KENA SIAL

1221 Words
kringgggg jam pelajaran sekolah telah berakhir siwa dan siswi meninggalkan sekolah. Dita segera menuju parkiran tempat ia memarkirkan motornya dan langsung pulang ke rumah. "Dit lu ga nongkrong bareng" tanya Seli yang memakai helm di kepalanya. "Engga dulu deh gua lagi capek, lagi pengen rebahan." jawab nya yang mulai melajukan motornya nya. "yaudah gua duluan ya." lanjut Dita. Seli melihat motor temannya yang menjauh. Dita selalu mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi. Saat dalam perjalanan ada seekor kucing yang tiba-tiba menyebrang jalan raya. Dita yang mengendarai motor dengan kecepatan tinggi langsung rem mendadak. "Sialan tuh kucing, nyebrang ko ga liat liat." umpatnya. Dita tak menghiraukan kejadian tadi ia pun langsung melajukan motornya kembali tapi ia merasa aneh dengan motor nya. Dita berhenti di pinggir jalan dan melihat ban motornya ternyata kempes. "ck huft tadi hampir nabrak kucing, trus ban motor gua kempes, tadi di sekolah tabrakan sama cowo sialan itu, sial banget sih hari ini gua." Dita memukul gemas stang motor nya. Dita pun mendorong motor nya sampai ke tambal ban. "motor nya kenapa neng" tanya bapak paruh baya yang menjadi tukang tambal ban. "ini bang ban saya kempes" jawab nya. bapak perih baya itu melihat ban motor Dita yang ternyata bukan kempes tapi bocor karena terlihat ada paku yang menancap di ban motor Dita. "Ini mah bocor neng bukannya kempes." ucap bapak paruh baya tersebut. "oh yaudah saya tambel dulu ya neng ban nya." lanjut nya dan bapak itu pun segera mengambil peralatan untuk menambal ban. "iya pak, tapi lama engga nambal ban nya." tanya Dita yang mengeluarkan ponselnya dari saku. "ya... lumayan lah neng sekitar 20 menit." jawab nya. "oh yaudah deh." jawab dita dengan garis yang melengkung tipis di bibir nya. tak lama kemudian ban motor telah selesai di tambal. Dita segera menuju rumah. Dita telah sampai rumah. Ia pun memasuki motor nya ke bagasi yang tepat di samping rumah. Di rumah hanya terlihat Fira dan keponakan Dafa nya serta Reni. Ia tak melihat Kakak ipar dan Ayahnya karna ia tau mereka pasti sedang di kantor. Dita tak menggubris mereka yang ada di depan tv karna Dita sangat lelah hari ini. Reni yang melihat Dita sudah pulang langsung menyapa nya "Dit kamu sudah pulang." tanya Reni dengan senyum di bibir nya. "Iya mah." Jawab Dita singkat dengan wajah lesu yang menaiki gundukan tangga. "Aku langsung ke kamar ya mah." lanjutnya. Reni hanya mengangguk pelan. Sedangkan Fira merasa aneh dengan adik nya yang terlihat lesu tapi ia tak menghiraukan itu ia langsung fokus ke Dafa yang badannya sangat gemuk sedang makan biskuit coklat kesukaannya. saat Dita sampai di kamar ia langsung menutup pintu kamarnya dan membanting tubuh ke kasur karna saking lelahnya seharian ini. Baru saja menutup mata seorang anak kecil berusia dua tahun itu membuka pintu kamar dengan susah payah dan menghampirinya serta menciumnya. "Ante... ante... kenapa ante capek ya pulang sekolah" suara anak kecil yang masih belum lancar berbicara dan tangan mungil yang meraba raba wajahnya. Dita pun tersenyum dan membuka matanya perlahan. "Iya ante capek banget Dafa, ante mau bobok" jawab Dita dengan senyuman lebar yang melihatkan gigi gingsul nya. "Dafa mau bobok sama ante boleh ga" tanya Dafa dengan manja. "hummm, boleh dong, sini bobok di samping ante" jawab Dita yang terlihat gemas dengan Dafa. Dita dan Dafa tertidur pulas di kamar Dita. Di sisi lain Gilang yang duduk di kursi putih dan panjang terbuat dari besi yang berada di di halaman rumahnya yang di penuhi bunga berwarna warni dan lampu Tumblr yang menerangi bunga bunga yang berwarna sedang membaca buku. Gilang sudah tau jika ia akan di jodohkan oleh orang tua nya maka Gilang pun akan menerimanya demi Tifa yang sedang sakit. saat Gilang sedang melamun ia di kaget kan oleh ayahnya yang baru pulang dari