BAB 2

1226 Words
"Lama, ya?" Jaehyun muncul dengan sebotol minuman rasa jeruk dingin yang ia sodorkan kepada Nada. Nada mengerucutkan bibirnya seraya membuka tutup botol itu dan meneguknya perlahan. "Pakek nanya lagi," tukasnya yang masih sebal lantaran harus selalu menunggu Jaehyun. Nada dapat merasakan, betapa banyaknya pasang mata yang memperhatikan mereka, sejak kedatangan Jaehyun, tak ada satupun yang lewat tanpa menatap mereka. Jaehyun memang begitu populer di kampus ini. Nada juga tidak mengerti, sahabatnya sejak kecil ini tiba-tiba begitu populer saat memasuki bangku kuliah, ah sebenarnya sejak SMP pun Jaehyun banyak dikenal karena menjadi murid teladan, berprestasi, serta tampan. Siapa sih yang tidak menyukai cowok tampan yang pintar? Yang kini seolah dinobatkan sebagai pangeran kampus. Pun di bangku kuliah, bahkan Jaehyun menjadi mahasiswa kesayangan para dosen lantaran cowok itu sangat ahli dalam mengambil hati sang dosen. "Gimana, lancar?" tanya Nada kepada Jaehyun yang kini sudah duduk di sampingnya. "Apanya?" "Rapatnya lah. Apa lagi selain itu?" Jaehyun terkekeh, "Lancar dong alhamdulillah. Doain, gue kepilih jadi ketua BEM!" Nada hanya menghela napas. "Kok ekspresinya gitu? Lo nggak mau dukung gue ya?" Jaehyun tidak terima melihat ekspresi Nada yang seperti tidak menyukai kegiatannya. "Bukan begitu Jae, dari dulu pas lo selalu jadi ketua OSIS, gue selalu dukung, kan? Cuman ya, lo pasti bakalan tambah sibuk deh. Nama tengah lo jadi nambah, Jaehyun Sibuk Surendra." Jaehyun mengacak puncak kepala Nada, "Tenang ... gue tetap ada untuk lo kok, Nada Navya!" serunya yang kemudian tertawa gemas. Nada memasang tatapan tajam, dia paling tidak suka jika rambutnya disentuh-sentuh. "Gue bilang apa? Jangan suka ngacak-ngacak rambut gue, kan!" "Galak banget sih, Buk! Udah ah, ayok ke bazar, keburu sore," tukas Jaehyun yang seraya berdiri, menuju parkiran untuk menemukan scoopy cokelat kesayangannya. Ah, Nada hampir lupa jika mereka ingin ke bazar buku hari ini. *** "Beli buku tuh yang kayak gue gini, Na, biar pengetahuan lo nambah, jangan baca novel mulu!" Jaehyun melirik buku-buku yang sudah Nada pilih. Semuanya adalah novel dengan berbagai macam genre. Nada gantian melirik buku yang Jaehyun pilih. "Lo juga jangan baca yang serius mulu, Jae, sekali-kali baca novel," balas Nada yang menggelengkan kepala melihat betapa beratnya topik-topik buku yang ingin dibeli Jaehyun, mulai dari politik hingga filsafat. "Nggak ah, nanti hidup gue penuh drama kayak lo!" seru Jaehyun seraya berjalan menuju kasir, kabur duluan sebelum mendapat serangan dari Nada. Nada hanya bisa menghela napas kesal lantaran yang dibicarakan Jaehyun ada benarnya, hidupnya memang penuh dengan drama, atau malah didrama-dramakan. Queen of drama lah pokoknya. "Woi, Hyunjin, ngapain lo di sini?" Jaehyun tiba-tiba menyapa seseorang. Nada mendekati mereka, astaga, itu Hyunjin, cowok tidak jelas yang bertemu dengannya di bawah pohon beringin tadi. "Nggak tau juga ngapain ya gue ke sini? Kali aja liat cewek cantik yang suka berkeliaran di kerumunan buku," ujar Hyunjin sambil melirik Nada yang berdiri dengan bingung. "Kayaknya gue udah nemu satu." "Ah, mulai nih dramanya. Pusing deh gue punya temen penuh drama semua, cocok nih kalian temenan," tukas Jaehyun sambil mengejek dua temannya itu. Nada tidak tahu, jika Jaehyun terlihat begitu akrab dengan Hyunjin. "Udah ah gue duluan ya, nggak sanggup gue terlihat kayak orang pinter berada di kerumunan buku gini." Hyunjin terkekeh lalu melirik Nada sesaat sebelum berbalik punggung menjauh dari sana. "Jangan lupa ngerjain tugas!" Jaehyun, masih sempat saja mengingatkan temannya untuk mengerjakan tugas. Hyunjin hanya mengangkat tangannya seraya melambai dan terlihat mengobrol dengan beberapa cowok yang gayanya sebelas-duabelas dengannya sebelum mereka meninggalkan tempat itu. "Kalian akrab?" tanya Nada pada Jaehyun yang menunggu antrian untuk membayar buku. "Kok lo bisa temenan sama orang begitu sih?" "Lumayan, sejak semester satu dia satu-satunya temen sekelas yang temenan sama gue bukan cuman ada maunya. Begitu kenapa? Hyunjin memang rada aneh anaknya. Tapi ya asal lo tahu, aneh-aneh begitu, penggemarnya ngalah-ngalahin gue!" Jaehyun terkekeh. "Emang temen yang lain nemenin lo pas ada maunya doang?" "Iya! Rata-rata cuman manfaatin doang, manusiawi sih," ketus Jaehyun. "Gue juga manfaatin lo dong, berarti." "Lo kan emang dari kecil udah ganggu hidup gue!" pekik Jaehyun yang langsung membuat Nada kesal. Nada menghela napas. "Kok lo nggak pernah cerita sih akrab sama Hyunjin?" "Pernah, Neng Nada! Lo nya aja yang nggak ngeh! Kan sejak semester satu sobat karib gue di kelas cuman Hyunjin, walau dia kadang suka bolos kuliah plus tidur di gudang belakang kelas selama dosen ngajar. Gila banget kan?" "Serem," ujar Nada yang membuat Jaehyun tertawa. "Apanya yang serem, Na! Emang Hyunjin setan apa? Sandra aja suka sama Hyunjin tuh!" "Kok lo tau sih?" "Gimana nggak tahu? Kalau ada Sandra, pasti dia nanyain Hyunjin mulu. Lo kok nggak sadar sih? Asyik sama dunia sendiri emang ya ...." Jaehyun menggelengkan kepala. Nada menggaruk kepalanya, lalu terkekeh. "Gue baru tahu ada orang kayak dia. Tadi ya, pas gue nunggu lo, dia lagi ngerokok di bawah pohon beringin! Dan ngomong nggak jelas gitu." Nada mengingat begitu jelas ditambah aroma rokok yang melekat itu. "Tahu nih gue. Pasti lo kesel sama asap rokoknya, kan?" Jaehyun sangat tahu jika Nada sangat membenci hal yang berhubungan dengan rokok. "Iya! Badannya bau rokok banget!" "Terus gimana tadi? Kenalan dong? Kok nggak saling sapa barusan?" tanya Jaehyun. "Nggak, nggak kenal," ketus Nada yang masih membayangkan betapa seramnya berbicara dengan orang seperti Hyunjin. Terlebih dirinya yang harus menahan aroma rokok yang menyebalkan. Padahal, dalam novel-novel yang ia baca dan ia impikan, sosok badboy selalu digambarkan keren dan membuat orang tergila-gila dengan tokoh fiksi itu. Tetapi yang Nada rasakan ketika melihat Hyunjin, hanya perasaan takut dan tidak ingin berlama-lama terjebak dengan orang seperti Hyunjin. Melihat tampangnya saja sudah membuat Nada malas. Tampang badboy yang tidak tahu tujuan hidup. Sampai detik ini, Nada masih heran kenapa bisa Hyunjin banyak penggemarnya seperti kata Sandra yang mana dia juga terlihat sangat tergila-gila dengan Hyunjin. *** Nada turun dari scoopy cokelat milik Jaehyun. Tepat di depan rumahnya. Rumah mereka bahkan bersebelahan. Satu kompleks yang sama. "Thank you, bro!" seru Nada seraya membuka pagar rumahnya. Cewek itu ingin cepat-cepat masuk ke kamar dan membuka novel-novel yang ia beli. Langkah Nada terhenti tepat saat tangannya menyentuh gagang pintu utama. "Hancur hatiku, Mas!" Seruan itu membuat Nada melepaskan tangan dari gagang pintu. Tak lama setelahnya, suara isakan wanita terdengar. Nada sangat tahu, bahwa itu adalah suara Mamanya. Tanpa ragu lagi. Nada membuka pintu dengan cepat. Lalu mencari sumber suara dengan perasaan yang berkecamuk. Mamanya, sedang menangis tersedu di depan ruang keluarga. Nada dapat melihat dengan jelas, Papanya hanya berdiri melihat Mamanya yang sudah terduduk di lantai itu. Jantung Nada mencelus. Ia sangat takut hal buruk yang ia pikirkan sekarang benar-benar terjadi. Nada mendekati mereka. "Ma, kenapa?" tanyanya yang membuat Mama dan Papanya itu terkejut melihat kehadiran Nada. Dion, Papa Nada itu mengusap wajahnya frustrasi, lalu air mukanya semakin pucat. Rina, Mama Nada itu semakin tersedu dan memukul-mukul dadanya. "Maafin Papa," ujar Dion dengan suaranya yang bergetar, lelaki itu lalu meninggalkan Nada dan Rina yang masih tersedu. "Ma, kenapa?" tanya Nada lagi yang masih belum mendapat kejelasan. Rina masih saja menangis dan tidak bisa mengatakan apapun. Hatinya amat hancur hingga tak sanggup mengeluarkan suara. Nada melihat ponsel Rina yang tergeletak di lantai. Ponsel yang terbuka sebuah foto. Foto yang membuat hatinya turut hancur. Tangan Nada bergetar hebat ketika melihat foto tersebut dengan jelas. Foto Dion, bersama wanita lain serta anak perempuan yang ia gendong. Hari ini, Nada harus menelan kenyataan pahit dengan perasaan kecewa. Hari ini, Nada merasa kehilangan cinta pertamanya. Cinta pertama seorang anak perempuan kepada ayahnya. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD