Di sisi lain, Luna menyetir dengan sangat kencang. Wanita itu sengaja melewati perbukitan, jalanan yang bertikung tajam. Rasa cemburu, kecewa, rindu dengan anaknya menyatu tak karuan. Hatinya sudah penuh, terasa sudah tak berongga lagi. "Kenapa kamu bisa berubah dalam satu malam Mas? Seharusnya kamu memelukku! Menenangkanku! Apa yang di otakmu sekarang?! Arrrghhh!" Luna memukul stir mobilnya. "Farid!!! Kemana Mama harus cari kamu Nak!!! Apa harus menembus langit atau menggali bumi?! Mama yakin kau masih hidup! Mama masih bisa merasakan nafasmu. Tapi kamu di mana Farid ? Sudah kenyangkah!? Atau kau sedang kelaparan?!" Sekencang-kencangnya ia menangis. Cadarnya sudah terlepas. Tak peduli pandangannya buram, Luna terus melajukan mobil itu. Aleksei mengikuti wanita itu dari belakang den

