"Ben! Offkan jaringanku!" seru Aleksei pada kawannya yang bernama Beni. "Kenapa? Sedikit lagi kita selesai. Kalau jaringanmu terputus, kita bisa ulang lagi dari awal," timpal Beni dengan wajah masam. "Lakukan atau kuhancurkan data utama beserta kepalamu sekaligus!" teriak Aleksei menyambungkan ponselnya di komputer. "Kamu selalu gila," gerutu Beni mengotak atik atik tombol komputer. Ia sama sekali tak punya pilihan. Dengan mata menyala, Aleksei melacak keberadaan Luna. Tanda merah yang terus bergerak itu sedikit membuatnya tenang. "Pindai kode mobil ini dan Aktifkan CCTV sekarang!" perintah Aleksei bersamaan dengan tangannya bergrilya cepat. Beni dan sembilan kawannya tak punya pilihan. Kedua pasang tangan mereka bekerja bagai kilat, menerobos data rahasia dan membobol sistem k

