2 PERTEMUAN KEMBALI

632 Words
# RAGATA POV # Bariton Café, pagi hari “Ehm… sori ganggu kamu pagi-pagi gini….” kata cewek di depan gue dengan wajah sendunya. Lalu dia tersenyum. Gue tercekat! Ga bisa dipungkiri kalau Nicole memang merupakan cewek paling cakep sejagad di Kampus Buana dulu. Dan fakta kalau kita pernah jadian memang diketahui oleh semua orang dulu. Saat itu, kami berdua juga pasangan yang cukup popular. Terutama gue, karena dianggap bisa menaklukkan diva paling cantik sekampus. Yah, dulu… sebelum kita putus 2 bulan yang lalu karena… Karena Cimut mau pulang ke Indonesia dan setelah gue menjalani hubungan dengan cewek cakep di depan gue ini selama 4 tahun, gue ngerasa biasa aja gitu. Ga da ketertarikan lebih untuk kita bisa tetap lanjut dan melangkah ke jenjang berikutnya. So… that was it. We stopped and I quit, I hope she does too… But she didn’t I think…if not, why’re we here? Especially after her confession that I knocked her out which I don’t remember at it all? Gue menghela nafas panjang dengan hati seberat-beratnya. “Ok, sejak kapan elu tahu?” “Sejak gue telat menstruasi dari sebulan yang lalu, Ga…” balas Nicole dengan mata berkata-kaca. Kelihatan sekali ia sedang berusaha untuk menahan emosinya. Ok, berarti sejak kita berdua sudah putus dari 2 bulan yang lalu. “Lalu, usia kandungannya sudah berapa lama?” “Dokter bilang kurang lebih 6 mingguan kalau dilihat dari kondisi kantung rahimnya…” Gue menghela nafas berat lagi. Kali ini gue berasa kayak lagi mengerahkan nafas terakhirku. “Ok, tenang aja…gue akan bertanggungjawab koq…” Sebuah senyum lebar muncul di wajah gadis cantik itu. Senyum bahagia. “Serius? Kamu ga bohong kan?” “Iya…” kata gue lemas sambil berusaha untuk memaksakan senyum tulus di wajahku. “Terima kasih banyak ya, Ga?” balas Nicole sambil memelukku penuh haru. Gue balas memeluknya dengan sopan. Nicole lalu mengecup kedua pipiku dengan mesra sambil berpamitan pulang. Gue membalas hanya dengan melambaikan tangan sekedarnya. “Bye, Ga..” “Bye juga..” …………………………………………………………………………………………….. “Cieeee… cieee….. ada mau nikah ni yeee…..” Sosok tubuh Tony tiba-tiba muncul dari arah meja barista sambil menggoda dengan tampang jahilnya. Gue memalingkan wajah. “Berisik lo, Ton!” “Eh… tapi seriusan elu ngehamilin Nicole, Ga?” tanya Tony dengan wajah tak percaya. Kepalaku tertunduk ke bawah. “Entahlah, Ton. Gue juga ga tau…” “Gila lu, Ga! Ga inget kapan udah ngehamilin anak orang!! Otak elu di taruh di mana?” tanya Tony sewot sambil menjitak kepala gue keras-keras dengan gepokan kertas Koran yang digulung. FUCK!!! Gue balik menatap sohib gue ini dengan sewot juga sambil memegangi bekas jitakan di kepala gue yang terasa sangat berdenyut-denyut sakit. “Ishh… mana gue tahu lah…” “Lagian elu tahu sendiri kan kalo gue tuh ga pernah ngejar-ngejar tuh cewek. Yang dulu ngajak jadian juga dia ( a.k.a Nicole). Tapi yang mutusin dia ya gue….” balas gue sengit. Dua bulan yang lalu, ketika kami berdua putus, kondisiku sedang galau luar biasa. Tapi gue juga tahu kalau gue tidak punya perasaan lebih pada Nicole setelah 4 tahun kami jadian. Adik angkatku, Cimut, sudah memberitahu kalau ia akan pulang ke Indonesia dan gue juga ternyata masih memendam perasaan yang sama padanya. Sangat dalam malah. Jadi, karena gue tidak suka untuk memberikan harapan palsu pada gadis yang sedang kukencani sekarang, maka gue lebih baik melepaskannya. Karena menurutku, ia jauh lebih pantas untuk mendapatkan laki-laki lain yang mampu mencintainya lebih dari gue. Si cowok b******k bernama Ragata Saratoga ini. Tapi, di saat yang sama, musibah terjadi. Untuk menuntaskan rasa galauku, gue sengaja menenggak minuman beralkohol di apartemenku walaupun gue sadar betul kalau batas toleransiku terhadap alcohol sangat rendah. Akibatnya, baru 4 sloki, gue sudah mabuk berat dan jatuh tertidur di kamar. Entah bagaimana, keesokkan paginya, gue dan Nicole sudah tidur berdua dalam keadaan telanjang bulat. Otakku betul-betul kosong saat itu. Dan gue betul-betul tidak ingat apakah memang gue sudah melakukan hubungan badan dengan Nicole malam itu.     “Mungkin elu lupa… yah, namanya orang mabok, mana inget udah ngapain aja…” balas Tony. Gue menganggukkan kepalgue. Ya, kemungkinan seperti itu, bisa saja terjadi. Bahkan sangat mungkin terjadi. Apapun itu, gue pasti bertanggung jawab untuknya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD