Flash back on!
Sore ini kota jakarta sedang diguyur hujan deras. Kenzo yang masih berada dilokasi syuting sudah bersiap-siap untuk pulang. Sebelum suara produsernya menghentikan langkahnya.
"Ken, mau pulang sekarang? Diluar sedang hujan. Mari kita ngopi-ngopi dulu bareng kru, aktor, aktris, sama orang lainnya." Tawar prodeser yang diketahui namanya Alex.
"Maaf pak, saya tidak Bisa. Hari ini saya harus menjemput pacar saya." Tolak Ken sopan. Dia tersenyum tipis kepada produsernya.
"Haa...., oke saya paham." Balas Alex, sambil menganggukan kepalanya. Dia mencoba mengerti tentang alasan yang Ken berikan.
"Kalau begitu saya permisi." Pamit Ken kepada Alex. Setelah mendapat anggukan dari Alex, Ken langsung menancap gas mobilnya menuju toko bunga langganan mamanya.
"Pagi mbak Saras, apa ada bunga mawar?" Tanya Ken kepada Saras. Pemilik toko bunga langganan mamanya.
"Buat siapa Mas Ken?" Saras bertanya sambil tersenyum penuh arti.
"Buat pacar saya. Emang kenapa mbak?" Tanya Ken dengan wajah bingung. Untuk apa Mbak Sarah bertanya seperti itu padanya? Biasanya mbak Sarah tidak pernah bertanya untuk siapa Ken membeli bunga.
"Gak kok mas, kalau untuk orang tua, biasanya mawar merah darah. Tapi kalau untuk pacar, biasanya warnanya marah muda." Jawab Sarah sembari menyodorkan bunga mawar kepada Kenzo.
"Ohhh, berapa mbak semuanya?" Tanya Ken kepada Mbak Saras.
"300 ribu." Jawab Mbak Saras sambil tersenyum manis.
Setelah Ken selesai membayar bunga, dia langsung pergi. Kenzo melajukan mobilnya menuju toko coklat langganan Qiana. Disitu juga menjual aneka ragam kue ulang tahun. Dari kecil hingga remaja, Qiana selalu membeli coklat ataupun kue ditempat itu.
Banyak variasi coklat disitu. Bentuk coklat dan kuenya sangat-sangatlah bagus.
"Mbak Putri, saya beli coklat yang berbentuk love 1." Ucap Ken kepada Putri. Pemilik toko coklat ini.
"Baik mas, ini harganya 700 ribu, berhubung lagi promo, jadi 600 ribu." Balas Mbak Putri sambil menjelaskan kepada Ken.
"Oh, oke. Makasih." Setelah Ken sudah mendapatkan apa yang dia inginkan, Ken langsung melajukan mobilnya menuju tempat pemotretan para model. Karena pacar Ken, Klara, adalah model terkenal.
Siapa yang tidak mengenal keluarga Lendi? keluarga yang sedang mengalami masa jaya ditahun ini. Seorang keluarga yang mememiliki 2 putri cantik, Irena dan Klara. Mereka adalah putri dari produser terkenal.
Saat Irena dulu menikah dengan Aldo Raditia, anak produser terkenal Yoga Raditia, media seketika heboh. Dan dianggap sebagai patah hati internasional.
Saat mobil yang Ken tumpangi masuk kedalam area pemotretan internasional, Ken dikejutkan dengan mobil Devan. Mobil sahabatnya sejak SMA, ternyata masih sama. Belum ganti sampai sekarang. Setelah wisuda, Devan seperti ditelan bumi. Lelaki tampan itu menghilang lama sekali. Dan sekarang....
"Sore mbak Dina, Klaranya mana ya?" Tanya Ken kepada Dina. Selaku penanggung jawab di pemotretan ini. Kenzo cukup kenal dengan orang-orang yang bekerja disini.
"Di ruang make up, sama Mbak Dara dan Mas Devan." Jawab Dina, ramah. Ken mengangguk pelan, dia juga tidak sabar bertemu sahabat lamanya.
"Loh, Devan juga ada disini?" Tanya Ken, mencoba memastikan keberadaan Devan disini.
"Iya, sudah dari tadi." Jawab Dina. Ken tersenyum tipis, Bakal ada moment haru nanti.
"Maaf nih mas Ken, saya pulang dulu. Karena saya sudah ditunggu suami didepan. Permisi." Pamit Dina yang sedikit tidak enak dengan Ken. Ken mengangguk mengerti. Sepeninggalnya Dina, Ken langsung mesuk kedalam ruang make up yang pintunya tidak ditutup.
"Sayang, aku bawain kamu coklat sama bung....." Seketika mulut Ken bungkam. Matanya melihat dengan langsung bahwa kekasihnya sedang berciuman dengan Devan, sahabatnya sendiri. Dan bodohnya lagi, Klara terlihat sangat menikmati ciuman mereka berdua.
"Dasar b******k!!" Maki Ken yang langsung membuang coklat dan bunganya kelantai. Ken melangkah lebar, menghampiri Klara dan Devan. Rahang Ken mengeras dan tangannya terkepal kuat. Menahan gejolak amarah didirinya. Ken berdiri dengan angkuh didepan Devan, tanpa bicara sepatah kata, Ken langsung menonjok wajah Devan bruntal. Sampai Devan muntah darah.
"Gue kira lo itu sahabat gue, tapi nyatanya apa? Lo malah nusuk gue dari belakang. Dasar munafik!" Bentak Ken dengan emosi tidak terkontrol. Ken menonjok pipi Devan lagi. Lalu dia menarik kerah baju Devan dan menyuruh Devan untuk berdiri.
"Lo tahu? Lo itu seperti anjing. Lo tega merebut pacar sahabat lo sendiri." Bentak Ken dengan emosi berapi-api.
"Ken, lo itu salah lihat. Gue dan klara tadi hanya......."
"Hanya apa? Hanya berciuman? Terus gue datang mengganggu kalian, gitu? Iya? Dasar b******k!!" Maki Ken yang langsung melempar tubuh Devan kelantai.
Ken terlihat seperti iblis yang mengamuk. Dia tidak segan-segan membunuh siapa saja yang mendekat kearahnya.
"Jaga mulut lo, Ken! Gue sama Devan itu...."
"Apa? Dasar cewek murahan. Mau lo itu apa? Uang? Atau apa? Lo deketin gue sama sahabat gue. Eh, bukan!! Maksud gue mantan sahabat gue. Hanya demi uangkan? Menjijikan." Bentak Ken kepada Klara. Sedangkan Klara yang mendengar ucapan Ken hanya bisa terduduk lemas sambil menangis. Apa yang diucapkan Ken itu semua sangat keterlaluan. Dia pikir Klara semurahan itu!
Kaki Ken berjalan menjauh, Hatinya memanas saat ini. Tiba-tiba Klara menarik tangan Ken, saat Ken sudah berbalik menghadap Klara, Tanpa ragu klarapun langsung menampar pipi Ken keras.
Plak.....
Suara tamparan itu terdengar sangat keras. Bahkan sudut bibir Ken sampai mengeluarkan darah segar.
"Dengerin gue! Gue itu bukan cewek murahan yang seperti lo omongin tadi. Gue bukan cewek yang dengan gampangnya mendekati semua cowok demi uang. Gue bisa minta kenyokap atau bokap gue, gue juga bisa kerja. Jadi jaga mulut lo Ken!!" Bentak Klara penuh penekapan. Klara menatap Ken dengan tatapan terluka.
"Dan gue bukan jalang yang bisa dicium dan disentuh oleh cowok sembarangan. Paham?" Lanjut Klara sambil menunjuk d**a bidang Ken. Setelah berkata seperti itu, Klara langsung berlari pergi melewati Ken begitu saja.
Semua orang yang tadinya sibuk dengan pekerjaan masing-masing sekarang tengah menonton perdebatan mereka.
"Argggggg....!!" Erang Ken frustasi.
Dara yang baru saja keluar dari kamar mandi sangat kaget saat melihat semua orang beramai-ramai berkumpul d ruang make up sahabatnya.
Dara benar-benar sangat terkejut disaat melihat Devan dan Ken berada di ruangan ini dengan penampilan acak-acakan.
"Ada apa ini?" Tanya Dara pada semua orang disini. Nihil!! Tidak ada satupun yang menjawab.
"Bubar kalian!!" Bentak Ken dengan lantang. Semua orang bubar dengan terburu-buru. Mereka takut jika singa didepannya mengamuk.
"Kenzo, Devan, ada apa ini?" Tanya Dara kepada keduanya yang hanya diam.
"Tanya kepada lelaki b******k itu." Ken menjawabnya dengan nada marah. Lalu dia pergi begitu saja.
"Dev..." Panggil Dara, meminta penjelasan kepada Devan.
"Nanti gue jelasin." Devan berlari mengejar Ken. Meninggalkan Dara sendiri dengan rasa kebingungan.
Kedua lekaki itu berada disatu ruangan tanpa ada Klara. Kemana perginya perempuan itu? Lalu kenapa penampilan kedua lelaki itu sangat kacau? bahkan disudut bibir dan pipi keduanya terdapat lebam.
Seharusnya ketika sekarang keduanya bertemu, mereka sedang saling peluk. Bertanya tentang kabar masing-masing. Bercerita tentang bagaimana pengalaman mereka beberapa tahun ini,tapi ini justru kebalikannya.
Flash back off.