda dengan Nikolai yang belajar dengan tutor pribadi, Nadia memilih untuk masuk ke sekolah umum. Nikolai tidak masalah dengan ide menyekolahkan adiknya ke sekolah umum, ia memasukkan Nadia ke sekolah anak-anak kaya di Rusia sebelum akhirnya mereka berpindah markas di Macau dan meneruskan sekolahnya di Macau. Sekolahnya di Macau tak jauh berbeda dengan sekolahnya di Rusia. Nikolai kembali memasukkannya ke sekolah anak-anak kaya demi menjaga dirinya dari kemungkinan menarik perhatian. Hanya saja, dengan penampilannya yang cukup berbeda mengingat rambut pirang platina dan postur tubuhnya yang begitu tinggi, kehadirannya di sekolah tidak jarang menarik perhatian. Teman-teman sekolahnya hanya tahu bahwa keluarganya adalah pebisnis. Ya, sebenarnya memang tidak salah. Hanya saja bisnis yang mereka lakukan berbeda dengan bisnis yang dilakukan orang-orang kebanyakan. Nikolai tidak pernah lengah dengan penjagaan. Nadia berkali-kali mengamuk di markas karena pengawal-pengawal kakaknya yang menyeramkan itu berjajar di sekitar sekolah seolah hendak membunuh seseorang. Nadia tidak ingin teman-temannya tahu siapa dirinya yang sebenarnya. Dunianya di sekolah sebagai remaja biasa cukup menyenangkan, dan ia berusaha keras untuk memisahkan kehidupan sekolahnya dengan realita di keluarga dan organisasinya. Lagipula, jika mereka tahu siapa Nadia yang sebenarnya, bahkan jika Nadia tidak melakukan hal mengerikan apapun, teman-temannya pasti akan menjauhinya karena takut dan tidak mau mengambil konsekuensi terlibat dengan dunia gelap keluarga Nadia. Jika teman-teman Nadia adalah titik lemahnya, bisa dikatakan, titik lemah Nikolai ada pada Nadia sendiri. Sosok Nadia dirahasiakan sebagai keturunan sah Grigorev untuk keamanannya. Ia selalu keluar memakai topeng di setiap acara yang melibatkan banyak rekan bisnis kakaknya karena waspada dengan adanya musuh yang membaur. Di pesta ulang tahunnya yang ke-17, barulah Nikolai memperkenalkan Nadia sebagai adiknya tanpa memakai topeng lagi. Dan itu adalah awal dari berbagai serangan untuk menjatuhkan organisasinya. Musuh-musuh Nikolai tersebar hampir di seluruh dunia. Beberapa mafia Rusia yang sebelumnya berurusan dengan orang tuanya masih mengincar mereka dan menganggap organisasinya melemah usai sepeninggal bos sebelumnya dan memanfaatkan itu semua dengan berusaha menculik Nadia sebagai jaminan. Agaknya orang-orang di luar organisasi sudah sama-sama tahu mengenai siapa pewaris sah yang sebenarnya. Mereka juga memanfaatkan kesempatan melihat Nadia yang masih begitu muda dan berpikir bahwa menculiknya lebih mudah daripada blak-blakan menyerang markas besar. Dampak dari hal itu, Nadia benar-benar harus mengalami penjagaan ketat dan itu benar-benar membuatnya risih karena harus berulang kali menghindar agar teman-temannya tidak tahu. “Nadia? Apa yang kau pikirkan?” Nadia tersentak. Ia berbalik dan mendapati Liu Jia Li tengah berdiri dengan bathrobe yang membungkus tubuhnya. Surai hitam panjang pria itu tergerai dan agak basah. ‘Uwah, Nikolai pasti langsung pingsan melihat penampilan Jia Li Gege yang seperti ini.’ Batinnya. “Gege, Nikolai menyediakan banyak cheongsam untukmu, tenang saja.” Nadia mengambil salah satu cheongsam berwarna biru gelap dengan motif bunga peony. “Ini bagus sekali. Cheongsam untuk perempuan sangat tidak cocok dengan tubuhku yang seperti tiang listrik, padahal motifnya bagus.” Keluh Nadia. Jia Li tersenyum. “Tinggi badan tidak mempengaruhi kecocokan menggunakan  cheongsam. Aku lebih tinggi darimu, Nadia.” Ia kemudian kembali ke kamar mandi dan segera berpakaian. Nadia menggembungkan pipinya. “Gege ‘kan laki-laki. Cheongsam untuk laki-laki berbeda dengan cheongsam untuk perempuan. Ah! Biarkan aku yang menyisir rambutmu!” Jia Li mengangguk dan segera duduk pada kursi kayu di depan meja rias. Ia bergerak tidak nyaman dan beberapa kali membenarkan posisi duduknya dengan kernyitan sakit di wajah. “Gege tidak apa-apa? Sepertinya tidak nyaman duduk di kursi kayu.” Liu Jia Li memalingkan wajahnya. “A-Aku baik-baik saja.” Nadia melebarkan mata. Ingatan mengenai masalah Dragon’s Claw dan juga perjanjian Liu Jia Li dengan kakaknya menyeruak masuk di kepala. Liu Jia Li yang memiliki harga diri tinggi menyerahkan dirinya kepada Nikolai untuk bantuan kekuatan mengembalikan organisasi ke tangannya. Terlalu sering melihat kelakukan tidak senonoh kakaknya dengan wanita-wanita panggilan di masa lalu membuatnya sangat mengerti bagaimana sikap kakaknya. Jika ia bahkan bisa bersenang-senang bersama para wanita yang tidak ia sukai, ia tidak akan menahan diri bersama pria cantik yang jelas-jelas ia cintai. “Gege, Nikolai melukaimu semalam?” Wajah Jia Li bersemu. Cepat-cepat ia menggeleng. “Aku hanya kelelahan usai pelarianku.” Nadia terkekeh. “Sepertinya orang Asia benar-benar memiliki standar yang cukup tinggi dalam umur untuk mengatakan seseorang sebagai orang dewasa. Di Rusia, selama umurku di atas enam belas, maka aku sudah cukup dewasa untuk membicarakan hal semacam itu. Atau, Jia Li Gege malu karena aku perempuan?” “Kurasa hal itu tidak perlu kubicarakan denganmu. Pertukaran ini adalah keputusanku, dan aku tidak ingin kau memprotes kepada kakakmu tentang perlakuannya sehingga akan mempengaruhi semuanya. Aku sendiri yang menyerahkan diriku pada Nikolai. Dia juga menepati janjinya seperti apa yang aku minta. Tidak ada masalah apapun.” Nadia menghela napas. “Okay. Kuharap aku bisa berbicara dengan Yao sesantai aku berbicara dengan Gege.” “Yao?” “Hm.” Nadia mengangguk. “Sejak pertama kali bertemu, dia selalu menganggapku sebagai anak kecil. Padahal umurnya bahkan lebih muda dari Nikolai. Nikolai saja tidak pernah menganggapku sebagai anak kecil.” Jia Li mengulas senyum tipis. “Sepertinya kau benar-benar menyukainya.” Nadia mengangguk penuh semangat. Senyum lebar tersungging. “Tentu saja! Aku sudah mengakuinya dari setahun yang lalu. Sayang sekali dia benar-benar tidak menganggapku serius. Kurasa dia menyukai orang lain. Mungkin tipenya wanita dewasa yang seksi?” “Aku tidak pernah melihat Yao bersama perempuan dalam beberapa tahun terakhir.” “Eh?” “Dia pernah memiliki kekasih, kurasa. Aku ingat sebelum diriku mengambil posisi sebagai pemimpin Dragon’s Claw ada seorang gadis manis yang selalu bersamanya. Kurasa umurnya juga tidak jauh berbeda darimu. Mungkin dua atau tiga tahun lebih tua.” “Heeee benarkah? Ja-jadi mereka masih bersama?” Jia Li mengangkat bahu. “Itu beberapa tahun yang lalu. Empat tahun silam saat kakak tiriku menghilang, Yao sudah tidak pernah terlihat bersamanya lagi hingga sekarang. Mungkin mereka sudah mengakhiri hubungan.” “Begitu ya.” Nadia memaksakan senyum. “Mungkin Yao tidak menyukaiku karena dia masih mencintai gadisnya di masa lalu. Siapa tahu mereka sebenarnya masih berhubungan.” Jia Li berbalik dan mengusap kepala Nadia. “Kemana semangatmu yang barusan. Kau mengejarnya selama setahun ini dengan semangat, tidak mungkin kau akan menyerah begitu saja hanya karena mendengar kisah itu bukan? Lagipula belum tentu jika gadis itu adalah kekasihnya.” Nadia tertawa. “Tentu saja aku tidak akan menyerah.” ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD