"Cinta memang segila itu,Berani memberi rasa sejak hari
Perama,tanpa mau tau tentang masa lalu"
____________________________________
Seperti yang dijanjikannya pada Nadia,Alvaro tak memberikan tugas yang berat-berat pada Alina, terlebih dia tau kondisi gadis itu yang sedang hamil muda,malah dia menjadi lebih protektif pada Alina. Ruang kerja Alina ada di depan ruangannya,ingin rasanya pria itu mengubah kantornya agar ruang sekretaris berada di ruangannya. Tapi, apalah daya,dia tak mungkin melakukan itu semua karena akan sangat membuatnya malu pada Alina jika gadis itu tau kalau dirinya melakukan semua itu untuk mendekati Alina-nya saja.
Alvaro tersenyum melihat ke arah kaca yang langsung menembus tempat kerja Alina,gadis itu berada di sana bersama beberapa staf penting lainnya yang hanya di halangi dengan skat-skat pendek.
"Ralin,cantik banget sih. Mungkin Tuhan tau kalau aku lagi jomblo,jadi dia kirimkan kamu untukku,hehe." Alvaro terkekeh,pria itu kembali berkutat pada laptopnya dan sesekali tersenyum manis.
"Argh... bisa-bisa gue disangka gila kalo gini caranya,untung aja ga ada staf yang liat gue senyum-senyum sendiri kek gini..."
Alvaro menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal,selama ini selalu cewek yang deketin dia,tapi dia selalu cuek dan tak ambil pusing. Namun, untuk gadis satu ini,entah kenapa sejak pertama kali bertemu,dia merasa dirinya menjadi pria konyol yang langsung berniat menjadikan gadis itu miliknya.
Sejenak kemudian dia kembali melirik Alina yang sepertinya belum beradaptasi dengan staf-staf lain,dan gadis itu hanya fokus pada berkas yang Alvaro berikan.
"Astaga Ver!! Lo kan belum kenalin dia ke staf-staf lo,gimana sih."
Buru-buru dia keluar dari ruangan dan menekan bel peringatan agar semua staf berkumpul ke depan ruangannya,tak mungkin dia memanggil satu persatu dari mereka untuk menemuinya di sana,dan kantor ini sudah mengatasi semua itu dengan bel peringatan dan suara dari pengeras suara.
"Kepada segenap jajaran staf Sanjaya group diharapkan berkumpul di depan ruangan CEO Sanjaya group. Sekali lagi, kepada segenap jajaran staf Sanjaya group diharapkan untuk berkumpul di depan ruangan CEO Sanjaya group."
Tak butuh waktu lama untuk menunggu,karena panggilan dari CEO adalah panggilan penting,jadi seluruh stafnya langsung menuju ke sana tanpa penolakan.
Alina berdiri bersama staf-staf lainya dan tak Alvaro berpindah ke dekatnya sebelum berbicara.
"Baik semuanya,karena kalian sudah kumpul,saya minta maaf karena telah menyita waktu kalian. Saya hanya ingin memperkenalkan sekretaris baru saya, Ralin," ujarnya dengan bangga. Alina sedikit kaget karena tak menyangka ini alasan Alvaro memanggil seluruh staf,hanya untuk memperkenalkan.
"Ralin,silahkan perkenalkan diri kamu!" ujarnya lagi membuat gadis itu tersadar.
"Hallo semuanya, selamat pagi. Perkenalkan nama saya Ralin,mulai hari ini saya bergabung bersama kalian dan kebetulan saya di sini sebagai sekretaris dari CEO kita ini. Semoga kita semua bisa saling mendukung dalam bekerja. Terima kasih."
"Selamat bergabung dengan Sanjaya group Bu Ralin,kami semua senang kedatangan orang seperti Bu Ralin ini, terlebih sudah ada surat rekomendasi dari RDC group yang merupakan salah satu perusahaan besar di Jakarta. Senang bekerja dengan Anda." Pak Wahyu selalu kepala HRD di Sanjaya group mengulurkan tangan pada Alina,di ikuti staf-staf lain yang sudah tau kapasitas dan kualitas perusahaan RdC group tempat gadis itu bekerja.
"Selamat bergabung,Bu." Ucap yang lainnya.
"Terima kasih semuanya."
Alina senang karena mereka begitu welcome atas dirinya. Alvaro juga tersenyum senang,karena sepertinya akan mudah bagi Alina beradaptasi dengan mereka.
"Oke, sekarang kalian boleh kembali ke tempat kalian masing-masing dan lanjutkan pekerjaan kalian. Terima kasih atas apresiasinya."
Setelah Alvaro mengatakan itu,mereka semua kembali ke tempat masing-masing,ada yang tersenyum senang karena kedatangan Alina,karena selain cantik,gadis itu juga pastinya memiliki kualitas kerja yang bagus sehingga bisa direkomendasikan oleh perusahaan besar milik RDC group.
Namun,di manapun kaki berpijak,akan selalu ada yang tak suka,dan begitu juga yang terjadi pada Alina. Beberapa staf, terutama staf wanita malah ngedumel sendiri karena kedatangan Alina.
"Ralin, silahkan lanjut bekerja dan jangan lupa nanti siang kita ada meeting di luar bersama klien."
"Baik,Pak."
Alvaro kembali ke ruangannya dengan perasaan senang,nanti siang dia ada meeting bersama kliennya di luar kantor. Tentu saja pria itu senang karena kliennya ingin bertemu di cafe,dan dia akan pergi bersama Alina ke sana.
*****
"Hay,Ralin," sapa seorang gadis yang berparas cantik dan memiliki senyum manis,gadis itu menghampirinya Alina di kubiknya.
"Hey...."
"Eh iya,kenalin,namaku Tania. Salam kenal ya."
Gadis itu mengulurkan tangannya dan langsung di sambut oleh Alina, membalas senyum manis padanya.
"Salam kenal juga Tania. Senang berkenalan dengan kamu."
"Hehe,iya. Aku yang harusnya senang berkenalan dengan kamu,kamu pasti wanita hebat sehingga Rdc group merekomendasikan kamu dalam bekerja."
"Ah ga juga,hanya saja aku sudah lama bekerja di sana,jadi pas keluar langsung minta bantuan untuk membuat surat rekomendasi ini."
"Ooh begitu,kenapa kamu keluar? Rdc group itu kan perusahaan besar,aku ga yakin kalau kamu ga betah kerja di sana."
Alina merasa gadis di depannya ini benar-benar asyik di ajak bicara,gadis itu tersenyum padanya.
"Aku betah di sana,hanya saja aku memang harus pindah ke Bandung."
"Owh gitu, padahal aku dulu pernah loh lamar kerja ke sana,eh tau-taunya ga lolos interview hahaha. Untung saja masih bisa di terima di sini."
"Wah..kamu pernah lamar kerja di sana? Kapan."
" Kira-kira tiga bulan lalu,tapi ga pa-pa sih,aku ga mungkin bisa di sini kalau udah di terima di sana,ya kan."
"Hu'um."
Alina menahan tawanya,tiga bulan lalu banyak sekali lamaran pekerjaan yang masuk ke perusahaan RdC group,tapi mereka hanya menerima satu orang saja dan itu sudah benar-benar di seleksi dengan detail. Jika tiga bulan lalu gadis ini melamar di sana, artinya Alina yang sudah menolaknya,secara dia yang memilih siapa yang berhak masuk ke perusahaan itu, mereka tak tau saja bahwa gadis yang sekarang bekerja di tempatnya itu adalah putri dari pemilik Rdc group.
"Kenapa senyum-senyum," goda Tania yang sebenarnya keheranan melihat Alina tersenyum tipis tanpa sebab.
"Eh enggak,aku ga kenapa-napa."
"Awas loh senyum-senyum sendiri nanti di kita gila hahaha..."
"Enak aja!!"
"Lagian sih,ga ada apa-apa main senyum aja,aku tau aku lucu dan manis,udah ya jangan ngefens sama aku."
"Hahahaha," Alina tertawa tertahan karena ucapan Tania,dia benar-benar senang bertemu gadis itu, setidaknya dia tak akan merasa asing di perusahaan ini.
"Oh iya,Tania. Kalian kenapa bisa begitu kenal dengan RDC group? Sepertinya sebagian besar karyawan di sini tau tentang perusahaan itu."
"Itu karena pak Sanjaya, direktur utama perusahaan ini selalu bangga pada perusahaan yang terkenal dengan ketelitiannya dalam memilih karyawan,dan hal itulah yang juga beliau tetapkan di sini."
"Owh begitu, terima kasih ya Tania."
"Sama-sama Ralin."
Mereka mudah sekali akrab,Tania memang salah satu staf bagian manager proyek yang begitu riang,mudah akrab dengan siapapun,termasuk dengan Alina sekata. Alvaro yang melihat keakraban mereka dari balik kaca hanya tersenyum manis karena dia yakin Alinanya akan betah bekerja di sana.
"Aku yakin,suatu saat nanti aku pasti bisa dapatkan kamu,dan aku akan buktikan pada pria yang telah sia-siakan kamu bahwa dia salah besar sudah meninggalkan bidadari secantik kamu," ucap pria itu seraya membuka dompetnya yang menjelma juga menjadi bingkai untuk foto Alina,Alvaro mencium foto tersebut serta tersenyum manis memandangi wajah cantik itu.
"Apapun caranya,aku akan buat kamu perlahan jatuh cinta sama aku, Ralin. Aku ga peduli masa lalu kamu,karena kamu sudah memenuhi relung hatiku yang sudah lama kosong. Kamu seperti...argh sudahlah,aku tak ingin mengingatnya."