kantor. "ngelamun aja kamu Lang" ujar Agung yang mendudukan b****g di samping Gilang. "Eh engga ko pah, aku lagi baca buku" elak Gilang yang sebenarnya sedang memikirkan perjodohannya. "oh yaudah papah masuk dulu ya." ujar Agung "iya pah" jawab Gilang. Saat Agung sudah pergi meninggalkan Gilang yang duduk di halaman rumahnya. "huftttt." Gilang menghela nafas pelan dan melanjutkan membaca buku tidak memikirkan perjodohannya. hari sudah malam Gilang segera masuk ke kamarnya dan menutup matanya. Sedangkan Dita yang kini sedang menikmati makan malam bersama keluarga nya yaitu keluarga Gifaro. "Dit." panggil Reni yang duduk bersampingan dengan Bagas di depan Dita sambil memasukkan sendok makan ke dalam mulutnya. "hemmm." Dita hanya mendeham pelan tanpa mengalihkan makanan yang ada di piringnya. "Mamah mau tanya sama kamu" Suara Reni terdengar lembut. "hmmm." lagi lagi Dita hanya mendeham pelan. "Apa kamu udah siap sama perjodohan ini." "uhuk uhuk uhuk." kali ini Dita tersedak makanan. "eh eh minum dulu." Reni segera menyerahkan gelas berisi air. "Mangkanya makannya pelan pelan Dit." Ayah Dita membuka suara. "iya iya." jawab Dita. "ante makannya pelan pelan ya biar ga tersedak lagi." ujar Dafa dengan suara imutnya di sertakan dengan pipi yang bulat seperti bakpao. "iya sayang, ante makannya pelan pelan ko." Dita tersenyum melihat Dafa yang selalu membuat nya gemas. "jadi gimana kamu sudah siap Dit." Reni menanyakan hal yang sama. "Aku pikir pikir dulu mah." Jawab Dita dengan muka yang malas meladeni. "kenapa memangnya Dit." Ayah Dita ikut menanyakan. "Pah Mah aku tau ini demi kebaikan tante Tifa, tapi aku masih sekolah mah pah, aku juga masih muda mau bersenang sedang dulu sama teman teman aku, aku engga mau usia aku masih muda di habisin buat melayani suami aku, dan satu lagi aku juga belum kenal a anak pilihan mamah sama papah." Kini suara Dita meninggi. "iya mamah tau~" belum sempat menjelaskan Dita langsung menaruh sendok dan garpu ke piring dengan kasar dan langsung pergi ke kamar nya. "Dita Dita." panggil Reni dengan rasa bersalah karena telah memaksa Dita. "udah mah mungkin Dita butuh waktu buat memikirkan itu." jelas Fira yang menenangkan ibunya. "Mungkin Dita butuh waktu mah, karna Dita masih usia remaja yang di bilang emosi nya masih labil."lajut Fira. Saat Dita sampai kamar gitu langsung membanting pintu kamarnya dan langsung segera memejam kan matanya di atas tempat tidur. 06:30 Dita telah bangun dari tidurnya dan segera bersiap untuk pergi sekolah. kini dita telah lengkap dengan seragam sekolah nya dan langsung mengambil tasnya dan pergi ke bagasi untuk mengambil motor nya. Dita yang melewati meja makan pun melihat keluarga nya yang sedang sarapan. "Dit kamu enggak sarapan dulu." tanya Bagas yang melihat putri bungsu nya terlihat masih marah. "engga ah mau makan di sekolah aja" jawab dita dengan wajah yang tak bisa di artikan. Dita pun langsung meninggalkan mereka yang sedang sarapan. Dita mengendarai sepeda motor nya. Dita sudah sampai di sekolah dan langsung menuju kelasnya. saat ingin ke kelas nya ia berpapasan dengan Gilang. "Lah elu." wajah Dita memanas mengingat kejadian kemarin saat ia di tabrak oleh Gilang. "kenapa sama gua." jawab Gilang acuh tak acuh. "issss ngeselin banget si lu udah salah bukannya minta maaf malah nyolot." Dita makin emosi dengan Gilang. "terusss." Lagi lagi Gilang hanya mengangkat satu alisnya. "issss." Dita ingin memukul Gilang tapi di tahan oleh tangan Gilang. Hingga mereka berdua saling tatap mata tanpa mereka sadari mereka terlalu lama bertatapan. Mereka pun di kaget kan oleh bel sekolah kringgggg waktu jam pelajaran telah di mulai. Dita yang mendengar bel sekolah pun langsung menarik tangan nya dari cengkeraman Gilang. "issss, ngeselin banget si lu." Dita langsung meninggalkan Gilang sendiri di lorong.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD