Cold War

1178 Words
Sudah hampir satu minggu Nadia dan Nikolai sama sekali tak bicara satu sama lain. Bahkan hanya bertatapan pun mereka enggan. Slava sampai stress menghadapi kedua Bosnya itu. Masing-masing tidak ada yang mau mengalah, dan terus mempertahankan gengsi mereka untuk tidak mau datang lebih dulu. Keduanya sama-sama salah, seharusnya mereka bisa saling meminta maaf dan memaafkan agar masalah internal markas segera selesai. Mengapa pula mereka harus menciptakan keributan di dalam markas padahal di luar mereka juga harus menghadapi musuh yang sama. Selama seminggu itu, Slava benar-benar harus memisahkan apapun dari keduanya, mencegah mereka tersulut satu sama lain, dan bahkan meminta Luka untuk membantunya. "Aku benar-benar stress." Gumam Slava pelan. Ia tengah membaca beberapa dokumen yang dikirim oleh beberapa anggota Bratva yang berjaga di Hong Kong untuk mengantisipasi serangan lanjutan dari pihak Liu Yantsui dan Akiyama Toshiro. Setidaknya, setelah serangan pertama dan Bratva berjaga di sana, area bar dan casino itu cukup aman hingga saat ini. Belum ada tanda-tanda serangan lanjutan dan Slava sedikit merasa lega. Ia diperintahkan oleh Nikolai untuk pergi ke Hong Kong seminggu lalu dan mengurus komando penjagaan, esoknya ketika ia pulang, kondisi markas benar-benar tegang dan ternyata Nikolai dan Nadia bertengkar hebat sampai keduanya sama-sama babak belur. Slava yang baru saja merasa lega karena urusan di Hong Kong setidaknya berjalan lancar mendadak pusing melihat keadaan markas. Di antara seluruh anggota Bratva, hanya Slava yang berani menangani Nikolai dan Nadia. Orang-orangnya langsung melesat menuju Slava begitu ia turun dari mobil dan melaporkan segala hal yang terjadi. Slava sudah tidak dalam usia muda untuk terus menghadapi keributan hebat Nikolai dan Nadia, dan mereka berdua pun sudah bukan anak-anak yang harus terus dinasihati. Well yeah, lagipula pertengkaran mereka tidak bisa dikategorikan sebagai pertengkaran anak-anak. Tidak ada anak-anak yang bertengkar sampai mengeluarkan hasrat membunuh satu sama lain. Di sinilah ia sekarang, bersama Liu Jia Li, Yao Wang, Luka, dan bahkan Liu Tao. Empat orang itu menemuinya dan menceritakan segalanya, terutama Luka yang sempat terlibat dalam cekcok Nikolai dan Nadia namun berakhir nahas karena Nikolai menendang pahanya. Dari empat orang yang ada, Luka yang paling mengenal sifat keduanya karena mereka berteman sejak kecil sewaktu di Rusia. Slava juga amat mengenal pria di hadapannya ini. "Serius, Slava, aku benar-benar tidak tahu harus menghadapi mereka bagaimana. Aku sudah bertahun-tahun tidak bertemu dengan mereka sejak keduanya pindah ke Macau. Lagipula, aku tidak pernah melihat tatapan membunuh Nadia dan Nikolai, ini pertama kalinya." Slava memijat dahinya dan menghela napas panjang. Diskusi ini benar-benar tidak berguna. Slava juga tidak bisa bertindak apa-apa. Jika keributan mereka terus dibiarkan tanpa ada penyelesaian, imbasnya akan sangat besar untuk organisasi. Bagaimana bisa dua petinggi mereka berselisih seperti itu. Jika keadaan memburuk, Bratva mungkin akan berakhir seperti Dragon's Claws. "Saya sudah menyelidiki permasalahan Nona Nadia di sekolahnya. Adik dari Akiyama Toshiro berada di sekolah yang sama dengan Nona Nadia. Saya pikir, Tuan Nikolai pasti sudah mengetahuinya tetapi keduanya masih belum mendiskusikan tentang hal itu dan Nona Nadia tampaknya tidak ingin membahas hal itu di markas." Slava membelalak. "Apa? Akiyama Toshiro memiliki Adik yang berada di sekolah yang sama dengan Nona Nadia?" Yao Wang mengangguk. "Sepenuhnya valid. Saya pikir, ini mungkin salah satu cara Akiyama Toshiro untuk menghancurkan Bratva. Nona Nadia selalu menjadi incaran musuh-musuh Bratva. Dengan menempatkan Akiyama Tenzo yang seumuran dengan Nona Nadia di sekolah yang sama, dan mengetahui bahwa Tuan Nikolai dan Bratva tidak bisa banyak ikut campur dalam lingkungan sekolah rasanya cukup berguna. Mengganggu Nona Nadia setiap hari pasti akan membuatnya kesal dan kesulitan mengendalikan emosinya. Imbasnya, keributan yang telah terjadi selama seminggu ini. Keduanya memiliki masalah." Slava semakin tampak stress dengan fakta baru tersebut. Ia tidak ingin menyalahkan Liu Jia Li yang meminta bantuan kepada Nikolai, tetapi sejak orang-orang Dragon's Claws ini datang, Bratva mengalami kekacauan hebat. Sejak awal, Bratva memang sudah tidak akur dengan Liu Yantsui. Kematiannya di Taiwan menjadi kabar yang cukup melegakan kala itu, tapi siapa sangka orang itu kembali dan mengacak-acak Bratva sampai ke level keributan internal seperti ini. "Jadi, apa yang harus kita lakukan Tuan Slava?" Slava menghela napas berat "Master Liu, tolong urus Tuan Nikolai dan kendalikan amarahnya, saya tahu dia sangat lunak terhadap anda. Saya mohon." Slava menundukkan kepalanya dan Liu Jia Li mengangguk sebagai jawaban. Slava kemudian beralih menatap Yao Wang. "Yao, awasi apapun yang terjadi di sekolah Nadia. Jangan perlihatkan dirimu jika tidak perlu." "Baik, Tuan Slava." Diskusi mereka diakhiri dengan keputusan tersebut. Luka tidak mendapat tugas khusus apapun, ia hanya harus mengawasi markas selama tidak ada pekerjaan dengan koleganya. Selama urusan bisnisnya di Macau belum selesai, Luka akan tinggal di markas Bratva sesuai tawaran Nikolai hari itu. Luka senang-senang saja. Meski kaya raya, menghemat sedikit uang sekaligus berkumpul lagi bersama kawan lama adalah ide yang bagus. ** Nadia mengernyit bingung ketika sekumpulan gadis-gadis sekolahnya tiba-tiba mendatangi dirinya dan Lin Xianming yang baru saja sampai di halaman sekolah. Wajah-wajah mereka tampak marah, dan Nadia benar-benar tidak tahu apa penyebabnya. Nadia sama sekali tidak mengenal mereka, ia bahkan tidak tahu dari kelas apa mereka berasal. "Sorry, ada masalah?" Plak! Nadia terkejut ketika salah seorang dari mereka memukul wajah Nadia dengan kekuatan penuh. Ujung bibirnya yang sebelumnya masih setengah terluka pasca keributannya dengan Nikolai di markas langsung kembali meneteskan darah berkat pukulan itu. Lin Xianming yang berada di sampingnya tidak kalah terkejut. Gadis itu tampak benar-benar bingung dengan apa yang terjadi dan hanya bisa berusaha membantu Nadia untuk menyeka darah di ujung bibirnya. Nadia menatap dingin gerombolan di hadapannya. "Apa maksudnya ini?" "Jangan pura-pura, Nadezhda. Hanya karena kau kulit putih, jangan sombong dan merendahkan ras kami!" Nadia benar-benar tidak tahu kemana arah perdebatan mereka. Menghina ras? Memangnya sejak kapan Nadia rasis? Apa yang dipikirkan gadis-gadis di hadapannya ini dan darimana mereka terpengaruh hal negatif bahwa Nadia rasis dan menghina mereka yang Asia hanya karena ia kulit putih. Astaga, rasanya Nadia ingin berteriak dan memaki mereka saja. Sebisa mungkin Nadia menahan diri untuk keselamatannya juga. "Aku tidak mengerti darimana kalian mendapatkan informasi bahwa aku menghina orang Asia. Jujur saja, jika aku benci orang Asia, aku tidak akan sekolah dan bahkan tinggal di Macau." "Ya! Seharusnya kau tidak ke Macau dan kembalilah ke Rusia, perempuan jàlang!" Hati Nadia panas mendengar hal itu. Ia langsung mencengkeram kuat pergelangan tangan gadis yang sejak tadi meneriakinya. Gadis itu mengeluh sakit dan tampak panik, tetapi Nadia yang terpancing dengan hinaan dan pukulannya seolah lupa bahwa tindakannya juga akan membahayakan dirinya sendiri. Nadia menarik pergelangan tangan gadis itu dan mendekatkan wajahnya. "Jaga mulutmu, Nona. Kau pikir aku tidak bisa bersikap kasar padamu hanya karena kita di sekolah?" Lin Xianming menahan lengan Nadia, mencegahnya untuk bertindak lebih jauh. Jika saja Nadia tidak terlalu peduli dengan reputasinya, ia akan langsung memukul gadis-gadis di hadapannya. Wajah sombong dan kelakuan tak beradab mereka benar-benar menyinggung Nadia. "Nadia, kita harus menahan diri dan mencari tahu apa penyebabnya. Okay?" Bisik Lin Xianming pelan. Nadia menghela napas panjang kemudian mengangguk. Ia mendorong gadis-gadis yang menghalangi langkahnya dan segera pergi bersama Lin Xianming. Gadis-gadis di belakangnya masih terus berkata-k********r, hinaan, dan cemooh yang sebenarnya ingin sekali Nadia balas. Lin Xianming mengusap-usap lengan Nadia, berusaha menenangkannya. Setelah Akiyama Tenzo, sekarang apalagi masalah di sekolahnya? ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD